Menu
Semua Ada di Ujung Jari
Teman Yang Kepo
"Mama, ini temen tahu tentang Kakak!" seruan Ananda. Mama kaget juga, jadi kepo deh nyamperin.
"Apa, Kak? tanya saya. Kok temennya tahu? Darimana? Coba tanya?" Bertubi-tubi pertanyaan saya.
"Cari nama Timmy di Google langsung keluar, ada di Web Mama katanya."
Pas saya lihat screenshot dari temannya, memang langsung keluar di google. Ihh keren juga hahaha.
Buat teman ananda Attila Timothy Nataprawira, terima kasih yaa sudah baca ceritadiri.com. jangan lupa dikasih ulasan di komen. Biar tante tahu ulasannya bagaimana.
... Hehehehe, cie tante nich!
Remaja dan Dewasa
Seru kalau punya anak remaja eh kayaknya sudah dewasa yaa. Kan sudah punya KTP hehehe.
Jadi ngobrolin ananda yang paling besar.
Dari kecil, sama mamanya sudah dicekokin kalau mau kuliah masuk jurusan Dokter atau Arsitektur yaa.
Akhirnya, masuk juga Arsitektur Maranatha.
Jadi Dokter lumayan juga biayanya.
Lagian Papanya lulusan Arsitektur, ya gampang dong ditanya kalau ada PR.
Bener juga, tuh! Setiap ada tugas pasti tanya Papanya. Hehehe.
Banyak deh cerita perjalanan kuliah diceritakan ke Papa dan Mama. Sampai teman ga bisa buat PR pun ada.
Mama yang suka lihat ada kesempatan langsung saja kasih ide.
"Buka les saja, Pa! Buat teman Timmy." Ayoo teman Attila kalau mau less hubungi yaaa.
Cuap-cuap Akoe, Sesuai Standar?
Setelah tahu temannya bisa masuk ke Web Blog, saya jadi berpikir ulang.
Apakah yang saya tulis tidak menjelekkan anak saya ya? Perasaan sih tidak. Hanya seorang ibu bercerita tentang a kesayangannya saja.
Semua yang ditulis tidak pernah menjelekkan keluarga. Prinsip saya hanya satu. Menceritakan kejelekkan keluarga, sama saja menjelekkan diri sendiri.
Musti dicek ulang semua tulisan saya di ceritadiri.com, takut ada yang kurang berkenan.
Pic. Audy Jo Kelas KaLBOO |
Rasanya jadi semangat buat konten cerita. Tetapi dengan pilihan cerita yang tidak menjelekkan nama ananda.
Hati-hati Dengan Digital Zaman Ini
Ternyata yaaa, anak sekarang cepat banget mencari seseorang, hanya tinggal tulis nama di "om" Google.
Hemmm nyari mantan bisa juga. Halah! Ga ada kerjaan. Sudah dapat paling best dah!
Eh, kecuali apa dia korek-korek cerita lama dia. Ish! Awas ya!
Love, Audy
Ke Depan
Seperti halnya orang yang berjalan.
Wajah atau muka harus menghadap ke depan. Enggak mungkin berjalan ke depan wajah melihat kebelakang.
Begitupun saat kita merencanakan sesuatu, semuanya untuk target ke masa depan benar?
Sudah buat Target?
Yang penting buat dahulu setelah itu banyak berdoa. Percuma buat target tetapi enggak minta bantuan sama yang punya hasil akhir.
Samar-samar Tingkatan Tetap Ada
Arogansi Tetap Ada
Enggak waktu masih jaya saja, sudah pensiun arogansi itu kadang masih terlihat.
Apakah aku juga seperti itu?
Entahlah, tergantung siapa yang melihat.
Enggak munafik sih, yang namanya tingkatan di masyarakat itu tetap ada, walaupun terlihat secara samar-samar. Kecuali memang masih dinas dalam pekerjaan. Struktur tingkatan masih berlaku.
