Menu

 

Mendobrak Ketakutan

 


Hari kedua, kok rasa-rasanya gimana gitu!

Banyak ketakutan tiba-tiba datang. 

Perlu Sule nih!

Bingungkan? Apa hubungan ketakutan sama sule?

Ini sih cuma insight yang saya dapat saja. Kalau membahas soal covid 19.  Memerlukan dopamin untuk menenangkan diri kalau lagi ketakutan.

Hormon ini memengaruhi berbagai aktivitas manusia, mulai dari kemampuan mengingat hingga menggerakkan anggota tubuh. Hormon dopamin juga disebut sebagai hormon pengendali emosi. Saat dilepaskan dalam jumlah yang tepat, hormon ini akan meningkatkan suasana hati, sehingga orang akan merasa lebih senang dan bahagia. Alodokter


Belum ketemu artis lain sih yang bikin lucu. Kalau sudah nonton, ga berhenti tertawa.

Coba deh!

Mulai dari munculnya berita harus di vaksin. Mencari vaksin yang bisa cepat daftarnya. Ada ketakutan juga mau di vaksin, karena banyaknya cerita yang mengikuti. Serem.

Akhirnya, mulai vaksin pertama sudah terlewatkan dan kemaren vaksin kedua sedikit terkejut ditambah perasaan yang lain yang campur aduk. Kayak es campur saja.

Jadwal vaksin kedua pagi hari. Merasa sih sedikit ragu, karena yang namanya pagi hari sudah pasti antrian panjang.

OMG!



Benar juga panjang antrian. Yang enggak enak itu cara antrinya. Sebetulnya sih enak antrian begini kalau tidak berdiri lebih cepat.

Duduk, berdiri, duduk, berdiri. Awalnya tidak masalah. Lama-kelamaan lutut rasanya jadi pegal, lemas. Lebih baik berdiri saja. Jadi kalau antrian jalan, tidak terlalu berpengaruh di lutut. Pusing juga kalau sambil mengetik di handphone. Jadinya maaf saja buat yang WA, maupun Telepri enggak dijawab karena telpon genggam disimpan dalam tas. Ceritanya mau diam saja.



Sampai juga di tempat suntikkan. "Suster jangan keras-keras yaa!" Daging tangan dijepit. "Tarik nafas ... terus cus terasa ada yang menusuk. Tarik nafas lagi. Sudah bu! Silahkan ke tempat Observasi untuk di buat kartunya.

Menunggu lagi di tempat Observasi. Duh lamanya! Untung ada adik yang menemani. 

Ada momen di jam sepuluh. Waktunya makan snack. Seperti orang keblingsatan kelaparan. Mulut sedang ditutup masker, curi-curi melalui bawah masker lewat dagu makan crakers, cuek saja. Lanjut makan apel. Secepat kilat menghabiskan apel merah yang dibawa. Ampun itu apel belum dipotong masih utuh! "Sikat" saja! Rasanya dunia hanya milik sendiri. Enggak ada orang lain.

Lah! Lama banget nama enggak dipanggil untuk kartu vaksinnya. Sedangkan adik sudah duluan. Apa formnya jatuh? Jamnya mau makan siang nih! Akhirnya nama dipanggil juga.

Beres!

Fyi penulisan di hari kedua setelah vaksin, bawaannya ngantuk berat. Menulis dengan mata terpejam. Lol


Love,  Audy




Share:

Open Mindset

 




Seperti matematika? Apa iya? Rasanya gampang ah! Apa karena sudah melalui yang susah ya.

Banyak benar pertanyaan dalam hati. 

Mengolah pertanyaan, dan jawaban sendiri.

Begitulah kira-kira pikiran seorang perempuan yang menjadi pengajar.

Mencari pola baru setiap habis kelas yang ada. Mulai dari kelas sebelum masuk di institusi yang sekarang. Terus mengasah pemikiran tentang materi yang dikuasai.

Sebagai pengajar, enggak hanya ilmu yang ada saja dipelajari. Tetapi ilmu yang berkaitan juga di pelajari. Berbagai aplikasi dicoba. Ilmu yang tadinya malas dipelajari, sekarang harus dikuasai. Untuk menambah tips yang di share di kelas kolam belajar dari institusi yang lain.

Kalau sudah belajar, semua ilmu diolah supaya bisa dimengerti dan dibuat sesimpel mungkin.

Senang sih kalau sudah mulai mengobrol. Bertanya dengan lawan bicara yang memang serius. Asyik kadang jadi lupa juga.

