Menu

 

Ibu Tua dan Anak Muda

 



Menghitung kembali uang recehan yang dikumpulkan. Rasanya berat. Haruskah? 

Anak muda, tetangga sebelah hari ini datang lagi. 

Seperti biasa dengan berapi-api menceritakan bisnis yang dijalaninya. 

Betapa sukses yang didapatnya. Sekarang mengajak ibu tua itu untuk ikut bergabung dalam bisnis.

Berbagai cara penolakan sudah dilakukan, tapi anak muda itu terus menerus datang mengganggu. 

Semua karena penampilan luar yang sering orang lihat.  

Penampilan rumah yang sebetulnya tidak terlalu mewah, tetapi hanya karena ibu tua itu bisa merawat dengan baik sehingga kelihatan seperti banyak uang. 

Semua hasil biaya, dari kerja Alm. suaminya sebagai  tukang sapu di Ibukota. 

Sekarang dia hanya  menerima uang pensiunan dari kantor Almarhum.

Sambil membawa recehan yang sudah dikumpulkan lama, dia menemui anak muda di ruang tamu.

"Ini, uang sudah dikumpulkan selama ini, Nak. Silahkan, kalau mau dipakai. Ibu rela. Tidak usah dikembalikan."

Anak muda itu tertegun ketika melihat tangan keriput menyodorkan berapa botol plastik kemasan berisi uang receh. Wajahnya terasa panas. Seperti ada hawa menjalar dari leher ke wajah. 

Tidak pernah berpikir, kalau ibu tua yang didatanginya mau memberikan uang simpanannya. 

Anak muda itu, kemudian pergi membawa uang tanpa ada rasa iba sedikit pun. Meninggalkan ibu tua yang hanya bisa menghela nafas panjang.

***


Dalam berbisnis kadang kita bertemu batu sandungan.

Teman yang kita ajak kerjasama, eh malah menipu kita.

Ternyata, sudah keluar uang puluhan juta hasil yang didapat tidak ada. 

Uang raib entah kemana. Yang punya bisnis dipenjara. Pengennya sih, jangan dipenjara tapi kembalikan uangnya dulu!

Kalau sudah begini bagaimana?

Banyak rasa dada. Alhasil, hanya pasrah dan berserah melanjutkan kehidupan.

"Bagaimana dengan Anda semua. Pernahkah mengalami hal seperti ini?"

Kalau sudah masuk dalam masalah, satu-satunya jalan, hanya mengejar yang di atas. Karena Hanya Dia yang bisa menyelesaikan persoalan. 

"Benar?"

Semoga hari ini bisnis kita lancar dan keluarga sehat adalah yang terpenting dari semua masalah yang ada.


Love,  Audy

❤️



Share:

Mawar dan Penjahat Putih.



Ceritadiri.com ~ Keributan terjadi di perkampungan Mawar. "Mawar kuning sudah melahirkan!" 

Share:

Drakor Kesukaan Businnes Proposal

 


Ceritadiri.com ~ Sudah hari Kamis perasaan baru kemaren ketemu Sabtu.
Share:

Berapa Lama, Ya?

 



Ceritadiri.com ~ Bangun dengan rasa darah tidak sampai di kepala.

Share:

Goreng ganti Kukus, Mau?





"Minyak goreng masih langka?"

Heboh minyak goreng langka kayaknya masih jadi bahan pembicaraan dimana-mana. Masih jadi cerita bersambung kalau di rumah.

Untuk sekarang ini, bersyukur sudah bisa beli di koperasi atau di Indomaret dekat rumah. Kalau butuh beli kalau enggak, yaaa enggak usah. Mengutip kalimat, "Kok, gitu aja repot" dari Alm Gus Dur, kayaknya tepat nih kalau bahas seperti ini.

Sekilas dengar di ..., ada tokoh nasional bicara, "ibu ... ibu memang ga ada cara lain selain menggoreng? Kan bisa dikukus, direbus kalau masak!"

Karena beliau tokoh nasional, tentu ada netizen yang pro dan kontra.

