Canting (dari bahasa Jawa, canthing, IPA:tʃanʈiŋ) adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan yang khas digunakan untuk membuat batik tulis, kerajinan khas Indonesia. Canting tradisional untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya.Wikipedia
Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Setiap manusia pasti merasa sadar ketika peristiwa yang datang sudah terjadi.
Oh ternyata begini ....
Tidak pernah terpikirkan setiap apa yang dilakukan ada efek yang mengikutinya. Tentu ada dua efek yang kita bisa terima. Positif atau negatif.
Menurutmu ...?
Apa yang kita perbuat pasti kembali ke diri kita. Rasanya kalimat ini enggak hanya kalimat yang mendominasi di ajaran salah satu agama, tapi seperti sudah kalimat umum yang bisa kita pakai.
Seperti ada cerita di salah satu keluarga dimana pada saat masa pandemi memerlukan dana untuk membayar hutang yang ada. Terpaksa mobil kesayangan mereka dijual. Penuh pertimbangan matang untuk menentukan harga.
Keluarga ini takut akan Tuhan. Setiap hal sekecil apapun harus bertanya pada Tuhan. "Aku harus bagaimana Tuhan? Mobil mau dijual boleh Tuhan? Harga yang pantas berapa Tuhan?" Enggak munafik semua ditanyakan pada Tuhan, sampai ada kalimat tiba-tiba muncul di pikiran, apa Tuhan sama dengan dealer mobil.
Setiap langkah selalu direnungkan apa sudah benar keputusan yang diambil. Kadang Tuhan berbicara melalui orang-orang terkasih di sekeliling kita.
"Hei kamu punya free will!" "Lakukan, apa yang menurutmu baik, Tuhan akan mendukung setiap keputusanmu!"
"Setiap rencana Tuhan pasti selalu baik, kalaupun tidak sesuai pasti Tuhan batalkan atau belokkan sedikit!"
Akhirnya mobil terjual dengan harga yang termasuk lumayan, karena dari beberapa penawar harga yang mereka mau terlalu rendah.
Setelah ditilik ternyata pembeli hanya melihat gambar mobil, mengambil mobil sendiri, STNK juga mau menunggu karena masih di leasing ... ajaib nya lagi pembeli mobil ambil sendiri berkas yang ditandatangani. Pembeli itu datangnya dari Kota Bekasi. Lumayan jauh ....
Pernah terbayang?
Jauhkan dari tempat tinggal keluarga yang menjual mobil di Serpong.
Begitupun ketika sang pemilik mobil hendak membeli mobil pengganti mobil lama yang sudah dijual. Tuhan bekerja luar biasa. Bertanya untuk mobil pengganti bagaimana? Tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di depan.
Mencari mobil yang lain, dan pas membuat keluarga ini "pusing tujuh keliling" mencari informasi kesana kemari. Rasanya hampir putus asa. Bertemu dengan mobil idaman juga penuh intrik. Walaupun akhirnya mobil idaman didapat.
Keluarga tersebut menceritakan bagaimana Tuhan berkarya di dalam kehidupan mereka untuk hal-hal yang kalau orang lain lihat " ah itu hal yang sepele!" Mobil yang akan dibeli bisa datang kerumah, penjual membawa mobil untuk ditunjukkan, surat-surat dibawa kerumah dan mobil akan di service luar dalam menjadi baru, padahal mobil itu tidak baru alias bekas.
Terpana mendengar cerita keluarga ini, Tuhan begitu mengasihinya. Semua disediakan.
Berjalan bersama menghadapi masa depan, membuat kita tidak takut karena Dia menolong kita.
Mesin jahitadalah peralatan mekanis atau elektromekanis yang berfungsi untuk menjahit.