Tapi senang kalau mendapat teman baru. Dengan catatan semua harus berpikir positif jangan ada "dusta di antara kita". Ada-ada aja nih! 

Persahabatan yang baik itu tidak melihat latar belakang,  berasal darimana, agama apa, pendidikan apa, dan masih banyak lagi deh. Yang kadang sifat begini kurang diterima di lingkungan pergaulan.

Benar enggak?

Sudah dua hari ini sepertinya kurang fit. Biasa ... enggak pernah mandi eits maksudnya keramas pagi pukul 05.30 sekarang keramas dan mandi air dingiiiinnn. Gas air panas habis dan mau coba mandi air dingin saja. Brrrr ....

Tapi demi melakoni sebagai pengajar, yaa semua dilakukan. Yang penting hubby mendukung, walaupun dengan omelan sedikit. 

"Enggak belajar dari pengalaman." kata beliau. 

Merayulah!

Walaupun belum 100 persen, tapi sudah Lumayan. Ijin sudah dikeluarkan. Tinggal bagaimana jadwal di balance dengan keluarga.

Semangatlah!


Love, Audy


Share:

Endorse Artis

 



"Edun endorse nya!"

Sedikit kaget, membaca tulisan di medsos sewaktu share video Trie Utami. Penyanyi idola masa muda dulu. Oh jadi sekarang sudah tua? Lol.

Kesempatan dalam kesempitan barangkali ada yang berpikir seperti itu. Ah masa bodoh! Terserah mau berpikir apa.

Yang ditanya mau kok orangnya! Dengan catatan "maaf ga punya uang" 

Beruntung Manajer alias suami yang kebetulan adik sepupu suami, mau membantu.

"Mau seperti apa, Mba? Redaksinya gimana?"

Dasar yaa ... ga pernah urusan sama artis. Jadi jawaban salah. Kirain redaksi itu nama perusahaan apa. Lol. Padahal yang ditanyakan hanya kalimat apa yang akan dibagikan kepada penonton. Halah!




Ah! Artis idola masa-masa pacaran dengan doi. Kalaulah artis itu tahu hwhwhw. Apa aku dapat tanda tangan ya. Padahal terahir, bukan terahir aja pertama dan terahir Lol. Berkenalan dan ngobrol di rumahnya. Kenapa enggak minta foto ya?

Momen indah, yang bisa disimpan galeri foto, lebih tepatnya video di galeri.

Serasa keikutan terkenal deh! Ide lain mulai berdatangan.

Coba kesini, diakan kenal sama artis itu. Dulukan dia pacaran sama sepupunya. Bisa tuh dicoba! Atau coba ini nih sepupunya kan mc terkenal itu. Banyak deh nyambungnya.

Padahal orang terdekat di rumah, hubby maksudnya teman SMA nya penuh artis. Hubby tetap low profile enggak mau heboh. Iih! Padahal anak band tapi enggak mau heboh. Teman bandnya terkenal. Ada yang nikah sama penyanyi. Ada juga pemain gitar terkenal  artis cantik,  pragawati semua temannya enggak mau diumbar. Sebel sih. Padahalkan bisa ya minta tanda tangannya. Lol.

Kalau mau mikirin begituan enggak maju-maju nih hidupnya. Ya sudahlah memang begitu hidup hubbyku ini.

Cukup hanya memandang hubby sudah melihat artis top. Dengan wajah tampan memetik gitar lagu kesayangan.

Duh! Cuaca di luar mendung, udara sedikit dingin.



Love, Audy

All about me

Reff:

Video dari Trie Utami untuk Audy Jo- Kelas Ebook Ananda




Baca juga : Jorisen=Joris 


Cek Tulisannya di Kompasiana


Share:

All About Me Edisi Comic

Share:

Berpikir dari Sisi "Sebelah"

 



Waktu sepertinya berjalan terus.

Kadang tanpa terasa, sehari sudah berlalu. Rasanya belum selesai persoalan yang ada.

Kadang malah bertambah pelik persoalan yang ada.

Menata jadwal untuk diri sendiri rasanya masih belum pas. Bongkar pasang jadwal untuk yang harian dan bulanan. Masih meraba-raba. Kira-kira kalau yang ini gimana? Tapi kalau hanya melihat dan tidak dieksekusi enggak akan tahu pola mana yang benar dan berhasil.

Rasanya itu bagaimana ya? Entahlah bercampur aduk. Menerima yang menjadi hak diri sendiri. Didapat dengan usaha sendiri itu memang berbeda. Mau berbagi masih mikir-mikir dulu, apa yang harus dibagi. Lol. 

