Dapat judul konten, 'Teman makan Teman', yang kayaknya deg di dada. Bukannya mau mengingat masalah lama cuma jadi teringat saja.
Anak-anak Harus Bisa
Sarapan Di Rumah Bata
Coba Yuuk!
Sudah Dirawat?
Yang Cantik Yaaa!
Dapat judul konten, 'Teman makan Teman', yang kayaknya deg di dada. Bukannya mau mengingat masalah lama cuma jadi teringat saja.
Matanya tertuju hanya ke layar kaca televisi saja. Tanpa melihat tangannya bermain di atas joystick. Tangannya sudah bergerak otomatis mengikuti keinginan hati. Sangking semangatnya, terkadang mulut terdorong ke depan seperti memberikan tenaga ekstra jagoannya memenangkan pertandingan.
Sepanjang pagi, gitar itu hanya teronggok saja di atas tempat tidur, di kamar yang tidak berpenghuni. Biasanya ia menunggu yang empunya datang. Di ruangan yang sepi ini biasanya Hubby mendentingkan dawai gitar, lebih khusuk memainkan lagu pujian.
"Salah saya barangkali, tidak memperhitungkan ibu kosan datang tiba-tiba." Isak tangis terdengar dari teman saya Cinda yang sedang memberikan kesaksian di grup perempuan. Bagaimana dia bercerita tentang keadaannya beberapa hari sebelumnya.
Bukan menyalahkan para perempuan semua, hehehe, termasuk saya. Pada umumnya semua memiliki keinginan untuk diperhatikan. Pada saat ini yang mau saya ceritakan khusus untuk teman perempuan.
Audy Jo ~
Memasuki bulan Ramadhan dan akan masuk ke Idul Fitri sudah kebayang deh, hampers berbagai rupa.
"Bukan jelek, tetapi cara berbusana tidak mencerminkan kalau Adek sudah SMA," penjelasan saya kepada Ananda cantik di whatsapp.
Memasuki bulan Ramadhan, semua jendela tertutup setengah, khususnya tempat makan yang biasanya ramai. Sehingga pengunjung yang sedang makan tidak menarik perhatian orang yang lewat.
"Boleh ... boleh!" Akhirnya persetujuan itu keluar juga dari mulut Ibunda. Guci yang banyak di rumah boleh dijual.
Sebentar lagi memasuki Hari Ramadhan. Biasanya jadwal tukang sayur berubah. Dan saya harus bersiap untuk stok bahan makanan. Hari pertama sampai hari ketiga biasanya terjadi penyesuaian. Setelah itu biasa lagi.
"Lagi jenguk? Keluarga? Oh ..., sakit apa?" tanya saya bertubi-tubi kepada seorang ibu yang berada di lift pada saat saya dan keluarga turun ke lantai dasar. Sambil mendengarkan keluh kesah sang ibu, akhirnya kami pun berpamitan setelah pintu lift terbuka.
"Semua akhirnya pada datang, Ma, jawab Hubby, ketika ditanya mengenai resepsi pernikahan teman kantornya. OB di kantor hari ini menikah dan mengundang orang kantor tempat Hubby bekerja.
Setiap hari Minggu siang, suara saya kadang lebih banyak meninggi dan banyak perintah yang harus dikerjakan.
"Sudah cantik tapi masih ditinggalin suaminya," ujar saya sambil melihat televisi yang berada di depan saya dan Hubby.