Karena sudah menjadi kebiasaan yang sudah biasa. Apalagi cara penghormatan terhadap yang lebih tua. Kepala harus selalu menunduk sedikit ke bawah. Enggak bisa tengadah kalau berbicara, entar dikira mau ngajak berantem.
Kebiasaan Baik Harus Dimulai
Kebiasaan menghormati sudah menjadi kebiasaan yang biasa di Jepang.
Setiap anak-anak harus berbicara dengan menundukkan kepala, sedangkan di Indonesia berjabat tangan saja sudah cukup.
Tuaian Baik
Acara Perdana dan Gangguan
Akhirnya, acara yang sudah dibuat dari Februari kemaren, berhasil dilaksanakan tanggal 3 April.
Sedikit deg degkan karena ini baru pertamakali.
"Yang buat siapa acaranya, Ma?" tanya Hubby.
"Mama yang buat untuk grup KaLBOO," sahut saya.
"Oh, berarti nanti ada kata sambutan dari Mama ya?" tanyanya lagi.
"Ha!" Seperti tersambar ... Maksudnya?"
"Loh! Yang buat acara kan harus pembukaan dulu memperkenalkan yang diundang."
Masih dengan gaya yang tidak menerima, saya mengajukan alasan lain.
'Kan mereka yang kasih link zoom," sahut saya.
"Yang buat acara siapa kan, Mama!"
Waduh, saya baru tersadar sore itu sebelum acara di mulai.
Yang tadinya perasaan bisa di kontrol malah tiba-tiba jadi deg-deg kan. Rasanya mau event ini cepat berlalu. Lol.
Masuk di zoom, memberanikan diri, ala penyelenggara hahaha. Berani juga akhirnya. Walaupun rasanya sedikit "berlepotan"
Acara lumayan juga untuk yang perdana.
Ehhh ditengah lagi serunya belajar ada gangguan yang menurut saya kurang ajar banget. Pengen yang mengganggu itu saya ... finish di kepala penuh dengan hal kejam.
Ada Eksibisionis!
Kebiasaan Jelek
"Ya, subscribe yaa!"
"Sudah, Bu."
"Ibu ngajar penulisan." Kata Hubby. Tiba-tiba nyeletuk.
Wah, surprise, tiba-tiba bisa bantu jawab pertanyaan tiga orang gadis di konter casing Handphone.
Entahlah, gimana caranya dari beli casing jadi pada subscribe You Tube.
Coba gimana ya tadi? Sepertinya, pertanyaan pertama yang suka dilontarkan, "sudah punya aplikasi Telegram? Ikut yuk, ada grup perempuan belajar."
... Seperti biasa, memperkenalkan KaLBOO.
Tadinya, ga ada niatan sampai ke obrolan ini.
Datang ke Bandung Elektronik Center (BEC), cuma mau cek Handphone yang lama. Ada beberapa yang perlu diperbaiki biar si kecil bisa pakai. Ehh, malah harga service mahal, sama dengan harga handphone baru.
Ya, sudah enggak jadi. Bisa sih diakalin yang rusak cuma tombolnya. Jadi ditutup casing saja sudah cantik lagi.
Nah, ketemu toko ketiga, jual casing, harganya lebih murah dan cukup masuk akal. Jadi cerita bersambung ke mereka yang mau subscribe.
Untung, anak-anak enggak ikut. Biasanya mereka lihat mamanya suka pada jerit kecil.
"Mama, ngapain sih ajak orang lain ngobrol!" Seperti itu pernyataan yang mereka lontarkan.
Kebiasaan jualan kosmetik secara offline menjadi kebiasaan menyapa orang lain.
Iya, sudah keluar dari zona nyaman kalau soal sapa menyapa. Sebelum itu, mau mandang orang lain aja serem.
Pernah ditolak? Pernahlah. Sakit di "sini", nyess .... Tetapi lanjut saja,
... kan cari uang secara halal.
Beruntung setiap ada yang nawarin barang enggak pernah ngomong kasar. Takut hukum karma hehehe. Jadi setiap nawarin barang ga pernah ketemu yang kasar nolak.
Yang pastinya semua berkat atau rejeki sudah ada porsinya masing-masing.