Sepertinya pepatah, walau sedikit berani memberi belum masuk ke dalam pola pikir yang ada. Lah! Yang diobrolin belum masuk rekening hehehe.

Kadang seperti di "tok", kenapa tidak dari muda melakukan hal yang seperti ini.

Tetap saja pepatah yang ada mengatakan, "lebih baik terlambat dari pada tidak melakukan sama sekali!"


Love, Audy






Share:

Torang Bisa!




Torang Bisa- Kompasiana





Pekan Olahraga Nasional XX,disingkat PON XX, atau PON Papua 2020 adalah ajang olahraga nasional utama Pekan Olahraga Nasional, yang diselenggarakan di Papua.


Audy Jo 

Pekan Olahraga Nasional 2020 akan berlangsung pada 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021. Wikipedia

Share:

PTMT, Tidak Menarik Hati

 




Akhirnya PTMT yang ditunggu datang juga. Persiapan sudah dilakukan sejak hari sabtu. Bahan apa yang kurang, yang musti dibawa ke sekolah. Sampai hari minggu pun semua di cek ulang. Kebiasaan papanya anak-anak lebih teliti.

Dengan perasaan yang tak menentu akhirnya senin dengan "loncat sana, loncat sini" semua bisa dilakukan. Sudah hampir dua tahun di rumah sekarang boleh bersekolah. Irama kehidupan sedikit terguncang.

Sampai di sekolah, sudah siap beberapa guru, satpam yang bertugas untuk mengarahkan para murid untuk melakukan protokol kesehatan. Bersyukur sebelum masuk sekolah, sudah dibagikan info tata cara masuk sekolah bagaimana, peta jalur masuk dan pulang, juga video protokol masuk sekolah.

Berjanji kepada si kecil, kami akan menunggu di mobil sampai pulang sekolah. Membutuhkan waktu kalau pulang ke rumah yang jauh di bukit. 

Tiba-tiba melihat Whatsapp dari si kecil kalau dia ketinggalan peralatan untuk laptopnya seperti mouse, earphone. "Ampun!" Secara berbenah sepertinya sudah beres. Rasanya aku lihat earphone ada di meja.

Yang kalimat "secepat kilat" terjadilah. Oh begini artinya. Walaupun tidak seperti jagoan Flash.

Akhirnya, semua yang dibutuhkan sampai juga ke si kecil. Walaupun melalui rintangan, karena satpam yang dititip salah masuk kelas. Sebetulnya memang kelas yang sudah ada dijadwal. Entah bagaimana masuk sekolah bisa jadi berbeda kelas. Setiap kelas diberi nama supaya siswa yang sudah dikelompokkan tahu dimana harus masuk kelas.

Setelah menunggu dua jam akhirnya selesai juga PTMT pertama. Banyak cerita yang diungkapkan si kecil. Tapi kok suaranya tidak terlalu antusias.

Benar kan ....

Keesokkan harinya, "mau sekolah saja dirumah, Ma!"

PTMT empat hari, akhirnya terlewatkan.




Love, Audy


Share:

Mau Belajar Setiap hari?

 


Perlu Belajar Setiap Hari - Kompasiana

Berpacu dengan waktu, kalimat yang sering di share, ke teman-teman terdekat kalau mereka bertanya,"kenapa mau jadi penulis?"

Kadang jawab seadanya saja,"suka saja!"

Berpikir ulang juga sering dilakukan, setelah terlontar kalimat tersebut. Seperti enggak ada tujuan saja. 

Menjadi penulis enggak secepat itu juga, masih butuh proses. Untungnya di wadah tempat saya belajar, Indscript Creative  tercinta banyak kelas-kelas pembelajaraan yang bisa  diikuti. 

Apalagi sekarang ada pembelajaraan baru via You tube yang dilakukan oleh Teteh Indari Mastuti, Ceo dan Founder Indscript Creative. 

Salut buat beliau, enggak pernah capainya memberikan pembelajaraan buat para perempuan. Keren ih!

Jadwal setiap sore, pukul 16.00 Wib biasanya ada sharing live pembelajaraan tentang dunia bisnis.



APA INVESTASI TERBAIK DI MASA KRISIS





Lihat juga: 100 JUTA DARI WHATSAPP




Sebagai penulis, bisa juga dikaitkan dengan pebisnis. Karena apa yang kita tulis tujuannya bisa dibaca banyak orang. Tentu memerlukan tehnik khusus untuk melobi para pembaca.

Yang namanya berilmu bisa darimana saja. Yang penting, "kosongkan gelas", untuk menerima pembelajaraan yang baru.