Sejarah jahit-menjahit dengan menggunakan jarum sudah dimulai pada awal-awal peradaban manusia. Bahan jarumnya bermacam-macam, ada yang terbuat dari batu, tembaga, tulang, ataupun gading. Jarum yang masih kasar itu digunakan untuk menyatukan kulit hewan menjadi pakaian. Sementara benang yang digunakan dibuat dari otot hewan. Jarum logam digunakan sekitar abad ke-14, yang merupakan jarum dengan menggunakan lubang yang umum dijumpai pada saat ini. Wikipedia
Ayoo ... siapa yang suka menjahit?
Belajar secara otodidak, dapat pola dari majalah wanita seperti Kartini, Femina dan juga belajar dari tante yang pintar menjahit, saudara ipar ahli dalam menjahit blazer atau kursus dari guru keluaran Belanda akhirnya ..., jadilah seperti aku sekarang ini.
Perjalanan panjang beberapa tahun belajar jahit masih terasa kurang juga karena kadang masih kurang percaya diri.
Belajar mencari pola jahit yang lebih mudah untuk di praktekkan diri sendiri.
Yang paling gampang hanya bermodalkan pola yang sudah ada seperti di majalah Femina tinggal jiplak saja ukur sedikit disesuaikan dengan ukuran badan ... woala ... sudah jadi baju.
Sebetulnya banyak juga hobby yang lain, baca novel picisan, nonton, buat kue (tergantung badan hehehe), berberes yang enggak beres. Cuma memang di masa badan masih semangat jahit menjahit lebih dikejar karena bisa menghasilkan uang lebih.
Sebetulnya tujuannya cuma satu biar si cantik kesayangan keluarga bisa juga menjahit bajunya sendiri, jadi bisa punya model yang dia inginkan.
Kalau dilihat untuk sekarang ini belum ada kepikiran nih si kecil. Semoga saja ada momen yang bisa mengklik dirinya sehingga lebih semangat dan intens. Yang penting mama sudah mempersiapkan peralatan jahitnya.
Aih jadi lebay. Apa begitu enggak buat Sist yang lagi baca. Sesama perempuan apa pikiran kita sama?
Semua yang ada di diri pengen di limpahkan ke anak perempuan biar bisa menjadi pegangan nanti kalau sudah dewasa.
Perasaan dalam hati sih apa yang kita bisa sekarang, anak-anak juga harus bisa. Memotong tahun-tahun yang mama pelajari, anak-anak bisa memakai jalan pintas yang mama sudah sediakan.
Coba buat rok payung yukk. Buat yang malas jahit dan maunya cepat boleh nih pola yang gampang;
ROK LINGKAR 1/4
Bahan : Katun (untuk percobaan karena gampang motongnya)
Kalau di video aku pakai bahan :
- Satin motif pita Panjan 1m; Lebar 1,5m
- Sifon cream untuk bagian dalam Panjang 2m; lebar 115 cm
- untuk karet elastik lebkur Lingkar pinggang kurang 10cm
Rumus :
Lingkar Pinggang : 1,5
Misalnya: lingkar pinggang 65 cm :1,5 = 43,3 cm
Panjang rok misalnya 40cm
Contoh dengan skala 1/4 :
Untuk gambar : e untuk ban pinggang bisa pakai serat miring atau pola diletakkan miring di kain.
Note: setiap pola dasar yang ditaruh di kain, setiap sisi ditambah 1cm atau 2 cm untuk jahitan.
Salah satu benda wajib yang harus di bawa selain Tender care, karet gelang yaitu peniti.
Pernah engga sudah dandan rapih dan cantik tiba tiba sambungan baju terbuka. Beruntung kalau benda-benda jahit ada, bisa jahit sebentar. Kalau tidak ada biasanya yang harus tersedia di tas ya peniti. Alat bantu pertama kali sambil mencari jarum dan benang.
Beruntung bisa sedikit menjahit jadi secepat kilat bisa di handle.
Masalah terbesar seperti aku ini jadi susah bawa tas atau dompet kecil. Kebiasaan dari anak-anak masih bayi sampai sudah besar terbawa terus. Bawaan tetap banyak, tas yang penuh ritsleting tetap dipakai. Karena setiap resleting ada isinya masing-masing yang sudah terpola dipikiran. Apalagi kebutuhan sebagai perempuan harus ada plus tambahan buat si anak perempuan remaja.
