Menu
Freak Out
Ketakutan menghadapi sesuatu rasanya hal yang lumrah ada di diri manusia.
Tuhan memberikan berbagai macam rasa tentu ada tujuannya
Menghadapi masa depan kadang seperti menebak apa yang akan terjadi di "depan".
Takut?
Yang harus dilakukan hanya bersyukur, dan nikmati saja hari ini.
Kalimat yang sering terngiang,
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Hari ini ikut zoom, dan mendengar sharing dari teman nulis. Jangan menunda semua mimpi, karena kita tidak tahu apa yang terjadi di depan.
Cari seorang Mentor yang pas kalau memang tujuannya mau belajar. Mentor harus sesuai dengan ilmu yang mau dipelajari.
Selagi masih sehat dan bisa melakukan sesuatu, lakukan saja. Semua tidak akan dibawa ke surga. Kira-kira begitu yang kalau saya ambil intisari dari sharing pagi ini.
Kalau ditilik dari kehidupan saya, memang semua sudah saya lakukan. Kadang keluarga kecil saya berkata, "Mama, berpikirannya sempit, karena memikirkan yang belum terjadi!" Memang sih! Tetapi memang semua "jurusan" harus menuju kesana, betul enggak?
Walaupun, "persiapan" masih belang bonteng, dari sekarang saya sudah meninggalkan nama di bidang penulisan.
Dari sekarang juga sudah mengajarkan anak-anak tentang apa yang Mamanya sedang lakukan. Semoga ucapan saya bisa dicerna mereka dan mulai "masuk" ke dalam dunia saya. Tujuannya, mereka bisa menggantikan saya.
Iish, jadi melow!
Semangat pagi,
Lobe, Audy
Kura-kura Pakai Sepatu Jet
Ceritadiri.com ~ Di tengah hutan ada kota bernama, Segala Ada, dan di dekatnya ada danau yang besar.
Memori Terus Berlanjut
Benarkan Posisi
Tidak terasa sudah melewati setengah bulan saja di bulan ini. Apakah karena banyak waktu yang dipakai di rumah saja? Jadi tanpa terasa melewati hari demi hari?
Beberapa hari ini, masih mengatur posisi duduk, tegak lurus, berbaring.
Ditemani bantalan panas yang bisa dipeluk atau disandarkan ke punggung atau perut. Panas, jadi harus dilapisi kain lagi supaya hawa yang ada tidak terlalu panas.
Bersyukur masih bisa olah raga jalan pagi sebentar, walaupun di pertengahan kembali pulang karena panggilan alam.
Beruntung, kalau Sist masih muda dan senang berolah raga. Di umur senja pasti tidak akan ada banyak masalah.
Selamat menikmati berkat kesehatan yaa, selalu bersyukur.
Love, Audy
Mustinya Sejarahwati
Mendengarkan cerita zaman dulu asyik banget. Seperti masuk ke zaman yang sepertinya tidak ada kesusahan. Semua masih simpel enggak banyak yang dipikirkan. Benar enggak?
Sekarang tinggal di Bandung bersama Ibunda yang sudah sepuh. Beliau banyak bercerita tentang berbagai hal. Misalnya masa saya kecil. Juga masa beliau kecil. Masalah cuma satu, karena pendengaran beliau berkurang, jadi harus sedikit berteriak hehehe. Semoga yang mendengar tidak menganggap saya sedang marahan dengan Ibunda.
Kalau sudah kumpul beliau bercerita tentang kota asal Beliau. Cileduk, kota kecil yang terletak di daerah Cirebon.
Sepertinya sudah beberapa tahun berlalu sejak saya pergi ke kota tersebut. Biasanya keluarga dari Ibunda mengadakan pertemuan keluarga. Sekalian pertemuan arisan keluarga, sebagai daya tarik untuk berkumpul. Yang mau dapat arisan biasanya menyediakan tempat untuk didatangi.
Yang masih tinggal di Ciledug, adik Ibunda. Saya panggil Tante Nyai.
Banyak sih, perbedaan yang ada di keluarga Ibunda. Baik dengan adik kandung ataupun keluarga besar dari klan sunda. Tetapi, kami tidak mempermasalahkan itu. Entahlah kalau di belakang "punggung".
Ibunda juga bercerita mengenai Alm. Ayahandanya yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Indramayu. Jabatan petugas polisi yang berkedudukan tinggi memungkinkan untuk di makamkan di tempat yang spesial. Sayang juga saya tidak mengenal beliau. Walaupun masa kecil pernah digendong.