Love, Audy Jo 

Reff:

Indscript Creative 

Indscript Bussineswomen University 


Jangan lupa subscribe yaaaa



Share:

Perlu Minum Banyak atau Sedikit?

 




Minum banyak atau sedikit saat minum obat?

"Harus banyak minum!" Kalimat dari satu orang, "biar lancar ginjalnya. Katanya sih dari informasi biar enggak mengendap di ginjal."

Dari informasi lain, "minum tuh sedikit saja, seteguk gitu. Jangan banyak-banyak. Nanti buat kembung!"

"Dari dua pernyataan di atas, kira-kira yang mana menurut Anda yang benar?"

Menurut saya, dua-duanya bisa juga dipakai. Kalau dipikir secara umum. Kembali lagi standar minum yang dianjurkan 7-8 gelas sehari sudah bisa membuang residu obat dalam tubuh dengan catatan ginjal Anda dalam keadaan baik.

Minum secara banyak bisa melancarkan gerakkan tablet atau kapsul dari mulut, ke Perut.

Kadang ada yang menelan tablet  secara langsung. Kebiasaan ini tidak baik dan biss menempel di langit-langit mulut yang menyebabkan rasa pahit.  

Air juga melancarkan tablet sehingga tidak tersedak ditenggorokkan.

Pernah dengar dari saudara saya, kalau ibunda beliau minum obat pakai pisang, karena tidak tahan dengan pahitnya obat yang dimakan. 

Minum air putih berlebih juga tidak baik karena kalau malam hari,  akan sering ke "kamar mandi". Jadi kalau tablet yang diminum malam  ditukar ke pagi barangkali lebih baik.

Tadinya, setiap malam saya minum obat yang sudah harus rutin setiap hari dengan air segelas penuh. Dengan harapan yang saya minum cepat larut dan keluar. Ternyata yang ada, malah tidak bisa tidur nyeyak, karena harus sering ke kamar mandi.

Lelah dan juga mengantuk di pagi harinya. 

Sekarang, karena saran dokter yang menangani saya, minum obat hanya seteguk atau secukupnya saja. Ternyata, betul juga frekuensi ke kamar mandi jadi berkurang.

Kebiasaan minum banyak yang dilakukan malam hari, diganti ke pagi, dan siang hari. Minum banyak saya lakukan sampai sore saja.

Sebetulnya, berharap dengan minum air putih yang banyak, wajah dan kulit tidak cepat keriput dan tetap awet muda.Lol.

Itu sih, hanya seijin Tuhan Yang Maha Kuasa saja yaa. Ah! Siapa tahu, daripada tidak melakukan apa-apa, ke salon mahal jadi cari cara yang mudah dan tidak mengeluarkan biaya, minum air putih saja yang penting bersih dan matang.

Love, Audy

Reff:

Kanal Liputan 6

Lifestyle Okezone

Pic. pixabay publikdomainpictures

Cek Tulisannya di Kompasiana

Share:

Membedah Diri Sendiri





Membedah Diri Sendiri



"Sepertinya senang menulis ya?" Begitu kira-kira pertanyaan yang sering dilontarkan setelah melihat tulisan saya dimedsos.

Biasanya saya jawab dengan kalimat standar, "Iya betul"

"Bagus gambarnya."

Saya merasa seperti di awang-awang dengan banyaknya pujian yang ditunjukkan.

Selain saya sebagai penulis, mengajar cara membuat Ebook, membuat konten video, juga penunjang penulisan seperti Canva, aplikasi gambar harus saya kuasai.


Baca juga : cara membuat Ebook

Semua saya pelajari dengan otodidak. Hanya karena penasaran! Semua saya pelajari tanpa bantuan orang lain. Pertanyaan dan jawaban biasanya saya tanya ke "Mbah Google"

Sebagai mentor kelas penulisan Ebook kadang merasa apa yang lakukan masih belum maksimal.

Barangkali kurang untuk iklannya, atau lebih sulit dimengerti apa yang saya materikan.

Melihat mentor kelas lain yang bersemangat, membuat sedikit iri di hati. Saya enggak mau munafik- lah.

Barangkali rejeki orang enggak pernah tertukar.

Masih bertanya dalam hati, "apasih mentor itu? Apa dengan coaching?"

Kalimat yang kadang diucapkan berulang kali oleh Ceo Indscript Creative Indari Mastuti. Salah satu mentor saya yang sangat saya idolakan. Dari beliau arah penulisan saya menjadi lebih baik, dan banyak perjalanan penulisan saya dimulai dari kelas penulisan yang beliau ajarkan. Seperti membuat penulisan solo, antologi, sampai penulisan Ebook yang sekarang saya tularkan kepada perempuan lain.