Kepengennya anak-anak bawa tas masing-masing dengan kebutuhan yang mereka ingini. Jadi tas mama bisa berkurang isinya. Hahaha Lol. Tetap saja. Anaknya bawa, mama juga bawa.
Kadang-kadang sudah menjadi kebiasaan, baik mama dan anak. Kembali semua berteriak, "Mama minta tisu!" Atau sanitaser kalau untuk masa ini.
Oh iya kembali ke alat bantu peniti. Pernah enggak waktu kancing baju depan copot. Wah rasanya gimana gitu, biasanya bisik-bisik berantai bisa sampai satu gedung hanya mencari siapa yang membawa peniti.
Bersyukur untuk orang-orang yang sangat prepare untuk keadaan yang tidak terduga.
Salut!
Love, Audy
Peniti
kuno berasal dari Mycenaeans sejak abad ke-14 sebelum masehi (akhir zaman Mycenaean III). Dikenal dengan nama fibulae (fibula) dan digunakan untuk fungsi yang sama seperti peniti modern. ... Peniti diciptakan kembali pada Juli 1849 oleh Walter Hunt, seorang penemu asal Amerika. Wikipedia.
Menggenjot diri sendiri ... hem .. diumpamakan diri sendiri seperti sepeda. Melalui jalan yang mendaki perlu tambahan tenaga. Entah dari mana tenaga yang datang. Sekuat tenaga mengembalikan posisi untuk berlari di jalurnya.
Beberapa hari sibuk dengan diri sendiri alias istirahat karena kecapean, masuk angin seabreg tidak enak melanda.
Pegang alat komunikasi seperti nya tidak ada tenaga. Banyak momen menulis yang terlewat. Apa boleh buat ....
Hari ini lumayan bisa duduk enak, walaupun aga muter rasa di kepala.
Habis liburan di kota Bandung kondisi badan jadi berbeda. Salah satu penyebabnya karena cuaca yang berbeda dengan BSD. Angin lebih kencang dan dingin di derah perbukitan menyebakan masuk angin yang berkepanjangan. Sampai BSD mulai dari malam sampai pagi hari bolak balik ke kamar mandi. Keluar dari atas, keluar dari bawah. Lemes ....
Apa karena badan sudah tidak muda lagi ya. LOL bisa aja menertawakan diri sendiri.
Berharap semua berjalan lancar dengan keadaan sekarang. Kekuatan hanya dari Tuhan saja.
Maksudnya semua yang dikerjakan sekarang santai saja, sesuai keinginan hati.
Mau nulis blog atau update di sortir saja. "No feed back"
Sudah beberapa hari di Bandung, mencerna kegiatan apa yang harus dilakukan. Bingung juga rumah berada di bukit jauh dari keramaian walaupun ada warung tetap saja ada yang kurang. Indomaret sekarang ada di bukit ligar musti extra kalau jalan kaki, menuruni jalan raya yang menurun, kebayang kalau kembali ke rumah ... menanjak wuih! Kalau sudah sampai rumah keluarga ini malas mau pergi lagi. Memperhatikan dari jendela kamar bukit di sebelah sudah penuh dengan rumah yang berdempetan, cepat sekali pembangunan di bukit ligar ini. Dulu daerah di sini terkenal dengan ungkapan "Tempat jin buang anak" sekarang sepertinya ungkapan itu sudah tergusur dengan tumpukkan bangunan.
Beruntung orang tua memilih rumah di jalan yang buntu dengan pemandangan lepas memandang kota bandung di lembah yang dikelilingi gunung. Ah sayang hari ini tertutup kabut tebal enggak bisa kelihatan pemandangannya.
Tujuan ke Bandung hanya untuk ke pernikahannya keponakan. Sebetulnya sedikit gentar karena enggak pernah pergi untuk berkerumun.
