"Jangan patah semangat!"
Begitu nasehat kadang diterima dari teman-teman. Walaupun sebatas ucapan tapi perhatiannya itu yang terasa. "Benar enggak?"
Walaupun sepele, kadang kalau lagi putus asa bisa mengobarkan lagi api yang mau padam.
Menjaga rasa semangat tidak mudah, apalagi kalau kondisi badan tidak mendukung.
Seharian bisa mengeluh berkepanjangan.
Mendesah "hahhh".
Kadangkala "hehhh" seperti nyanyian kereta api.
Rasanya yang mendengarnya juga kesal barangkali. Ini orang kok mendesah enggak karuan.
Flasback sedikit.
Sewaktu hamil anak kedua banyak melow apalagi suami kerjanya di Jakarta, jadi enggak ada yang ngeloni.
Bawaannya tiap hari rasanya berat, pundung aja kata orang Sunda.
Sampai ada yang bilang, kayak enggak ber-Tuhan saja. What!
Sakit sih dibilang gitu. Perlawanan ada, ngomel berkepanjangan.
Lalu keluarlah berbagai alasan kenapa mengeluh.
Paling mudah, ya bilang saja "kan lagi hamil, jadi hormon berbicara."
Kalau mau diingat, semua bawaan hamil itu bisa dilawan.
Jangan manja kata orang tua sih.
Tapi mau bagaimana,
... aku suka dimanja hehehe kalimat halusnya.
Melakukan sesuatu hal yang baru dan keluar dari zona nyaman berat banget.
Seperti diseret-seret.
Apalagi memasuki hutan belantara
...udah pasti sebelum masuk lihat suram, gelap ada penolakan.
Ada rasa bangga di dalam hati kalau sudah bisa melaluinya dengan kekuatan sendiri.
Seperti saat ini sedang mencoba platform baru untuk menjual buku.
Pertama dapa info rasanya, ah bisa enggak ya?
Bahasa Inggris, malas mau mikir. Di endapin dulu rencana itu.
Sepertinya rencana sudah pas dengan semangat yang timbul hanya dengan dua hari bisa mengeksekusi persoalan yang ada.
Meraba-raba, menerjemahkan arti, mencoba walaupun kadang bertanya kira-kira benar enggak yaaa.
Perjuangan ini sepertinya bisa juga di agendakan untuk ilmu yang akan dijual dalam kelas.
Kenapa dijual?
Karena kebanyakan orang hanya mau jalan pintas saja, tanpa bersusah payah untuk mikir.
... Sooo boleh saja.
Ayooo yang mau belajar.
Love, Audy