Rabu yang ditunggu akhirnya datang juga. Daftar sudah dari awal, ternyata sewaktu di cek, alias bayar, ternyata bis yang akan dinaiki penuh. Jadilah saya didaftarkan naik mobil pribadi ketua komunitas kecil saya.
Anak-anak Harus Bisa
Sarapan Di Rumah Bata
Coba Yuuk!
Sudah Dirawat?
Yang Cantik Yaaa!
Rabu yang ditunggu akhirnya datang juga. Daftar sudah dari awal, ternyata sewaktu di cek, alias bayar, ternyata bis yang akan dinaiki penuh. Jadilah saya didaftarkan naik mobil pribadi ketua komunitas kecil saya.
"Malas bangun, Ma!" Noni cantik menggeliat dalam selimut, ketika dibangunkan oleh Mamanya, Shinta.
Nina merasa penampilannya hari ini sudah pantas. Tadinya dia hanya mau memakai baju kaos berkerah saja. Tetapi ketika dia bertemu dengan Ibundanya, malah teguran yang didapat. "Cobalah memperhatikan etika ketika diundang orang lain."
"Suara Mama besar banget!" ucapan anak-anak membuat saya tersadar. Benarkah? Bukannya mereka dari kecil sudah mendengar suara saya yang seperti ini!
Bangun tidur pertama kali yang dipencet pasti jam digital. Karena di keremangan malam pengin tahu apa saya bangun sudah pas jamnya! Kalau belum pas tentu lanjut tidur lagi. Kalau kelebihan ... yaaa kebablasan tidurnya.
"Potong rambut dulu ya!" Imah terkejut ketika ibundanya memberitahu kalau sebentar lagi dia akan pergi ke rumah temannya, kita sebut saja Rina.
Siklus manusia sejak lahir dan tua hampir sama. Ketika baru lahir dan tidak bisa apa-apa ada yang menolong baik itu ibu dan orang yang ada di sekitar, yang mengasihi.
Ada murid baru, Ma! ujar Thalia, ketika pulang sekolah. Sudah beberapa kali dia bilang, nanti kelasnya akan ada anak baru. Tetapi belum datang.
Hani termenung, sambil melihat keluar jendela. Hari ini dia berjanji bertemu dengan Dewi teman masa kecilnya.
Suara khasnya terdengar setiap saya ketemu dengan kontennya. Nada yang menjadi ciri khas kalau dia itu berasal dari daerah Jawa.
Kontennya viral, karena keberaniannya menceritakan jalan hidupnya!
Padahal kalau dilihat perempuan ini biasa saja. Perempuan TKW. Kita sebut saja Yenni.
Perjalanan hidupnya sungguh menyedihkan. Meninggalkan kedua anaknya masih kecil untuk mencari pekerjaan di luar negeri. Apalagi anak yang paling kecil masih bayi. Tentunya belum kenal wajah ibunya.
Hal ini terpaksa dilakukannya karena KDRT yang dia terima.
Sekarang di punya suami lagi, orang asli Hongkong. Kayaknya sayang banget sama beliau. Sekarang hidupnya sudah enak.
Bayi yang ditinggalkan ketika kecil sekarang sudah dewasa dan dibawanya ke Hongkong dan sudah mendapat kerja yang lumayan dengan gaji besar.
***
Banyak perempuan yang seperti Yenni di Hongkong. Ada juga yang di daratan Cina. Punya keluarga dan dua anak. Beliau juga terkenal dengan you tubenya.
Seorang perempuan TKW malah nikah dengan seorang lelaki Perancis yang menyukainya. Dia punya channelnya sendiri.
Banyak para TKW yang beruntung hidupnya, ketika jodoh datang di negara yang mereka tuju. Kehidupan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Perjuangan mereka untuk mencari kehiduoan yang lebih baik patut di ancungin jempol dan diberikan apresiasi karena keberhasilan keluar dari ekonomi yang terpuruk.
Bisakah saya seperti mereka? Rasanya saya tidak pernah berpikir seperti mereka karena kenyamanan yang sudah saya dapatkan. Saya tidak berjuang seperti mereka padahal saya ada kapasitas lebih dari mereka. Mengapa ya?
Sedikit menyesal kalau melihat apa yang saya lakukan sekarang. Dengan umur yang tidak muda lagi saya hanya mengerjakan pekerjaan online untuk mencari uang.
Tidak boleh berpikir seperti itu!
Kadang nalar saya berbicara. Jangan membanding-bandingkan perjalanan hidup seseorang. Ada plus minusnya. Barangkali banyak pahitnya di kehidupan orang lain, sedangkan kita malah banyak manis madunya. Jadi jangan menyamakan kehidupan kita.
Ya ... ya ... benar!
Memang setiap orang sudah ada takdirnya masing-masing! Kadang rejeki pun datang tidak kita tahu. Sudah waktunya, ketika seseorang mendapat berkat berarti Tuhan sudah membuka "pintu" buat dia.
Pernah berpikiran seperti saya? Ketika pintu itu belum terbuka, kadang bertanya-tanya ... apakah saya banyak dosanya? Mengapa Tuhan belum mengijinkan saya? Apa salah saya? Terus saja banyak pertanyaan yang diajukan kepada Tuhan.
Sampai pada suatu titik, ketika hati yang tadinya penuh dengan keinginan tiba-tiba merasa damai dan tidak ada keinginan kuat untuk mengingini sesuatu. Rasanya yang tadinya harus ada sejuta di tangan, sekarang tak sepeser pun, masih bisa menikmati hidup tanpa ketakutan.
Masuk ke dalam pemikiran,
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Love, Audy
Saya sampai melongo melihat gambar di depan saya. Kapan saya bisa kesana? Merasakan sensasi yang mereka rasakan.
Tiba-tiba dapat kiriman gambar. Di dalam gambar itu ada pembicaraan mengajak kerjasama jualan produk. Saya jawab saja ke pengirim gambar, "Saya belum ada minat untuk berbisnis," begitu jawab saya tanpa mengklik gambar tersebut.
Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, hari bersejarah khususnya untuk para perempuan.
Saya pikir hidup saya yang paling menyedihkan ... ternyata ada teman saya, sebut saja Diah yang lebih menderita dari saya.
Bukan hanya pas hari raya besar saja, semua orang ingin terlihat baik. Mulai dari pempilan wajah, baju sampai aksesoris harus terlihat sempurna.
Warung di atas sudah buka belum ya? Sudah barangkali. Pertanyaan di benak, yang saya jawab sendiri.
Orang berjasa dalam hidup ini siapa? Pertanyaan di antara teman-teman kantor Juwita di saat makan siang.
"Bagaimana kerjaan di kantor, Pa?" tanya Tiwi, ketika suaminya, Anton pulang dari kerja. Seperti biasanya Tiwi suka menyambut Anton di pintu gerbang rumah.
Hari keempat setelah lebaran. Semoga tukang sayur sudah ada, biar enggak usah jauh belanjanya, harapan dalam hati.