Menu

 

Samar-samar Tingkatan Tetap Ada






Arogansi Tetap Ada

Enggak waktu masih jaya saja, sudah pensiun arogansi itu kadang masih terlihat.

Apakah aku juga seperti itu?

Entahlah, tergantung siapa yang melihat.

Enggak munafik sih, yang namanya tingkatan di masyarakat itu tetap ada, walaupun terlihat secara samar-samar. Kecuali memang masih dinas dalam pekerjaan.  Struktur tingkatan masih berlaku. 

Karena sudah menjadi kebiasaan yang sudah biasa. Apalagi cara penghormatan terhadap yang lebih tua. Kepala harus selalu menunduk sedikit ke bawah. Enggak bisa tengadah kalau berbicara, entar dikira mau ngajak berantem.

Kebiasaan  Baik Harus Dimulai  

Kebiasaan menghormati sudah menjadi kebiasaan yang biasa di Jepang. 

Setiap anak-anak harus berbicara dengan menundukkan kepala, sedangkan di Indonesia berjabat tangan saja sudah cukup

Ojigi merupakan salah satu budaya masyarakat Jepang untuk memberikan salam sekaligus rasa hormat kepada orang lain. 
Biasanya masyarakat Jepang melakukan Ojigi dengan cara membungkukkan badan yang menandakan rasa hormat terhadap orang lain atau lawan bicara.

Walaupun, dengan perbedaan masing-masing, tetapi dengan satu tujuan untuk menghormati orang lain.

Setiap negara memang berbeda cara memberikan rasa hormat. 

Tetapi memang tidak salah juga kita bisa memperaktekkan kesopanan dari negara lain di dalam masyarakat. 

Apalagi di masa Pandemi seperti ini, cara sopan santun ala Jepang lebih banyak dipakai. 

Yang biasanya bertemu kerabat yang lebih tua mencium tangan, sekarang dengan jarak satu meter hanya menundukkan kepala kadangkala sambil menempelkan tangan di dada.

Susah juga kalau tanpa kesadaran bersama masih tetap memeluk dan mencium, karena sudah menjadi kebiasaan bertemu antar keluarga seperti itu. 

Eits,  sebetulnya itu kebiasaan budaya barat ya cipika cipiki. Selama, yang di cipika cipiki mau menerima ga masalah. Ya iyalah ... yang muda pasti takut menolak. Jadi, yang lebih tua haruslah bijaksana juga.

Pembelajaran yang didapat setiap adat istiadat, atau kebiasaan tidak bisa semuanya diikuti. Disesuaikan seja dengan diri sendiri, dan juga lihat lingkunganapakah bisa menerima kebiasaan lain. Apalagi "rasa kebarat-baratan."





Love, Audy 


Reff

Share:

Perempuan Berdaya





Akhirnya, dari perbincangan gambar produk bisa ditempel ke Blog masakan.

Takjub loh, melihat sesama perempuan yang hebat dan bisa menghidupi keluarganya.
Share:

Tuaian Baik



Perempuan yang berhasil tidak dilihat dari jagonya dia berjualan atau dari berapa banyak uang yang dapat dihasilkan.

Tetapi Perempuan yang bisa disebut berhasil kala seluruh keluarganya bisa diurus dengan baik. Anak-anak berhasil di dalam perjalanan kehidupan mereka.

Tetapkan langkah untuk masa depan, mulai dari sekarang untuk tuaian nanti.

~ Audy Jo




 

Share:

Acara Perdana dan Gangguan




Akhirnya, acara yang sudah dibuat dari Februari kemaren, berhasil dilaksanakan tanggal 3 April. 

Sedikit deg degkan karena ini baru pertamakali.

"Yang buat siapa acaranya, Ma?" tanya Hubby. 

"Mama yang buat untuk grup KaLBOO," sahut saya.

"Oh, berarti nanti ada kata sambutan dari Mama ya?" tanyanya lagi.

"Ha!" Seperti tersambar ... Maksudnya?"

"Loh! Yang buat acara kan harus pembukaan dulu memperkenalkan yang diundang."

Masih dengan gaya yang tidak menerima, saya mengajukan alasan lain.

'Kan mereka yang kasih link zoom," sahut saya.