Berserah saja kepada Tuhan, biar DIA yang mengatur.
Semangat terus, pantang menyerah.
Love, Audy
Activelle Extreme Anti-perspirant Deodorant
Hobby Penyemangat
Entahlah, lagi lelah karena banyak alasan, mood kurang bersahabat. Meriang hilang timbul bikin malas juga.
Menghentakkan kaki untuk membangkitkan semangat. Enggak bisa loyo ayooo semangat.
Sudah pasti yang terdekat mulai mengeluarkan geramannya melihat kebandelan yang terjadi, hehehe kartu kuning kemerahan.
"Ngerem mendadak" kayaknya ga bisa. Slowly,slowly.
Kemaren malam ada zoom dari Canva Affiliate, belajar buat konten masuk Pinterest.
Hampir kelupaan, untung alarm pengingat berbunyi. Nah, ini salah satu yang buat "kegeraman" lainnya.
Alarm pengingat, berbunyi hampir setiap jam. Kadang yang tercinta semua pada "Mama!" Hahahaha
Ber-zoom ria dengan para Affiliate Canva asyik juga.
Kemaren belajar cara membuat konten dan di upload ke Pinterest.
Sudah lama kenal Pinterest, tapi enggak dekat. Kalau ada perlu saja buka Pinterest.
Mau buat konten dan perlu photo yang pas, baru cari di sana. Buanyakk banget photo cantik di sana.
Kemaren baru sedikit dapat pengertian tentang Pinterest.
Kebanyakan MedSos juga kadang mual hahaha.
Enggak bisa semua diisi konten.
Ya Sudahlah nikmati saja!
Love, Audy
Pangeran Kertas dan Putri Pena
Di suatu negeri antah berantai, Ada Kerajaan Pena. Kerajaan yang dipimpin oleh Raja dan Ratu yang bijaksana. Mereka mempunyai putri yang cantik bernama Putri Pena.
Putri Pena yang riang sudah cukup umur untuk dipinang para pangeran dari kerajaan tetangga.
Sayang sekali sampai sekarang belum bertemu jodoh yang sesuai.
Entahlah, apakah karena karakter putri yang begitu keras, dan banyak kemauannya.
**
Alkisah, di kerajaan sebelah, tinggalah Pangeran Kertas di Kerajaan kertas. Pangeran yang tampan dan berkulit putih sudah mendengar tentang Putri Kertas yang sedang dijodohkan.
Bertanya ke Ayahanda, bolehkah dia meminang sang putri.
Pangeran Kertas bertemu pertama kali dengan Putri Pena ketika tanpa sengaja masuk ke daerah Kerajaan Pena. Saat itu musim berburu, tanpa sengaja binatang yang diburu masuk ke wilayah Kerajaan Pena. Putri Pena saat itu sedang berlatih ketrampilan memanah di wilayah tersebut.
Terpesona oleh kecantikan putri, pangeran melupakan binatang buruannya. Dia ingin menjadikan putri sebagai istrinya.
**
Akhirnya, pernikahan Putri Pena dan Pangeran Kertas pun terlaksana dan mereka hidup berbahagia.
Kerajaan Pena dan Kerajaan Kertas pun berbahagia karena bisa bersatu.
Selesai.
Menulis?
Banyak hal yang dipikirkan?
Tulisan itu tidak akan pernah muncul!
Membuat konten yang bagus, dan menyatukan cerita sedikit sulit. Kenapa bisa dibilang sedikit? Janganlah dibilang "banyak"! Akan membuat tidak bergerak untuk menorehkan tulisan. Karena sudah melebelkan akan menemui banyak kesulitan.
Belum bertemu dengan kata pertama yang sesuai.
Ambilkan pena dan kertas dan mulailah menulis.
Sepertinya, apa yang dituliskan antara seseorang dengan yang lain pasti berbeda.
Sudah jadi pun, kadang ..., "kok rasanya kurang bagus!" Ubah lagi.
Enggak ada yang sempurna semua.
