"Cinta itu sederhana, jika kamu tidak mampu membuatnya tertawa, cukup tidak membuatnya terluka."
Heh! Injak!
Entahlah kekuatan apa ketika kaki bisa dihentakan ke tanah.
Kalau diperagakan, di lantai rumah yaaa bunda hehehe.
Lebih rata enggak ada batu.
Takutnya, kaki menghantam batu malah jadi luka. Pakai sepatu atau sandal.
Bagaimana mengajarkan percaya diri pada anak.
Rasanya sudah mengerti, tetapi ... "masa seperti itu ga bisa." Begitu kira-kira rasa amarah kadang terlontarkan.
Belajar hanya menanyakan dan tidak menggurui.
Rasa ketidaksabaran tidak bisa tertahankan. Kalaulah kalimat "cepat dong!" bisa diucapkan.
Ternyata ada ilmu dalam menghadapi anak remaja.
"Bagaimana bunda? Apakah anak remajanya begitu?"
... Atau ....
Terlalu banyak perintah juga tidak baik. Begitu kata para pakar.
Loh! Kalau tidak diberi instruksi nanti tidak tahu keinginan orang tuanya.
Lebih baik bahasa halusnya diberitahu bukan diberi instruksi seperti perintah.
Mencari cara, bagaimana supaya pecaya diri muncul.
Tiba-tiba dapat ide, sambil berjalan kaki dihentak. Ada sensasi yang nyaman seperti endorfine tiba-tiba muncul.
... Dicoba bunda.
Masa remaja yang terjadi sekarang, lebih banyak ke arah pergaulan online.
Mulai dari perkenalan, belajar, olah raga pun dilakukan secara online.
Kadang kala mengetuk kamar anak remaja,
... eh ternyata terkunci.
"Sedang olah raga, Ma!"
"Hah, olah raga! Bagaimana caranya?"
Dengan bahasan anak remaja, yang lagi trend "masa pacaran".
"Sudah pada pacaran, Ma. Memang boleh?"
Mama tertegun, berpikir keras menjawab pertanyaan.
... Takut salah.
"Memang mau pacaran?
Boleh saja. Tetapi lebih baik ajak berteman saja dulu.
Kumpulkan teman yang banyak. Kalau sudah waktunya boleh deh pilih-pilih."
"Iih, mama apaan tuh!"
Semoga jawaban yang disampaikan sesuai dengan keinginan anak remaja yaaa.
Ada Saran dari para bunda di luar sana?
Love, Audy