Acaranya sendiri di gelar di taman dengan dikelilingi pohon pinus yang tinggi, tetapi tetap saja waktu makan dan foto buka masker. Kadang bertemu saudara suka enggak ngerti mau main peluk cium duh... lagi physical distance tetep di sosor. Terpaksa menolak secara tegas.
Marah?
Ah biar saja .... mohon maaf saja.
Semoga pernikahan langgeng dan saling mengerti, jadi keingat masa waktu dulu. Berat juga memakai baju pengantin apalagi di sasak rambutnya. Make up tebal untuk sebuah foto abadi yang bagus.
Brrr ... udara dingin setiap hari rasanya suka enggak tahan. Mau jalan kaki naik turun bukit ihh rasanya mau menjerit hahaha ampun hari ini lagi lebay.
Kesibukkan sekarang lagi bertanya-tanya ke Tuhan apa yang harus dikerjakan. "Melirik kiri kanan" bertanya sana-sini kira-kira bisnis apa yang bagus dan bisa dijalani untuk kami berdua karena suami sudah selesai pekerjaannya.
Senang bisa berdua, semoga selamanya minta kepada yang Kuasa untuk ijin-Nya.
Memutuskan langkah apa yang harus diambil, begitu sulit.
Banyak pertimbangan cari yang terbaik menimbang plus minusnya.
Tanya anak-anak, terserah orang tua. Sebagai orang tua kadang ada rasa takut pilihan yang diambil sudah benar sesuaikah?
Kalaulah bisa melihat masa depan sudah pasti pilihan bisa ditentukan dengan mantap. Karena pilihan yang kita ambil menjadi dasar apa langkah kita ke depan.
Belajar menetukan free will sendiri bertanggung jawab untuk pilihannya.
Tuhan akan memberkati apa yang sudah kita pilih kalau berkenan, dan akan mulus semua langkah kita.
Enggak bisa juga kita hanya berteriak-teriak, Tuhan ... Tuhan ... tolong pilihkan kemana kita harus melangkah. Setelah itu pilih kancing yang ada di atas atau yang ada di bawah, warna merah apa putih.
Yang pasti pilihan sama dengan bertanggung jawab.
Pernah ketemu masalah? Terus milih di antara dua kancing yang sudah di tandai.
Kancing A jawaban Iya, kancing B jawaban Tidak. Seperti gambling atau judi ya?
Mau dengar suara Tuhan? Sampai sekarang sepertinya belum bisa kecuali hati nurani yang berbicara dengan nalar yang ada. Ambil waktu setiap subuh untuk merenungkan segala sesuatu yang sudah terjadi atau yang akan terjadi kalau sudah memilih tujuan hidup.
Keputusan sudah diambil, mantapkan saja tinggal berserah kepada Tuhan. Kalau memang pilihan tepat semua berjalan mulus. Kalaupun tidak pasti ada jalan lain yang Tuhan belokkan.
Kadang menulis suka mood-moodan kalau lagi terbawa irama enak banget semua mengalir bisa sampai selesai.
Kadangkala lagi senangnya menulis, ada pengalih seperti tamu yang datang tiba-tiba, kurir kirim barang, telpon masuk atau keluarga yang butuh bantuan.
Trus!
Di cuekin?
Enggak bisa!
Menulis sudah di pertengahan tiba-tiba berhenti ..., buyar. Paling enggak enak kalau sperti ini.
Belajar menulis hampir setiap hari. Kadang salah menulis musti buka kamus. Tata bahasa masih belepotan hahaha.
Semua dikerjakan dengan maksimal hasil akan maksimal juga.
Yang penting prinsip diri, jangan berhenti menulis walaupun kadang malas. Sedikit-sedikit goreskan di blof atau IG atau Facebook.
Berat kadang kalau datang malasnya.
Bersyukur hasil lomba tahun kemaren baru dikirim ke rumah. Pasrah sih. Buku enggak jadi-jadi banyak kendala.
Kadang kaget juga melihat diri sendiri, kok bisa menulis cerpen. Biasanya kalau mau ikut lomba dan menciptkana cerpen cepat dan mengalir udah pasti bisa masuk nih.
Percaya diri?
Kalau enggak percaya diri gimana atuh menguatkan diri, bangga dengan hasil yang tercipta.
Berterima kasih untuk para mentor yang mengajarkan arah tujuan penulisan.
Sambil manggut-manggut membaca judulnya sepertinya semua orang sudah paham tujuan penulisan hari ini. Irama membacanya juga enak. Enggak bosan nulis kalimat beginian kalau mau menjabarkan berteman dengan setia. Psst..., ini dari pandangan aku ya.
Fungsinya teman hanya menyediakan
1. Waktunya yang berharga.
2. Telinga
3. Pelukan
4. Nasehat
5. Dan lain-lain bisa di isi sendiri yaa ... di kepalaku sih mau di isi sama ... duutt ... duuut ....
Cari waktu yang pas itu susah banget. Pakai kata banget yaa .... mencocokan waktu satu dengan yang lain ribet. Setiap pribadi mempunyai kehidupan masing-masing. Baik mengatur keluarga, pekerjaan, kegiatan personal, bla ... bla....
Hanya kekuatan tekad aja, dan emang pas waktunya hahaha.
Masa pandemi sekarang susah kalau mau ngumpul, berpikir 10x, "mau pergi enggak ya?" Pergi dengan memperhatikan protokol adalah yang lebih baik.
Kalau sudah ngobrol suka lupa waktu, apalagi segala hal yang ada dikepala terlupakan sejenak. Mencurahkan isi hati, rasanya beban terangkat.
Masalah yang ada sebetulnya bisa kita putuskan sendiri, tapi teman yang baik memberikan sisi pandang lain bagaimana memutuskan suatu persoalan. Kembali lagi ke mula-mula dasar keinginan kita, apa sebetulnya yang kita, aku dan kamu pribadi inginkan.
Keinginan yang paling dalam dalam hati. Diri pribadi, bukan anak, suami orang lain, tetapi diri kita.
Ternyata yaa ... mamak ...mamak itu kalau sudah ketemu baru terbuka matanya. Apalagi kalau punya teman yang pintar aih kebawa pintar kitanya. Jadi susahkan cari teman hehehe.
Kalau ketemu yang bawaannya ngerumpi repot juga. Mulai awal bicara sampai mau pulang, ngerumpi. Proposional aja sih, siapa yang larang ngerumpi 'kan yang diomongin ya kita juga orangnya. Alias curhat, mumpung ada mrs. Konseling hahaha ..., gratis. Tapi jangan kelamaan ya, cepat kembali ke topik awal.
Bersyukur selalu untuk kesehatan hari ini bisa berkumpul ditempat nongkrong yang baru. Deket rumah juga tinggal jalan kaki. Sayang pulang kehujanan biarpun pakai payung. Air meresap kedalam sepatu kain. Jadi mengeluarkan tenaga extra untuk menyikat sepatu yang kotor, jadi terpaksa juga 3 pasang sandal rumah ikutan dicuci.
Kelemahan utama kalau banyak berpikir lari ke lambung. Asam lambung naik suka enggak karuan.
Mencoba menerima situasi yang ada. Berlapang dada. Berdoa memohon petunjuknya.
Yang paling takut kalau salah memilih tujuan, karena tidak bisa kembali ke awal mula sebelum mengambil pilihan itu.
Sebagai manusia kita sudah diberikan cara berpikir juga cara menentukan kehidupan kita. Hak yang diberikan Tuhan, hak kebebasan untuk manusia atau Free Will. Walaupun kadang manusia suka tidak menepati janji untuk taat kepada yang Kuasa.
Pernah enggak tiba-tiba berpikir, masalah yang aku hadapi ternyata lebih ringan dibandingkan masalah si Anu.
Aku sih pernah.
Berhari-hari memikirkan masalah yang ada sampai susah makan, karena asam lambung naik. Sampai akhirnya ketemu pemikiran ..., yah masalahku ternyata lebih ringan dari si dia.