Di masa sekarang pena dan kertas sudah jarang dipergunakan untuk mengarang cerita. Hanya jempol dan layar gadget tempat penulisan.
Sekarang, semua lebih dipermudah hanya kemauan saja yang perlu didorong.
Cari kata pertama saja untuk memulai, dan pasti untaian kata cantik berikutnya akan muncul tanpa terkendali.
Mulailah mencoba. Jangan hanya diam.
Ayo mulai!
Love, Audy
Ibu Tua dan Anak Muda
Menghitung kembali uang recehan yang dikumpulkan. Rasanya berat. Haruskah?
Anak muda, tetangga sebelah hari ini datang lagi.
Seperti biasa dengan berapi-api menceritakan bisnis yang dijalaninya.
Betapa sukses yang didapatnya. Sekarang mengajak ibu tua itu untuk ikut bergabung dalam bisnis.
Berbagai cara penolakan sudah dilakukan, tapi anak muda itu terus menerus datang mengganggu.
Semua karena penampilan luar yang sering orang lihat.
Penampilan rumah yang sebetulnya tidak terlalu mewah, tetapi hanya karena ibu tua itu bisa merawat dengan baik sehingga kelihatan seperti banyak uang.
Semua hasil biaya, dari kerja Alm. suaminya sebagai tukang sapu di Ibukota.
Sekarang dia hanya menerima uang pensiunan dari kantor Almarhum.
Sambil membawa recehan yang sudah dikumpulkan lama, dia menemui anak muda di ruang tamu.
"Ini, uang sudah dikumpulkan selama ini, Nak. Silahkan, kalau mau dipakai. Ibu rela. Tidak usah dikembalikan."
Anak muda itu tertegun ketika melihat tangan keriput menyodorkan berapa botol plastik kemasan berisi uang receh. Wajahnya terasa panas. Seperti ada hawa menjalar dari leher ke wajah.
Tidak pernah berpikir, kalau ibu tua yang didatanginya mau memberikan uang simpanannya.
Anak muda itu, kemudian pergi membawa uang tanpa ada rasa iba sedikit pun. Meninggalkan ibu tua yang hanya bisa menghela nafas panjang.
***
Dalam berbisnis kadang kita bertemu batu sandungan.
Teman yang kita ajak kerjasama, eh malah menipu kita.
Ternyata, sudah keluar uang puluhan juta hasil yang didapat tidak ada.
Uang raib entah kemana. Yang punya bisnis dipenjara. Pengennya sih, jangan dipenjara tapi kembalikan uangnya dulu!
Kalau sudah begini bagaimana?
Banyak rasa dada. Alhasil, hanya pasrah dan berserah melanjutkan kehidupan.
"Bagaimana dengan Anda semua. Pernahkah mengalami hal seperti ini?"
Kalau sudah masuk dalam masalah, satu-satunya jalan, hanya mengejar yang di atas. Karena Hanya Dia yang bisa menyelesaikan persoalan.
"Benar?"
Semoga hari ini bisnis kita lancar dan keluarga sehat adalah yang terpenting dari semua masalah yang ada.
Love, Audy
❤️
Goreng ganti Kukus, Mau?
"Minyak goreng masih langka?"
Heboh minyak goreng langka kayaknya masih jadi bahan pembicaraan dimana-mana. Masih jadi cerita bersambung kalau di rumah.
Untuk sekarang ini, bersyukur sudah bisa beli di koperasi atau di Indomaret dekat rumah. Kalau butuh beli kalau enggak, yaaa enggak usah. Mengutip kalimat, "Kok, gitu aja repot" dari Alm Gus Dur, kayaknya tepat nih kalau bahas seperti ini.
Sekilas dengar di ..., ada tokoh nasional bicara, "ibu ... ibu memang ga ada cara lain selain menggoreng? Kan bisa dikukus, direbus kalau masak!"
Karena beliau tokoh nasional, tentu ada netizen yang pro dan kontra.