"Yang buat acara siapa kan, Mama!"

Waduh, saya baru tersadar sore itu sebelum acara di mulai. 

Yang tadinya perasaan bisa di kontrol malah tiba-tiba jadi deg-deg kan. Rasanya mau event ini cepat berlalu. Lol.

Masuk di zoom, memberanikan diri, ala penyelenggara hahaha. Berani juga akhirnya. Walaupun rasanya sedikit "berlepotan"

Acara lumayan juga untuk yang perdana. 

Ehhh ditengah lagi serunya belajar ada gangguan yang menurut saya kurang ajar banget. Pengen yang mengganggu itu saya ... finish di kepala penuh dengan hal kejam.

Ada Eksibisionis!

Cari artinya dulu nih di Google; Eksibisionis berasal dari kata eksibisionisme, yaitu kondisi yang ditandai oleh dorongan, fantasi, dan tindakan untuk memperlihatkan alat kelamin kepada orang asing tanpa persetujuan orang tersebut. Pelaku eksibisionis memiliki keinginan yang kuat untuk diamati oleh orang lain ketika melakukan aktivitas seksual.

Ampun!

Minta host keluarkan dan standby supaya tidak masuk lagi. 
Susah juga, yang masuk pakai nama perempuan.

Patah semangatkah mau buat acara lagi? Enggaklah.

Sepertinya, rencana akan datang link zoom share di grup saja. 

Tetapi kalau mau dipikir, kalau mau buat jahat darimana juga bisa ya. Easy going aja deh!

Akhirnya, selesai juga acara perdana. Walaupun ada yang terlambat tahu info acara. 

Memang share sudah jauh hari tetap ada yang tidak sampai juga infonya. 

Ini sebagai bahan pelajaran aja, supaya next bisa lebih baik lagi


Love, Audy


Share:

Me and U 29 Tahun


Share:

Kebiasaan Jelek

 




"Ya, subscribe yaa!"

"Sudah, Bu."

"Ibu ngajar penulisan." Kata Hubby. Tiba-tiba nyeletuk.

Wah, surprise, tiba-tiba bisa bantu jawab pertanyaan tiga orang gadis di konter casing Handphone.

Entahlah, gimana caranya dari beli casing jadi pada subscribe  You Tube.

Coba gimana ya tadi? Sepertinya, pertanyaan pertama yang suka dilontarkan, "sudah punya aplikasi Telegram? Ikut yuk, ada grup perempuan belajar." 

... Seperti biasa, memperkenalkan KaLBOO.

Tadinya, ga ada niatan sampai ke obrolan ini. 

Datang ke Bandung Elektronik Center (BEC), cuma mau cek Handphone yang lama. Ada beberapa yang perlu diperbaiki biar si kecil bisa pakai. Ehh, malah harga service mahal, sama dengan harga handphone baru.

Ya, sudah enggak jadi. Bisa sih diakalin yang rusak cuma tombolnya. Jadi ditutup casing saja sudah cantik lagi.

Nah, ketemu toko ketiga, jual casing, harganya lebih murah dan cukup masuk akal. Jadi cerita bersambung ke mereka yang mau subscribe.

Untung, anak-anak enggak ikut. Biasanya mereka lihat mamanya suka pada jerit kecil. 

"Mama, ngapain sih ajak orang lain ngobrol!" Seperti itu pernyataan yang mereka lontarkan. 

Kebiasaan jualan kosmetik secara offline menjadi kebiasaan menyapa orang lain. 

Iya, sudah keluar dari zona nyaman kalau soal sapa menyapa. Sebelum itu, mau mandang orang lain aja serem.

Pernah ditolak? Pernahlah. Sakit di "sini", nyess .... Tetapi lanjut saja, 

... kan cari uang secara halal. 

Beruntung setiap ada yang nawarin barang enggak pernah ngomong kasar. Takut hukum karma hehehe. Jadi setiap nawarin barang ga pernah ketemu yang kasar nolak.

Yang pastinya semua berkat atau rejeki sudah ada porsinya masing-masing. 

Berserah saja kepada Tuhan, biar DIA yang mengatur.

Baca Juga

Semangat terus, pantang menyerah.


Love, Audy

Share:



AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement