"Turun gunung" bahasa yang sering saya gunakan ketika saya harus pergi dari rumah. Letak rumah keluarga di atas bukit memang sedikit melelahkan kalau mau pergi kemana-mana. Jadi kalau sudah dari "bawah" kami sekeluarga suka malas pergi lagi. Melelahkan!
Pengin jalan-jalan, keluar dari rumah. Yang penting urusan "perut" sudah beres.
Kasihan sih, Hubby sepertinya dari pagi Hubby kedinginan jadi pakai baju hangat. Memang udara lagi suram, dan dingin. Semoga sehat, bisa jalan-jalan. Apalagi hari libu gini, Bandung macet parah. Tapi kapan lagi, pengin pergi ke Braga. Sudah dari tahun lalu minta anter. Mau foto-foto yang cantik.
Melalui jalan biasanya, memang sedikit ramai. yang dahulu termasuk daerah sepi sekarang macet.
Kalau sudah melihat seperti ini, teringat ucapan almarhum Ayahanda ke ibunda. Kalau nanti daerah ini akan macet.
Sebetulnya Ibunda tidak mau ambil rumah di daerah bukit ini. Belau ingin tinggal di Arcamanik. Lingkungannya memang seperti di komplek tempat kami biasa tinggal, tetapi Ayahanda maunya di daerah bukit. Akhirnya rumah keluarga ada di bukit Ligar ini.
Kalau dilihat kebelakang, ternyata pilihan Almarhum Ayahanda benar, karena daerah Arcamanik sekarang luar biasa parahnya, udaranya pun berbeda dengan Bukit Ligar. Masih terasa dingin kalau di sini. Saya suka memakai idiom kalimat, "Masih terasa Bandungnya"
***
"Tuh lihat!" Hubby menunjuk pekerjaan di pinggir jalan Pahlawan.
Tahun lalu terjadi pembongkaran di daerah ini. Katanya melebarkan jalan, ternyata hanya membongkar taman yang ada untuk diperbaharui.
Perubahan yang saya lihat, ada gapura atau ciri khas, tambahan jalanan kecil untuk menyeberangi taman, sehingga tidak ada yang menginjak rumput taman.
Saya penasaran apa sih yang sedang ditunjuk Hubby, saya pikir orang yang sedang menggali lagi, atau bentuk gapura yang sedikit membuang uang. Bentuknya seperti sliding mainan sepatu roda atau skateboard hahaha.
Ternyata fokus Hubby lampu sorot yang tertanam di antara paving block. Rasanya terdengar nanda ketus dari Hubby.
"Membuang uang saja, kalau sampai terinjak orang yang lewat!" katanya Mengapa tidak langsung ditutup sama penutup dari besi.
Dalam bayangan saya sih seperti sangkar begitu. Bagaimana apakah Anda ada ide apa yang sedang saya pikirkan?
Saya sih tidak bisa berbuat banyak untuk sperti ini, hanya foto saja
"Barangkali belum ya, Pa?" tanya saya lajut.
"Iya, barangkali, tetapi, sudah terpasang, karena lampu itu sudah ada di bawah. Sayang kalau diinjak orang yang lewat." kata beliau.
Semoga ketika saya upload, ada yang melihat dan bisa mengambil tindakan.
Hem ... saya lagi memikirkan bagaimana akan mengupload cerita ini. Apakah saya langsung ke Gubernur yang baru atau ... ah ... cari dulu nomer telpon yang berangkutan. LOL!
Baca juga :
Jalan-jalan Yuuk! Surabi Cihapit.
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar