Jalan-jalan yuuk!
Yang diajak jalan-jalan mengkerut, LOL! Itulah perbedaan antara yang bekerja dan tidak bekerja.
Para pekerja setiap hari duduk di kantor, sedangkan yang di rumah, duduk di meja kerja dalam kamar.
Sama-sama dalam kamar, tetapi beda suasana. Di kantor engga bisa baringan, sedangkan yang di rumah bisa baringan tapi pemandangan hanya satu, itu itu saja!
Ketika emosi belum bisa dikendalikan, "tanduk saya akan keluar" LOL! Nah, yang seperti ini bisa memicu kemarahan dalam rumah tangga.
Saya mencoba untuk menahan keinginan saya, tapi sambil muka ditekuk hahaha. Tetap saja emosi tidak bisa ditahan.
Cuaca memang tidak mendukung, sedikit suram hari ini, meskipun belum hujan besar, hanya rintik sebentar. Sepertinya mendukung keinginan saya.
Akhirnya, pergi juga, memang buat saya sedikit berat, karena seri drama sedang seru-serunya.
***
Baca juga : Jalan-jalan Yuuk! Pandangan Mata
Ada beberapa pesanan dari orang rumah yang saya akan beli.
Eaa ... ternyata saudara dari Hubby sedang belanja. Saya kirain siapa!
Ketika berdiri di meja kaca mau bertanya, dan hanya berfokus ke barang - barang jualan yang tergantung, saya tidak menyadari kalau di depan saya, ada dua orang yang dikenal. Begitu fokusnya saya hahaha. Hampura ah!
Ternyata ... disini termasuk jualan barang harga grosir. Lumayan beda jauh kata beliau berdua. Seperti katak keluar tempurung, saya dan Hubby sampai terkesima ... ah, kenapa engga dari dulu belanja disini, kami pikir.
Engga apa-apa juga, Ma! kata Hubby. Coba perhatian cara pelayanan mereka. Maksudnya pegawai toko. Mereka berkutat dari satu rak ke rak lain untuk mencari pesanan kami.
Perbedaan hanya di waktu saja. Antara cepat atau lambat. Tetapi untuk nominal tentu ada perbedaan. Jadi saya rasa banyak orang sabar belanja di toko ini.
---
Snack time ... alarm setiap pukul empat sore berbunyi. Makan snack ... makan snack, begitu "panggilannya"
Rasanya pengin yang hangat, jadi mampirlah kami ke Cihapit. Tadinya mau kue cubit, tetapi kalau disini saya kurang tahu posisinya. Atau adakah?
Serabi saja, Pa. Permintaan saya ke Hubby.
Setahu saya, warung serabi sudah ada dari dulu, dengan zaman yang berubah, mereka juga ikut berubah. Beberapa rasa serabi pun beragam.
Saya pikir rasa yang biasa saja, standar. Ternyata pilihan Hubby lebih enak dengan kinca alias kuah gula merah dan santan. Pilihan saya memang enak, tetapi tidak bisa cepat makan karena panas. Lain halnya yang berkuah, bisa berendam sehingga menghilangkan rasa panas serabi.
Cairan itu ternyata gula merah dan santan! Dan yang mengerubuti, bukan lalat tetapi lebah. omg!
Begitu penjelasan Hubby, ketika apa yang ada di benak saya sampaikan. Sedikit malu karena saya sudah menuduh yang bukan-bukan.
Menikmati jajan sore yang hangat dan enak. Ternyata dicampur saus kinca lebih enak!
***
Oh, restoran itu yang lagi viral ya! Itu pa .. banyak banget yang makan! Sambil tangan saya menunjuk ke depan, seberang jalan depan kios serabi.
Restoran mie, penuh dengan pengunjung. Setahu saya dulu kosong tidak seperti sekarang ini. Mobil berjajar, bikin macet. Sepertinya bangku dan meja ful engga ada yang kosong.
Sebetulnya pengin juga mampir, mau merasakan yang kekinian itu. Hehehe.
Sayang saya lupa untuk mengabadikannya
Lanjut part ketiga,
Baca juga : Jalan-jalan Yuuk! Braga Beken
Love, Audy
Serabi adalah jajanan tradisional Indonesia yang terbuat dari adonan tepung beras dan santan, biasanya dimasak di atas wajan tanah liat. Ada dua jenis utama serabi:
1. Serabi Solo
Teksturnya lembut dengan pinggiran renyah, sering disajikan dengan topping seperti meses, keju, atau pisang.
2. Serabi Bandung
Lebih tebal dan biasanya disajikan dengan kuah kinca (saus gula merah santan) yang manis dan gurih.
Serabi sering dinikmati sebagai camilan pagi atau sore hari, ditemani teh atau kopi.
Ref chatGPT
0 Comments:
Posting Komentar