Enggak nyangka juga sih ada jawaban beragam yang dilontarkan di MEDSOS. Misalnya, jawaban yang diberikan, "Kalau goreng kerupuk diganti rebus kerupuk memang bisa! Atau goreng tempe pakai rebus tempe! Kasihan dong, para penjual gorengan. Semua dagangan direbus atau dikukus semua!"

Jadi geli sendiri dalam hati, mendengar jawaban dari netizen. Ada benarnya juga. Dua-duanya benar. Memang susah kalau sudah bicara selera. Apalagi gorengan yang dimaksud, juga sebagai mata pencaharian sehari-hari.

Menebak kelangkaan minyak goreng sepertinya berhubungan dengan masa masuk di bulan puasa dan sebentar lagi lebaran. Biasanya harga melonjak tinggi.

Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata minyak goreng kemasan bermerk I di pasar tradisional seluruh Indonesia adalah Rp 20.450/kg pada 15 maret 2020 konversi ke liter minyak goreng Rp. 17.996/liter. Sekarang, setelah Harga Eceran Tertinggi (HET) diberhentikan, "para" minyak goreng naik tajam. Kemasan 1 liter rp. 23.900 dan kemasan 2 liter menjadi 47.800. Walaupun tidak sama harga diberbagai tempat.

Kalau mau memikirkan harga melonjak sepertinya dari dulu saya tidak akan membeli minyak goreng buat masak. Jadi sedikit tidak ambil pusing dengan harga yang ada. Memang tetap cari harga yang termurah, seperti diskon atau promo di setiap swalayan.

Kadang ketemu merek yang entahlah, kok tiba-tiba baru ada. Kayaknya kesempatan dalam kesempitan buka "lahan" jualan minyak goreng. Suka takut juga dengan merk yang kurang dikenal.

Pagi tadi, lagi masak tiba-tiba Ibunda nyamperin di dapur, "Dy, tahu enggak merk "ini" ternyata jelek loh! Yang bagus yang "itu", terbuat dari 'kelapa'. Jadi kalau pilih jangan yang dari 'kelapa sawit'."

"Iya betul, tapi yang dari 'kelapa' harganya dari dulu aduhai. Mau beli dulu suka pikir dua kali. Jadi ngakalinnya, minyak mahal untuk menumis saja. Kalau gorengan banyak pakai minyak sawit yang murah tapi bagus. Sampai segitunya menyiasati cara pakai minyak goreng di dalam rumah tangga.

Kalau untuk menu sih, sesuai anjuran dokter sudah harus masak rebusan atau kukusan. 

Pertama sih tidak terlalu dirisaukan. Setelah beberapa bulan dengan menu tanpa minyak goreng, akhirnya nyerah juga. Setiap makan pasti mulai datang rasa mualnya. Jadi, sedikit nakal tidak mematuhi larangan nasehat dokter.

Setiap hari menu yang dibuat harus ada menu lauknya. Seperti Ananda di rumah, setiap hari harus ada menu gorengan yang tersedia. Kalau tidak ada bikin enggak semangat mau makan.

Nasehat sih sudah disampaikan. "Kalau makan gorengan bisa nyeri tenggorokannya. Jadi detoks saja ya."

Tetap jawaban, "ga enak, Ma!"

Ya sudahlah, pakai dengan bijaksana.

Minimal tiga kali pemakaian minyak bekas, setelah itu dibuang.

Bagaimana di rumah ibu-ibu? Apa ada kiat khusus?



Love, Audy Jo

Reff:
Kompasiana
Google




Baca Juga Kompasiana


















Share:

Menyerah?





Ceritadiri.com ~ Entahlah, apa udara lagi tidak bersahabat, atau memang kondisi badan lagi lelah.

Share:

Harus Sempurna







Tersadar ... keluar kamar mandi, biasanya ide-ide brilian muncul.
Pernah enggak merasakan hal seperti ini?

Secepat kilat di eksekusi. Dsn kebetulan saya tidak suka menunggu. Saya termasuk orang yang perfeksionis. Semua harus pas, sesuai dengan tempatnya. 

Kadangkala capai juga. Karena di dalam perjalanan bisnis mencari partner susah. Harus yang sama iramanya. Kalau tidak sama, semua kerjaan yang sepele pun tidak mau diserahkan. Kalau sudah seperti ini, lelah juga.  "Harus berani mengambil keputusan!"