Enggak nyangka juga sih ada jawaban beragam yang dilontarkan di MEDSOS. Misalnya, jawaban yang diberikan, "Kalau goreng kerupuk diganti rebus kerupuk memang bisa! Atau goreng tempe pakai rebus tempe! Kasihan dong, para penjual gorengan. Semua dagangan direbus atau dikukus semua!"
Jadi geli sendiri dalam hati, mendengar jawaban dari netizen. Ada benarnya juga. Dua-duanya benar. Memang susah kalau sudah bicara selera. Apalagi gorengan yang dimaksud, juga sebagai mata pencaharian sehari-hari.
Menebak kelangkaan minyak goreng sepertinya berhubungan dengan masa masuk di bulan puasa dan sebentar lagi lebaran. Biasanya harga melonjak tinggi.
Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata minyak goreng kemasan bermerk I di pasar tradisional seluruh Indonesia adalah Rp 20.450/kg pada 15 maret 2020 konversi ke liter minyak goreng Rp. 17.996/liter. Sekarang, setelah Harga Eceran Tertinggi (HET) diberhentikan, "para" minyak goreng naik tajam. Kemasan 1 liter rp. 23.900 dan kemasan 2 liter menjadi 47.800. Walaupun tidak sama harga diberbagai tempat.
Kalau mau memikirkan harga melonjak sepertinya dari dulu saya tidak akan membeli minyak goreng buat masak. Jadi sedikit tidak ambil pusing dengan harga yang ada. Memang tetap cari harga yang termurah, seperti diskon atau promo di setiap swalayan.
Kadang ketemu merek yang entahlah, kok tiba-tiba baru ada. Kayaknya kesempatan dalam kesempitan buka "lahan" jualan minyak goreng. Suka takut juga dengan merk yang kurang dikenal.
Pagi tadi, lagi masak tiba-tiba Ibunda nyamperin di dapur, "Dy, tahu enggak merk "ini" ternyata jelek loh! Yang bagus yang "itu", terbuat dari 'kelapa'. Jadi kalau pilih jangan yang dari 'kelapa sawit'."
"Iya betul, tapi yang dari 'kelapa' harganya dari dulu aduhai. Mau beli dulu suka pikir dua kali. Jadi ngakalinnya, minyak mahal untuk menumis saja. Kalau gorengan banyak pakai minyak sawit yang murah tapi bagus. Sampai segitunya menyiasati cara pakai minyak goreng di dalam rumah tangga.
Kalau untuk menu sih, sesuai anjuran dokter sudah harus masak rebusan atau kukusan.
Pertama sih tidak terlalu dirisaukan. Setelah beberapa bulan dengan menu tanpa minyak goreng, akhirnya nyerah juga. Setiap makan pasti mulai datang rasa mualnya. Jadi, sedikit nakal tidak mematuhi larangan nasehat dokter.
Setiap hari menu yang dibuat harus ada menu lauknya. Seperti Ananda di rumah, setiap hari harus ada menu gorengan yang tersedia. Kalau tidak ada bikin enggak semangat mau makan.
Nasehat sih sudah disampaikan. "Kalau makan gorengan bisa nyeri tenggorokannya. Jadi detoks saja ya."
Tetap jawaban, "ga enak, Ma!"
Ya sudahlah, pakai dengan bijaksana.
Minimal tiga kali pemakaian minyak bekas, setelah itu dibuang.
Bagaimana di rumah ibu-ibu? Apa ada kiat khusus?
Love, Audy Jo
Reff:
Kompasiana
Baca Juga Kompasiana
Harus Sempurna
Pernah enggak merasakan hal seperti ini?
Secepat kilat di eksekusi. Dsn kebetulan saya tidak suka menunggu. Saya termasuk orang yang perfeksionis. Semua harus pas, sesuai dengan tempatnya.
Mulai belajar membagi tugas. Walaupun masih ada sedikit keraguan di dada. Lanjutkan sajalah.
Belajar menjadi CEO, apalagi harus setiap pagi dan malam menyiapkan konten dan juga saat mau istirahat malam. Perlu energi yang besar. Kalau sudah lelah ditinggal tidur saja, atau nonton film kesukaan.
Love, Audy