Saya membiasakan diri memanggil Opa. Mustinya Kakek yaaa. Kebiasaan dari Ayahanda saya yang orang Ambon memanggil Opa dan Oma. Jadi yang lebih tua panggilannya seperti itu.
Anak-anak saya juga diajarkan seperti itu. Sayangnya, saya tidak begitu pintar berbahasa sunda. Karena dari kecil berpindah tempat mengikuti Orang tua saya yang bekerja di perusahaan Minyak BUMN. Rasanya lebih mendekat ke bahasa Melayu- Malaysia.
Senangnya kalau bertemu dengan teman baru. Karena saya orangnya termasuk yang suka kepo. Apalagi daerah yang teman baru tinggal.
Kebiasaan dari kecil suka berpindah tempat. Jadi senang kalau bisa pindah-pindah daerah.
Berbagai makanan yang berbeda. Cara berbicara yang berbeda.
Beruntung, sekarang pasangan saya asli sunda, jadi mengerti bahasa sunda. Kalau anak-anak ada PR, tinggal tanya Papanya saja, karena Mamanya menyerah hahaha.
Seru yaa kalau sudah menceritakan latar belakang keluarga. Mustinya saya dulu ambil kuliah tentang sejarah yaa. Jadi Sejarahwati hehehe.
Love, Audy
Syarat Yang Tersamar
Memasuki bulan Ramadhan, awal puasa seperti tahun sebelumnya biasanya lebih tenang.
Hari pertama beberapa kantor ada yang memberi ijin libur satu hari. Kalau pertokoan yang saya perhatikan masuk lebih siang. Pola yang dirubah hanya untuk hari pertama mulai puasa. Bagaimana di tempat Sist?
Kalau sudah masuk bulan Ramadhan sama dengan persiapan Hari Raya Lebaran. Benar enggak? Catatan pengeluaran belanja kalau enggak dirapihin atau dikontrol bisa berantakan.
Beruntung buat umat muslim yang bekerja, biasanya dapat gajian double. Sama juga yang Natalan. Biasanya memang uang Tunjangan Hari Raya (THR) diperuntukan buat belanja. Kapan lagi bisa beli baju baru atau lainnya.
Saya juga begitu, THR Natal dapatnya pas Hari Raya Lebaran. Kadang bingung juga THR nya berbeda. Ada baiknya juga sih. Biasanya gaji pembantu double, jadi THR berguna juga untuk dipakai di saat ini.
Denger cerita adik yang baru datang dari Jakarta. Orang tua murid yang dia ajar minta ijin untuk tidak sekolah karena mau liburan, ada yang mau ke Australia, Bali, Amerika. Memang beda ya kalau yang punya uang banyak!
Sebelum lebaran para orang tua murid sudah mengambil ancang-ancang berangkat sebelum hari H. Tahu sendiri kan, Sist! Hari H yang dimaksud biasanya 7 hari sebelum hari raya, semua jalur transportasi penuh.
Saya kalau pergi ke luar kota biasanya pas hari H nya. Berangkat subuh. Biasanya kosong.
Persiapan lebaran apa saja yang sudah dipersiapkan untuk mudik tahun ini? Yang pasti persiapan Boster vaksin sudah dilakukan yaaa! Harus dilaksanakan dulu deh syarat mudik!
Kebiasaan buruk pas hari raya biasanya lebih besar pasak daripada tiang. Rasanya sudah biasa. Entahlah apa ada syarat yang tidak tertulis, kalau pulang kampung tuh harus begini atau harus begitu. Maksudnya supaya terlihat terpandang atau bisa dilihat orang "nih aku sudah berhasil loh!" Apa betul begitu!
Semoga tahun ini tidak yaaa!
Baca tulisan di Kompasiana, dikatakan bahwa sewa mobil meningkat tajam. Seperti di Malaysia, sewa mobil dengan merk Alphard dan Vellfire sangat digemari. Apakah karena kemewahan atau kebutuhan?
Saya mau berkomentar? Ah, siapakah saya. Yang punya uang mereka, apa urusannya dengan saya. Yang bisa mengkritik mereka. Biarkan sajalah!
Menuliskan cerminan diri saja setiap tahun. Hanya untuk mengingatkan saja di awal, sebelum melangkah lebih jauh untuk mengambil keputusan yang salah.