Beliau sebagai pemerhati perempuan, yang rajin memberikan ilmunya, keahliannya untuk memajukan semua perempuan. Walaupun kegiatannya banyak, tapi beliau masih ada waktu menambah ilmu untuk diri sendiri.

Mentor dan coaching rasanya hampir mirip sama-sama mengajar. Kalau dari kamus bahasa Inggris, mentor artinya pembimbing sedangkan coaching artinya pelatih.

Dalam mentoring terdapat evaluasi, sehingga peserta bisa meningkatkan kemampuan mereka dan belajar dari kesalahan yang telah lalu. Mentor mengarahkan peserta ke arah masa depan yang lebih baik. Sementara coaching, manfaatnya adalah untuk membantu Anda berpikir kreatif dalam mengembangkan ide untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Jadi setiap masalah dicari solusinya oleh diri sendiri. Coaching hanya memberikan pertanyaan apa yang harus diri kita lakukan, sehingga menemukan solusi sendiri.

Kalau yang saya tangkap, dari tulisan di atas, mentor sudah menetapkan tujuan, dan langkah yang harus dicapai," begini loh caranya!" Sedangkan coaching, lebih banyak bertanya, "tujuan kamu apa? Sudah ada ide untuk mencapai tujuan kamu?"

Setiap orang memang perlu menggali bakat di dirinya sendiri. Apa dia termasuk seorang mentor atau coaching. Rasanya saya mulai memilah-milah memori yang ada, bagaimana sebetulnya pengajaran yang pernah dilakukan, dan akhirnya saya melabelkan diri saya hari ini, sebagai seorang mentoring.

Entahlah kalau "jam terbang" saya sudah tinggi, barangkali bisa berubah. Siapa tahu!




AJ

Love, Audy Jo




Cek Tulisannya di Kompasiana




Share:

Sekeping Surga di Sumatera Utara Blog Competition Kompasiana


Sekeping Surga di Sumatera Utara



Heritage of Toba, sekeping surga yang Tuhan titipkan di Sumatera Utara. Dengan alam yang membentang dari sudut manapun sungguh mempesona.
Share:

Menarik Nafas lebih Dalam, Mendapat Ketenangan




Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.



Sudah dapat ide permainan apa yang akan ditulis.

Sudah review juga, tiba-tiba ... mba idenya sudah ada yang buat. Maaf harus dirubah karena beliau sudah daftar duluan.

Waduh! Mendadak. "Kapan ya duluannya? Kok enggak pernah lihat.

Ya sudahlah, cari judul permainan lain. Sambil berpikir kira-kira permainan apa ya? 

Rasanya sudah hampir semua menulis permainan yang ada waktu kecil.

Ikut enggak, ikut enggak. Rasanya mau mundur aja. Rasanya, tiba-tiba yang namanya freeze terasa benar. Tidak bisa berpikir. Akhirnya tarik nafas, tenang ... tenang.

Oh, Google .... Inilah teman setia dikala susah atau senang jari akan cepat mencari sesuatu. Akhirnya apa yang dicari dapat. 

Berpikir pola apa yang akan dipakai dalam penulisan. Ah akhirnya selesai juga. 

Yang mau dibagikan itu dari pengalaman hari ini. 

Apa yang menjadi tekanan kalau diterima dengan tenang pasti dapat jalan keluarnya. Bisa berpikir apa yang harus dilakukan.

Semangat buat diriku.



Love, Audy 

Cuap-cuap Akoe



Share:

KELAS PEREMPUAN GRATIS








Selamat Pagi Miss Semua ....

Belajar tidak mengenal usia.
Mau muda ataupun tidak muda.
Selama Tuhan masih memberikan kita kesempatan. Pergunakan waktu dengan baik.

Sesuatu yang baru bisa menambah pengetahuan kita.
Yang belum tahu, ayo belajar tahu.
Susah? Semua yang pertama itu susah, apalagi tidak mencoba melakukan.

Miss sudah kenal Ebook?
Tempat bertanya Ebook
Gunakan kesempatan mengenal EBook yuk!

Love, Audy

Sharing Kelas KeNal EBook

#kelasperempuan
#indscriptbusinesswomenuniversity 
#mentor



 

Share:

The Power of Emak-emak


"Berhenti menulis Blog?"

Hahaha enggaklah!

Nih, tulisan yang dimunculkan! Ada beberapa tulisan yang dibuat dan di share di platform lain. Jadi tulisan di personal blog tidak dipublikasikan.

Hari ini, tulis menulis lebih santai. PR menulis "CERNAK", cerita anak sudah selesai. Apalagi yang sangat menguras tenaga dan pikiran penulisan di platform Kompasiana. 

Event yang diadakan Kompasiana tanggal 15 September kemaren seru banget! "Blog Competition, Heritage of Toba".

Dalam hati berani ikut kompetisi hahaha. Diberanikan saja, sekalian belajar mengenal daerah lain di Indonesia.

Mencari referensi, dengan membaca dari Google, Wikipedia.  "The Power of Emak-emak", bertanya pada teman perempuan.

Rasanya, data-data yang didapat sepertinya cukup, dan mulailah menulis.

Kerjaan emak-emak stop sampai sini? No!

Seperti hari ini, hadir di dua kelas. Walaupun materi yang dibagikan sama, tetap saja memutar otak. Memberikan ilmu yang terbaik untuk kelas. Berharap apa yang dibagikan bisa bermanfaat dan bisa ada ide yang dapat muncul.

Sayang ilmu yang sudah di dapatkan tidak dibagikan. Walau memang tidak semua ilmu dibagikan. Namanya juga berbisnis dalam Pendidikan hahaha sedikit geli di hati.

Selesai sharing, cooling down untuk melanjutkan sesi zoom kelas penulisan CERNAK, cerita anak, yang sekarang masuk dalam pembahasan review naskah.

Semoga siang ini lancar. Lancar internetnya. Setiap pukul dua siang biasanya suka "freeze" internetnya. 



Love, Audy

Cuap-cuap Akoe


Share:

Cara Membuat E-Book




"Keren, Mbak!"

"Go Internasional, nih!"

Share:

Gebrak Meja Sebelum Kenyang




"Gebrak Meja Sebelum Kenyang"

Ceritadiri.com ~ Kalau membaca judul tulisan bikin geli sendiri.

Share:

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas






Hampir saja terlewatkan pertemuan orang tua murid dengan sekolah yang diwakilkan kepala sekolah dan para guru.

Terlalu asyik dengan dunia sendiri. Dunia penulisan. Sebagai mentor kelas E-book banyak yang ingin dibagi dengan teman-teman yang baru. Membentur persoalan yang ada. Bagaimana caranya untuk tidak mengumbar technical cara pembuatan E-Book.  Kasihan kelas yang berbayar.

Apalagi hari ini badan seperti lelah banget. Barangkali efek dari vaksinasi kemaren sore.

Enggak tahu gimana bisa tersadar kalau ada janji pertemuan dengan sekolah.

Dengan kondisi badan yang kurang fit masih bisa bersyukur karena ada suami yang menemani. Bisa berdua hadir melalui zoom untuk bertemu dengan para guru. 

Pertemuan kali ini membahas tentang PTMT pembelajaraan Tatap Muka Terbatas.

Pertanyaan yang diajukan " Apakah sebagai orang tua mengijinkan anaknya masuk sekolah.

Sekolah sudah mendapat ijin dari Satgas covid 19. Dari dinas pendidikan juga.

Masalah yang ada apakah orang tua setuju atau tidak. 

Karena yang dimaksud bisa hadir di sekolah dihitung dari  25% dari jumlah orang tua yang setuju.

Semoga apa yang dicanangkan pemerintah bisa berjalan baik. Anak-anak bisa masuk sekolah dengan kebiasaan yang baru. Bukan mama enggak setuju anak-anak sekolah online di rumah, tetapi kalau bisa bersekolah mama di rumah bisa ada waktu istirahat untuk tidak mengomel setiap hari. Lol.


Love, Audy

Ceritadiri.com



Share:

Bersusah Payah Dahulu

 



Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.



Bacaan ini juga di Kompasiana



Seperti mengejar apa aja.

Hampir beberapa bulan ini, sejak dapat hasil "nilai biru" setiap tempat vaksinasi di datangi. 

Walaupun begitu enggak semua mau di masuki. Dilihat saja dari jauh, kalau lihat antrian panjang ga jadi vaksinasi.




Kalau umur masih muda enggak masalah. Antri berjam-jam. 

Emang malas antri?

Dengan kondisi sekarang memang malas antri. Apalagi bertabrakan dengan jadwal makan. Enggak bisa sembarangan menguyah sesuatu.




Ada takaran, ada waktunya. Jadi selalu berharap ada tempat vaksin yang kosong. Kalau enggak ada masalah sudah pasti tempat vaksinasi dimanapun dijabani.

Dan lagian harus bisa vaksinasi dengan si kecil yang berumur 12 tahun.

Akhirnya kesempatan itu datang juga.