Mulai belajar membagi tugas. Walaupun masih ada sedikit keraguan di dada. Lanjutkan sajalah.

Belajar menjadi CEO, apalagi harus setiap pagi dan malam menyiapkan konten dan juga saat mau istirahat malam. Perlu energi yang besar. Kalau sudah lelah ditinggal tidur saja, atau nonton film kesukaan.

Semangat ahh!


Love, Audy
Share:

KamseUpay

 




Jiaaa ... mendadak diminta photo ama Martha Sinaga. Ibu wartawan yang menulis cerita tentang saya dan KaLBOO, kenal Ebook dan Blog. 

Share:

Siklus Kehidupan




Semua perjalanan hidup selalu berubah.

Mulai dari dalam kandungan, bayi, anak, remaja, dewasa, tua. 

Kalau lihat tanaman juga sama ya. Kadang berpikir, bagaimana pikiran tanaman ini tentang kehidupan. Apakah ada rasa perih? 

Kalau sering nonton film animasi anak-anak, digambarkan mereka juga bisa sedih. Hehehe, kebanyakan nonton jadi semua bisa dijadikan nyata. 

Kalau di kehidupan manusia nyata, Tuhan sudah menciptakan manusia dengan berbagai macam indera perasa, benar enggak? 

Dibuat pasti ada maksudnya. Misalnya hidung buat mencium bau, telinga untuk mendengar suara. 

Nah, kenapa di mata ada airnya? 

Kita membahas soal air mata yuk! 

Kenapa Tuhan beri manusia air mata? 

Tentu buat membasahi bola mata yang memang harus selalu basah. Supaya tidak seret kalau lihat yang cakep dan cantik.

Sesekali boleh, menitikan air mata. 

Memang tujuan ada air mata salah satunya supaya mendapat kelegaan. 

Tidak dilarang kok untuk laki-laki menangis. Karena ada petuah di masyarakat, laki-laki dikatakan banci kalau menangis. 

Boleh dong menangis. Tapi jangan keterusan. 

"Sudahkah menangis minggu ini?"


Peluk erat buat yang sedang sakit. Cepat sembuh dan sehat.


Love, Audy

Share:

Kutu Loncat







Wah, bolong berapa hari nih. Enggak ngisi blog. Berhenti nulis? enggak dong! Menulis di mana-mana, bisa di grup Telegram atau Whatsapp. Di facebook, facebook fanpage.
Share:

Jadwal Muncul Konten di Medsos





Belajar mengenal medsos kayaknya ga ada habisnya. Setiap saat berubah terus. Jadi harus sering-sering perhatikan medsos yang diikuti.
Share:

Memoar Two





Sambungan Memoar One


Di Pulau kecil dengan banyak hutan, kadangkala, ketakutan datang kala malam menjelang. 

Share:

Memoar One





Audy Jo ~

Memaksakan diri menulis, setiap pagi.
Share:

Flyer itu Terbang Ke Arab





Enggak nyangka loh!

Tiba-tiba dapat pesan dari aplikasi Messenger. Nama yang belum dikenal.

Share:

Belajar Membuat Challange

 




Share:

Kuburan Juga Online

 





Haaa!

Begitu kira-kira jawaban melongo apa kaget, ketika disuruh transfer uang ke penjaga kuburan. Terkaget dan merinding tepatnya. Hehehe.

Read More 

Sepertinya dulu pernah juga suruh transfer. Lupa. Pantesan ketemu nama yang mirip nama teman tapi penulisannya kalau dibaca bahasa sunda.

Pertama sih menduga siapa gerangan. Ya sudahlah barangkali teman suami. Tapi hemmm kan yang pake Mbanking diri ini hehehe LOL.

Akhirnya, sekarang disuruh transfer baru ngeh. Ahhh rupanya si penjaga kuburan.

Canggih juga urusan bebersih kuburan pakai online juga. Keren. 

Sejak masuk pandemi semua pakai online. Kecuali bunda di rumah kayaknya ga bergeming, disuruh pakai mobile banking enggak mau. Takut nanti kebanyakan transfer katanya. O, ok deh hehehe.