Lol jadi geli sendiri. Ngapain susah-susah urusin mudik lebaran, wong diri ini enggak lebaran. Dan lagian sudah enggak dapat THR lagi alias pensiunan. Ngapain dipikirin. Ya, sudah nikmati saja beritanya di Televisi.
Love, Audy
Anak vs Pornografi
TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.
Hemmm, desahan panjang mau menulis yang rasanya tabu buat saya. Dan sampai sekarang masih menduga-duga, apakah formula yang saya terapkan sudah tepat.
***
Enggak usah terlalu jauh deh, lihat diri sendiri aja dulu. Zaman sekarang dan dulu enggak jauh beda. Bedanya hanya kecepatan bertemu saja.
Pornografi sudah ada dari dulu, zaman saya memang banyak kaset video yang tersedia dan musti dicari di toko kaset video dengan diam-diam. Walaupun ada juga "berbau sedikit" di pajangan. Zaman sekarang sekelip mata sudah terbuka.
Terus mau 24 jam sebagai "anjing penjaga". Saya menyerah! Bukan "que sera-sera, it will be, will be" yaaa. Hehehe kok malah jadi nyanyi!
Tetap ada peraturan yang dikeluarkan untuk anak-anak.
Kembali lagi penekanan kepada dosa yang akan terjadi jika melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.
"Mama tidak bisa melihat apa yang kalian lakukan, tetapi ada Allah di atas yang akan melihat!"
Ancaman?
Sedikitlah!
Mengeluarkan nasehat terlalu banyak, anak sekarang mendengarnya masuk kuping kiri, keluar kuping kanan.
Masih beruntung ananda kecil, emailnya nebeng sama saya, jadi kalau ada perubahan atau histori bisa dicek.
Tetap penjagaan ketat ala mamak dilakukan. Saya sebut "Kontrol mata-mata". Berpura pandangan ke depan, tetapi tangan bergerak secepat kilat. Kadang berpura pinjam sebentar, cek histori. Ataupun sambil ngobrol sewaktu mereka bermain gadget, mata melirik. Begitulah hebatnya, kalau perempuan sudah jadi penyidik, Lol.
Sampai saat ini semua baik-baik saja. Karena Mama sambil ngobrol sama anak-anak, lirik kiri-kanan tetap dilakukan.
Love, Audy
Usap Berhadiah, Semoga
Godaan Flyer Promo
"Kenapa ya kalau belanja di Supermarket rasanya lebih banyak uang keluar? Harganya dihitung duakali barangkali."
Membeli kenyamanan, kalau saya bilang. Semua sudah diatur rapih, tinggal mencari produk yang diinginkan.
Pemilihan ayam juga musti berhati-hati, karena tergantung timbangan.
Kalau dari jauh kadang harga promo bikin magnet banget. Bisa langsung pesan ayam yang di promokan. Ternyata ... harga promo itu, dengan timbangan misalnya kurang dari satu kilogram. Kadang 900 gram. Nah, kalau ibu rumah tangga yang kalap sudah pasti ga perhatikan.
Ini pernah terjadi juga pada saya.
Ketika masuk supermarket, kaget melihat flyer besar tulisan promo buru-buru mendatangi stand ayam.
Untungnya dibaca ulang promo itu. Ternyata harga ayam dengan timbangan tidak sampai satu kilogram.
"Pernah enggak kejebak seperti itu?"
... akhirnya, ya sudah beli juga hehehe.
Sambil pergi meninggalkan stand ayam, ada beberapa ibu-ibu yang berbisik harga ayam murah.
Saya kasihan juga.
"Coba deh perhatikan gramnya, Bu!"
Akhirnya, enggak tahan memberitahukan kesalahan yang saya alami tadi.
Merusak pasaran kalau begini hehehe. Untung, enggak kedengaran sama petugas di bagian stand ayam.
Belanja di bulan puasa begini, saya pikir tidak terlalu ramai. Ternyata, dugaan saya salah.
OMG penuh sesak di waktu mau berbuka puasa.
Saya pikir, oh mau berbuka yaa. Tetapi, salah lagi. Semua sudah pada berbuka sebelum waktunya.
Jadi? Dimana yang berpuasa.
Semoga pemandangan yang saya lihat hanya satu saat itu saja yaaa.
Entahlah, kadang jadi takjub!
"Bagaimana, masih kuat menahan lapar dan haus?"