Sewaktu Anda sudah pasrah, menerima keadaan yang ada, baru disitu terbuka pikiran kita.
Memang ke depan atau arah tujuan kita seperti gulungan benang wol yang kusut, kita ambil benang wol saja dari pada benang jahit yang tipis hahaha. Lebih diperbesar zoom benangnya. Kalau bersabar benang itu bisa kita perbaiki dengan cara memilah kembali, menarik memutar atau memotong dan menyambung kembali. Sama juga dengan masalah yang kita hadapi banyak perjalanan kehidupan yang naik turun dan penuh tantangan tetapi tujuan akhirnya kita bisa meyelesaikannya.
Beban di pundak lebih baik diserahkan kepada yang Kuasa, hidup menjadi lebih ringan.
Gampang?
Ya tidak juga, lebih sulit. Manusia masih bisa berpikir. Tidak semudah itu. Kadang masalah muncul dengam sendirinya tidak diperintah tiba- tiba diingatkan kembali oleh memori yang ada dikepala. Perlu usaha lebih kuat untuk mengeluarkan masalah itu dari kepala.
Selamat hari Sabtu ..., ah sudah beberapa hari vakum ngeblog. Banyak yang ingin dituangkan tetap harus menjaga kesopanan dalam penulisan. Tidak bisa sembarangan menuangkan isi hati sebagai tulisan hitam diatas putih. Kata Nenek itu berbahaya ....
Semoga liburan minggu ini menyenangkan kita semua.
Ceritadiri.com ~ Kayaknya lebih gampang kalau lagi marah ga usah keluarin kata-kata, tapi tinggal kasih gambar emoticon seperti yg diatas itu, tapi tetap saja yaa berkata-kata masih lebih enak bikin hati merasa lega.
Ungkapan "Mata adalah Jendela Dunia" memang tepat, karena mata berperan penting dalam hidup kita.
Buku adalah jendela dunia, dan kegiatan membaca buku merupakan suatu cara untuk membuka jendela tersebut agar kita bisa mengetahui lebih tentang dunia yang belum kita tahu sebelumnya.
Kenapa enggak mulut, telinga atau anggota tubuh lainnya. Kenapa juga harus disebut jendela bukan kursi, meja, dinding?
Coba bayangkan kalau bumi yang kita injak ini sebuah rumah, dan tentu standarnya sebuah rumah mempunyai jendela. Kita buka jendela itu apa yang kita lihat? Banyak yaa ..., bisa melihat matahari, bangunan, mobil, angkasa dan banyak lagi.
Begitu juga dengan buku, ketika kita buka terlihat banyak hal yang kadang kita tidak ketahui, semua hal belum kita kenal. Untuk mengenalnya kita perlu membacanya supaya bisa di simpan dalam memori otak kita menjadi pengetahuan dan bisa menambah wawasan.
Kalau mata buta warna bagaimana ya?
Warna-Warni dunia menjadi abu-abu saja. Menyedihkan rasanya. Buta warna sendiri diwariskan dari gen ibunya. Walaupun begitu banyak juga yang berhasil menaklukkan kekurangan yang ada di dirinya. Perlu orang-orang tercinta di sekeliling yang membantu untuk menaklukkan dunia ini.
Membaca setiap persyaratan yang ada, menilik satu persatu. Kalaupun bertemu soal hitungan di skip aja buat yang cari uang.
Aih ngomongin apa sih mbayu?
Maklum namanya juga baru mau kuliahin anak pertama, jadi belum pengalaman.
Yang sana harus cepat bayar, yang sini bisa dicicil tapi uangnya besar. Coba yang mana ya? Ambil keputusan enggak mudah. Masa buat anaknya dikasih sekolah yang coba-coba!
Mama suka, papa suka ayo coba. Anak ya ikut coba juga hadeuh.
Dibaca lagi deh dengan seksama, supaya yang tidak muda lagi ini bisa mengerti persyaratan masuk kuliah.
Semoga apa yang dipilih bisa menjadi pegangan masa depan anak tercinta.