Apalagi beli pulsa malah nitip teman gereja dan bayar pakai cash. 

Ah, cerita selingan di akhir pekan bikin geli sekaligus merinding.


Love, Audy

Share:

Happening Ikutan?





Banyak sih Medsos yang "happening", setelah instagram sekarang facebook ada reelnya. 

Kayanya belum ketemu reel di FB, apa musti update? Sepertinya sih sudah.

Barangkali FB tahu diri ini enggak suka Live hehehe.  Apalagi sudah tidak muda lagi, kok joget-joget begitu kata hubby. Enggak boleh! 

Apalagi diperjalanan kehidupan, sudah berbelok ke arah "surga". Hahaha kalimat yang begini suka diprotes sama anak-anak. Tetapi semua harus dipersiapkan. Biar tidak kaget. Semua memang harus kembali. Ada kelahiran ada juga kematian. Ihhh serem kalimatnya.

Zaman sekarang semua online. Enggak pernah ketemu sama teman bisnis. Murid-murid di kelas online secara langsung alias bertatap muka. Merasa, sudah enggak pas. Ah tahulah ... kalau yang lain  masih energik ga masalah.

Seminggu ini rasa liburan terlama. Lihat info kemacetan di jalan tol uaah luar biasa. Kepikiran kok berani ya jalan-jalan.

Ini baru liburan biasa. Bagaimana kalau nanti lebaran? Enggak kebayang. Apa curvanya akan naik tajam, datang gelombang ketiga eh apa keempat apa kelima?

Masih pada liburan? Jangan lupa tetap menulis.



Love, Audy

Share:

Gyle Mama

 





"Ma, ade dapat tugas!"

Gyle (baca gail) sedikit berteriak. Maklum mamanya lagi asyik gambar di Canva.

"Iya iya. Mau buat apa, Ade?" Jawaban standar dan jawaban tanpa perhatian.

"Tugas eskul Basic Fashion Design, Ma. Tugas mengenai baju kasual."

Keren, walaupun tadinya enggak ngerti kenapa Gyle pilih eskul fashion.

"Ayo sini, Ma!" Mama hari ini super duper dibutuhkan. Hem tahu mamanya pintar padu padan busana hehehe.

"Ayuk ... ayuk," jawaban panjang untuk menenangkan Gyle.

Baju yang bertebaran di antara lemari satu dengan yang lain, jadi lebih sedikit sulit untuk mencarinya. Iya, sejak pindah dari BSD lemari utama tidak bisa dipasang, karena tidak ada tempat lagi untuk menaruh baju.

Akhirnya, dapat juga yang "pas" menurut mama. Penuh perlawanan juga. Mau yang ini, mau yang itu. Eh, yang ini. Enggak cocok itu. Warnanya kurang masuk. Nah, ini baru kontras. Kira-kira begitu kalimat percakapan seru malam ini.

"Nah, kan ga percaya mama bilang. Bagus tuh cantik! Warnanya kontras. Pakai tali pinggangnya, De!" Yes, keputusan diambil.

Baca juga: Fashion Burden

Klik ... klik beberpa pose diambil. Dalam hal ini mama menurut saja. Kalau kurang pas. Ulang lagi photonya. Ok ok.

Cantik ya anak mama. Sudah gadis.

Hasil photo diperlihatkan ke papanya gyle. Jadi terharu. Malah bawaan jadi melow. Ish!

Beberapa photo dipilih buat di-upload.

"Mama ... jangan masukin facebook yaaa."

Hihihi mamanya diwanti-wanti. Ketahuan.

Sudah pada tahu kebiasaan jelek mama.

"Bolehlah! Anak mama cantik, barangkali ada agen yang mau pakai buat endors baju, Nak!" Alasan mama banyak juga.

Enggak apalah buat update medsos. Kan pada kepo kalau di medsos, benar enggak?

Akhirnya ... klik












Ah, kesayangan mama Audy.




Love, Audy


Share:

Langkah Baru







"Jangan patah semangat!"

Begitu nasehat kadang diterima dari teman-teman. Walaupun sebatas ucapan tapi perhatiannya itu yang terasa. "Benar enggak?"