Love, Audy
Semua Ada di Ujung Jari
Teman Yang Kepo
"Mama, ini temen tahu tentang Kakak!" seruan Ananda. Mama kaget juga, jadi kepo deh nyamperin.
"Apa, Kak? tanya saya. Kok temennya tahu? Darimana? Coba tanya?" Bertubi-tubi pertanyaan saya.
"Cari nama Timmy di Google langsung keluar, ada di Web Mama katanya."
Pas saya lihat screenshot dari temannya, memang langsung keluar di google. Ihh keren juga hahaha.
Buat teman ananda Attila Timothy Nataprawira, terima kasih yaa sudah baca ceritadiri.com. jangan lupa dikasih ulasan di komen. Biar tante tahu ulasannya bagaimana.
... Hehehehe, cie tante nich!
Remaja dan Dewasa
Seru kalau punya anak remaja eh kayaknya sudah dewasa yaa. Kan sudah punya KTP hehehe.
Jadi ngobrolin ananda yang paling besar.
Dari kecil, sama mamanya sudah dicekokin kalau mau kuliah masuk jurusan Dokter atau Arsitektur yaa.
Akhirnya, masuk juga Arsitektur Maranatha.
Jadi Dokter lumayan juga biayanya.
Lagian Papanya lulusan Arsitektur, ya gampang dong ditanya kalau ada PR.
Bener juga, tuh! Setiap ada tugas pasti tanya Papanya. Hehehe.
Banyak deh cerita perjalanan kuliah diceritakan ke Papa dan Mama. Sampai teman ga bisa buat PR pun ada.
Mama yang suka lihat ada kesempatan langsung saja kasih ide.
"Buka les saja, Pa! Buat teman Timmy." Ayoo teman Attila kalau mau less hubungi yaaa.
Cuap-cuap Akoe, Sesuai Standar?
Setelah tahu temannya bisa masuk ke Web Blog, saya jadi berpikir ulang.
Apakah yang saya tulis tidak menjelekkan anak saya ya? Perasaan sih tidak. Hanya seorang ibu bercerita tentang a kesayangannya saja.
Semua yang ditulis tidak pernah menjelekkan keluarga. Prinsip saya hanya satu. Menceritakan kejelekkan keluarga, sama saja menjelekkan diri sendiri.
Musti dicek ulang semua tulisan saya di ceritadiri.com, takut ada yang kurang berkenan.
Pic. Audy Jo Kelas KaLBOO |
Rasanya jadi semangat buat konten cerita. Tetapi dengan pilihan cerita yang tidak menjelekkan nama ananda.
Hati-hati Dengan Digital Zaman Ini
Ternyata yaaa, anak sekarang cepat banget mencari seseorang, hanya tinggal tulis nama di "om" Google.
Hemmm nyari mantan bisa juga. Halah! Ga ada kerjaan. Sudah dapat paling best dah!
Eh, kecuali apa dia korek-korek cerita lama dia. Ish! Awas ya!
Love, Audy
Ke Depan
Seperti halnya orang yang berjalan.
Wajah atau muka harus menghadap ke depan. Enggak mungkin berjalan ke depan wajah melihat kebelakang.
Begitupun saat kita merencanakan sesuatu, semuanya untuk target ke masa depan benar?
Sudah buat Target?
Yang penting buat dahulu setelah itu banyak berdoa. Percuma buat target tetapi enggak minta bantuan sama yang punya hasil akhir.
Samar-samar Tingkatan Tetap Ada
Arogansi Tetap Ada
Enggak waktu masih jaya saja, sudah pensiun arogansi itu kadang masih terlihat.
Apakah aku juga seperti itu?
Entahlah, tergantung siapa yang melihat.
Enggak munafik sih, yang namanya tingkatan di masyarakat itu tetap ada, walaupun terlihat secara samar-samar. Kecuali memang masih dinas dalam pekerjaan. Struktur tingkatan masih berlaku.
Karena sudah menjadi kebiasaan yang sudah biasa. Apalagi cara penghormatan terhadap yang lebih tua. Kepala harus selalu menunduk sedikit ke bawah. Enggak bisa tengadah kalau berbicara, entar dikira mau ngajak berantem.
Kebiasaan Baik Harus Dimulai
Kebiasaan menghormati sudah menjadi kebiasaan yang biasa di Jepang.
Setiap anak-anak harus berbicara dengan menundukkan kepala, sedangkan di Indonesia berjabat tangan saja sudah cukup.