Ceritanya tuh keponakan cewek vaksinasi ke 2 dari sekolahnya. Mamanya cerita kalau mau vaksin hari minggu sore. Disuruh datang ke Grand Eastern. Oh ok. "Memang bisa langsung?" Enggak tahu juga, infonya begitu kata beliau. Ya sudah sambil mengiyakan info tersebut, sambil berharap info yang didapat benar.






Pas hari H nya, datanglah aku dan suami berkunjung ke tempat yang sudah diberitahukan. 

Ternyata! Jadwal baru esok senin dimulai jam 08.00 pagi. Sedikit kecewa. Tetapi ya sudah.

Hari kedua berarti hari senin, datang lagi pagi hari. Ternyata wah antrian panjang banget. Hampir gagal lagi. 

"Coba tanya, Pa!" Bertanya dengan petugas yang ada. Bagaimana cara untuk ikut vaksinasi.

Ternyata yang antri memakai link yang dapat dari gereja. Jadi beberapa gereja dijadikan satu. Dapat info disuruh datang pukul 14.00 siang. Ya sudah! 

Setelah zoom yang diadakan salah satu mentor di IIDB grup telegram, berangkat ke tempat vaksinasi. Duh lewat dari pukul 14.00 kekuatiran sedikit melanda.

Sesampainya di tempat vaksinasi, wahh ... sudah kosong! Bagaimana ini. Nah kalau sudah begini pepatah Malu bertanya sesat di jalan. Malu bertanya gagal vaksinasi lagi.

"Langsung saja, Pak. Ke lantai 3."  Di lantai 3 bertemu petugas yang mendata diri. 

Asyik, akhirnya bisa masuk.




Ditanya riwayat kesehatan bla..bla.. cek tensi, keluarkan surat yang nilai kesehatan berwarna biru.


Setelah disuntik menunggu di area observasi, dan melaporkan kalau sudah di vaksinasi. 
Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan surat keterangan dan jadwal selanjutnya vaksinasi ke dua. 

"Asyik banget nih surat keterangannya, Ma!" Seru suami. Karena beliau tidak mendapatkan info keterangan langsung sesudah di vaksinasi di tempat lain. Jadi hanya mendapatkan seperti sebuah buku vaksinasi.


Akhirnya ... ketakutan hari ini terlewatkan.
Pas lagi penulisan ini ada kekuatiran juga karena sedang merasa-rasa "apa yang sedang terjadi di tubuhku?"

Eits ... masih besambung ceritanya.

Ternyata!

Suami memberitahukan kalau vaksinasi ini untuk anak 12 tahun+ bisa! 

OMG

Anak bungsuku tertinggal di rumah. Enggak menyangka kalau ini bisa diperuntukkan untuk anak remaja. Kalau dilihat dari banner ditulis dari 18 tahun.

Soo dengan kekuatan yang ada kami berdua menjemput si kecil. Di Whatsapp  untuk mempersiapkan diri secepat mungkin.

Kenapa buru-buru?

Info dari panitia tutup pukul 16.00. Sedangkan di jam tangan sudah pukul 15.30. Kalaulah mobil ini bisa terbang, dalam hitungan detik sudah sampai di depan rumah menjemput si kesayangan.

Butuh waktu untuk pulang pergi 20 menit. Sesampainya di tempat vaksinansi pukul 16.20. 
Berharap semua masih ada. Ternyata "Puji Tuhan" masih bisa.




Akhirnya kesayangan papa mama bisa juga di vaksin.

Ada beberapa momen dari kesayangan yang mama abadikan. 



Cek tensi.



Persiapan di suntik. Diberi alkohol

Posisi disuntik 1


Suntikan yang diberikan. Wajah biasa aja. Good job girl









Akhirnya aku dan si bungsu sudah di vaksin,  artinya kami sekeluarga sudah di vaksinasi walaupun belum selesai ke tahap 2.

Betapa untuk memulai lebih susah dari orang lain. Mulai dari pindah domisili dari daerah panas ke tempat dingin. Adaptasi dengan cuaca ekstrem, kebiasaan makan, tidur yang berbeda.

Salam sehat. 



Love, Audy







Share:

Tolong Enggak, Enggak Tolong

 




Bacaan ini juga di Kompasiana


Ah ga sopan dan pantas mau foto orang yang lagi berbaring bergelojotan atau kejang-kejang seperti merengang nyawa.

Ceritanya bermula ketika mampir ke toko di daerah perumahan. Toko serba ada atau Mini market dengan nama yang terkenal.