Walaupun sepele, kadang kalau lagi putus asa bisa mengobarkan lagi api yang mau padam. 

Menjaga rasa semangat tidak mudah, apalagi kalau kondisi badan tidak mendukung. 

Seharian bisa mengeluh berkepanjangan. 

Mendesah "hahhh". 

Kadangkala "hehhh" seperti nyanyian kereta api.

Rasanya yang mendengarnya juga kesal barangkali. Ini orang kok mendesah enggak karuan.

Flasback sedikit. 

Sewaktu hamil anak kedua banyak melow apalagi suami kerjanya di Jakarta, jadi enggak ada yang ngeloni. 

Bawaannya tiap hari rasanya berat, pundung aja kata orang Sunda. 

Sampai ada yang bilang, kayak enggak ber-Tuhan saja. What!

Sakit sih dibilang gitu. Perlawanan ada, ngomel berkepanjangan. 

Lalu keluarlah berbagai alasan kenapa mengeluh. 

Paling mudah, ya bilang saja "kan lagi hamil, jadi hormon berbicara."

Kalau mau diingat, semua bawaan hamil itu bisa dilawan. 

Jangan manja kata orang tua sih. 

Tapi mau bagaimana, 

... aku suka dimanja hehehe kalimat halusnya. 

Melakukan sesuatu hal yang baru dan keluar dari zona nyaman berat banget. 

Seperti diseret-seret. 

Apalagi memasuki hutan belantara 

...udah pasti sebelum masuk lihat suram, gelap ada penolakan.

Ada rasa bangga di dalam hati kalau sudah bisa melaluinya dengan kekuatan sendiri. 

Seperti saat ini sedang mencoba platform baru untuk menjual buku. 

Pertama dapa info rasanya, ah bisa enggak ya? 

Bahasa Inggris, malas mau mikir. Di endapin dulu rencana itu. 

Sepertinya rencana sudah pas dengan semangat yang timbul hanya dengan dua hari bisa mengeksekusi persoalan yang ada. 

Meraba-raba, menerjemahkan arti, mencoba walaupun kadang bertanya kira-kira benar enggak yaaa.

Perjuangan ini sepertinya bisa juga di agendakan untuk ilmu yang akan dijual dalam kelas.

Kenapa dijual? 

Karena kebanyakan orang hanya mau jalan pintas saja, tanpa bersusah payah untuk mikir. 

... Sooo boleh saja.

Ayooo yang mau belajar.



Love, Audy

Share:

Bolehkan Bermimpi


 


Begitulah kalau sering belajar dan banyak berteman.

Sudah tahu sih Amazon itu. Tetapi yang ada di kepala Amazon sejenis shopee atau tokopedia.

Ternyata ada Amazon jualan buku alias Kindle Amazon.

Semoga saja bisa bergerak ke arah sana. 

Berbahasa Inggris sedikit membuat ketar-ketir. Berani sih cuma ... hehehe banyak alasannya.

Semangat kamu bisa! 

Mulai sedikit-sedikit, menata pikiran. 

... Hemmm, harus begini, harus begitu. 

... Strategi mulai direncanakan. 

Sedikit melelahkan. Masih seperti lari Marathon. 

Bikin konten, nulis blog, jaga gawang, kasih pembelajaran.

... Ahhh mana yang seiramaaa!

... Ngas nges ngos.

Semoga rencana global tercapai. Bisa berjalan dengan sendirinya.

Project kedua mencari sponsor.

Sudah dilakukan. 

Enggak pernah buat proposal jadi belajar buat. 

... Bisa juga. 

Menduga-duga bolehkan? 

Mirip sama berkhayal enggak hehehe.

Semoga saja dapat sponsor untuk "KaLBOO Challenge Week".

... Untuk juri sudah dapat. 

Merayu mentor Fiksi Ibu Lee Ann Naa. Beliau mau, asyiiik banget. 

Sudah kepikiran, 

... duh bayar berapa ya?

Ternyata mau dibantu, ah bersyukur. Semoga dapat berkat sehingga bisa bagi banyak berkat untuk semua.






Love, Audy


Share:



AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement