Orang berjasa dalam hidup ini siapa? Pertanyaan di antara teman-teman kantor Juwita di saat makan siang.
Anak-anak Harus Bisa
Sarapan Di Rumah Bata
Coba Yuuk!
Sudah Dirawat?
Yang Cantik Yaaa!
Orang berjasa dalam hidup ini siapa? Pertanyaan di antara teman-teman kantor Juwita di saat makan siang.
"Bagaimana kerjaan di kantor, Pa?" tanya Tiwi, ketika suaminya, Anton pulang dari kerja. Seperti biasanya Tiwi suka menyambut Anton di pintu gerbang rumah.
Hari keempat setelah lebaran. Semoga tukang sayur sudah ada, biar enggak usah jauh belanjanya, harapan dalam hati.
Memasuki hari libur untuk menyambut lebaran, merupakan sebuah perubahan dalam gaya hidup sehari-hari. Yang biasanya lebih banyak bekerja di atas meja dengan semuat peralatan elektronik. Sekarang ada jeda yang harus dilakukan.
Udara begitu segar, ketika Tiwi membuka jendela. Tetapi lama kelamaan bau segar pegunungan menjadi tidak mengenakan. Tiwi mencium bau asap rokok yang menyengat masuk ke hidungnya
"Kamu sih engga bisa dibilang, suara Dito meninggi, melihat Nita muntah-muntah engga berhenti. Sudah aku bilang, kita sudah tua enggak bisa seperti dulu. Habis mengerjakan ini itu, berhenti dulu! Jangan lanjut olah raga!
"Suaranya dikecilin, Ma!"ujar Santo, ketika mendengar Nining berbicara dengan anak bungsunya.
Angkot pink yang lewat di jalan raya sekarang sudah engga ada. Terakhir sebelum pandemi masih ada. Dengan kondisi rumah di bukit, sulit mencari transportasi. Yang ada, banyak tukang ojek mangkal tapi jauh mangkalnya, butuh waktu lima menit jalan cepat.
Keluarga ABCDE, begitu sebutan untuk keluarga Danar. Ketika ada tamu yang mencari rumah mereka di daerah Petojo, para tetangga akan menunjuk rumah Danar dan menyebut itu keluarga ABCDE. Julukan aneh yang diberikan para tetangganya.
"Cariin dong!" Suara manja itu seperti menggoda saja. Beruntung hanya di telinga Irma. Kalau terdengar di telinga seorang pria, rasanya cerita akan berlanjut ke scene berikutnya.
Mulanya biasa saja, seperti kalimat yang ada di lagu. Ternyata hal itu terjadi benar-benar dalam kehidupan nyata.
Pantaskah? pertanyaan di benak Cindy seperti mencari jawaban ketika hari ini pertama kali dia harus membangunkan bos dari tidurnya.
"Bikin deg-degkan saja!" Tangan Henny mendekap dadanya, seperti menekan kegelisahan yang tadi membludak.
Istilah Life Begins at Forty menandai ungkapan bahwa usia 40 sebagai proses pendewasaan dan kematangan manusia.
"Dia!" keterkejutan terlihat dari wajah seorang bapak yang sedang berdiri di depan meja resepsionis. Sudah dari tadi dia duduk di area menunggu untuk para tamu yang mau bertemu dengan pimpinan perusahaan di tempat ini.