Oh iya cerita tentang mini market dulu nih. Dulu ada mini market yang kurang terkenal berdiri di sini. Enggak tahu juga ceritanya bagaimana. Mini market yang lama ditolak di perumahan ini. Isu yang terdengar karena tidak ijin dengan yg ada di perumahan dan menyalip toko kecil yang dibuat koperasi. Aih enggak ngerti juga sih perbisnisan retail.

Akhirnya ... tutuplah "dia" diganti dengan mini market yang terkenal.

Senang juga ada toko serba ada di perumahan. Kenapa? Rumah jauh di bukit, perlu waktu untuk ke daerah " bawah" untuk berbelanja keperluan harian. Walaupun tetap harus ke toko serba ada yang lebih besar atau Supermarket untuk mendapat barang yang dibutuhkan.

Ya sudah begitu cerita tentang toko serba ada yang bikin dunia menjadi menyenangkan.

Tadinya malas mau turun karena sudah mandi. Kan jaman pandemi ini setiap habis keluar rumah, kembali ke rumah harus mandi bersih. Kalau enggak di protes sama pak boss. Lol.

Ijin dulu pak boss enggak turun dengan perjanjian sampai rumah enggak keramas hehehe ... dingin ....

"Ya sudah, Papa turun dulu belanja!"

"Iya." Sambil melihat raut muka suami yang seperti kaget melihat sesuatu di belakang samping kiri mobil.

Menoleh dong ke kiri melihat arah yang dipandang suami.

Ohh! Ada sesosok lelaki yang tergeletak di parkiran mobil di samping kedai mie bakso. Dikelilingi beberapa orang yang memperhatikan laki-laki yang berbaring di tanah berdebu.

"Tiba-tiba bergelojotan nih!" terdengar seruan seseorang. 

"Sakau sepertinya."

Banyak yang menduga-duga sambil memperhatikan.

"Duh bagaimana ini!" Ketakutan melanda tiba-tiba. Takut tiba-tiba diminta pertolongan suruh mengantar ke rumah sakit. 

"Munafik jadi orang!" Apa boleh buat enggak suka cari masalah apalagi dijadiin masalah.

Akhirnya meloncat keluar mobil, sambil berteriak ke suami, "ikut, pa!"

"Kok ketakutan?" Kata suami.

"Malas kalau duduk di mobil, tiba-tiba ada yang ketuk, "tolong antar orang ini kerumah sakit, bu! Hiiii!"

Flashback mengingat ketika masih kuliah ingin menolong orang, tapi dituduh aku dan adik-adik menabrak orang yang berbaring di jalan. Jadi sedikit tabu menolong orang yang tidak dikenal. Kalau menolong orang yang dikenal ada juga sih. Seperti yang mau melahirkan. Ampunnn ... kalau ingat peritiwa ini. Merinding.

Sambil mulai berbelanja memperhatikan sekeliling. 

Lelaki yang tadi kolaps sudah duduk di depan toko serba ada. Walaupun sepertinya belum sadar 100%. Untung ada temannya yang menemani.

Cepat-cepat kabur dari sini.

"Rasanya kok aku merasa sedih ya, pa? Kalau sebagai mama melihat anak seperti itu. Gimana kalau mamanya tahu. Sedih banget pastinya." Naluri keibuan tiba-tiba berbicara melihat kesakitan yang terlukis dibadan.

Sore yang kelabu.



Love Audy

All About Me

Cuap-cuap Akoe 


Share:

Menjadi Lebih Baik?

 



"Ampun 4 hari skip nulis di Blogger."

"Kemana aja bu?"

"Enggak kemana-mana sih!"

Pertanyaan sendiri dan dijawab sendiri. Begitu kira-kira kalau diri ini ada dua rupa. Yang satu si pemalas dan yang lain si rajin.

Menulis masih terus walaupun tidak sepanjang seperti di blogg.  

Apalagi sekarang didaulat menjadi seorang mentor kelas ebook dari Indscript Bussineswomen University rasanya banyak yang perlu dibuat. Mulai dari materi, banner kelas, menawarkan kelas sampai mulai mencari reseller untuk jual kelas.

Semua adalah hal baru yang harus dilakukan. Tapi siapa takut.

Selain jadi mentor bisa juga menjadi leader dan reseller. Semua dipelajari satu persatu. 

Sebetulnya sedikit lelah kalau semua dikerjakan. Enggak fokus. Memang lebih enak ngajar, walaupun suka jualan juga.

Pas hari H PTL banyak juga yang ikut kelas perkenalan E-Book. Semoga semua lancar.


Love, Audy

Cuap-cuap Akoe 



Share:



AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement