Menu

 

Jalan-jalan Yuuk! Braga Beken




Cerita Audy Lainnya


Braga Beken, salah satu ikon wisata yang menjadi landmark-nya kota Bandung. Rasanya belum afdol kalau belum jalan di sini. Saya sudah lama tinggal di Bandung tapi bisa dihitung dengan jari main kemari.

Pengantar pribadi malas jurusan kesini, penuh kemacetan. Jawaban klise seperti, "Kitakan bisa kapan saja kesini!" Tetapi frekwensi "kesininya", entah kapan.

Dari dulu tempat ini yang terbayang di benak hanya tempat jualan lukisan. Berjejer lukisan-lukisan yang bagus. Tetapi jarang saya lihat traksaksi langsung pembeli dan penjual lukisan. Beberapa lukisan ada yang orang tua saya beli dari Braga ini. Memang bukan pelukis terkenal ... eh ... siapa tahu lukisan yang sudah lama itu sekarang pelukisnya menjadi terkenal. Siapa tahu!

Rasanya kental dengan nuansa kota zaman dulu, dengan bangunan peninggalan penjajahan seperti Belanda. 










Patut diacungi jempol untuk pengusaha yang masih mempertahankan bentuk lama bangunan. Seperti yang saya lihat di jalan Asia- Afrika, ada bangunan lama yang dipugar kembali. Owner, Bank OCBC NISP





Gedung de Vries, Kota Bandung, bangunan cagar budaya atau heritage berhadapan dengan Gedung Merdeka. Di basement gedung de Vries, jalan Asia Afrika ini, ada lorong rahasia yang menghubungkan keduanya. 
Lorong yang tersambung ke lantai bawah tanah gedung de Vries itu tadinya berpintu. Setelah diputuskan untuk ditutup, jejak akses lorong itu lenyap. Di lokasi yang ditunjukkan Albert, kini berupa dinding kelabu memanjang. Soal fungsi lorong itu sampai kini masih misterius. (Tempo)


Tonton juga : Retrofit by Attila Timothy 


Salah! Tidak memperhitungkan! 

Saya pikir hari libur tidak akan ada mobil dan motor yang masuk ke jalan Braga. Ternyata salah! Mobil berjejer, motor dengan rapihnya di pinggir jalan, sehingga orang yang lalu lalang pun tidak leluasa berjalan di trotoar, karena tertutup "pagar motor". Bayangan saya, jalan raya kosong, kalaupun ada orang ramai itu tidak menjadi masalah untuk pengambilan foto. 








Enggak kehilangan akal, ketika para pengunjung melewati posisi saya, secepat kilat saya mengambil foto yang saya anggap bagus. Rasanya saya harus mengulang kembali perjalanan saya ke sini, belum puas!

Sulit ketika kerumunan menutupi spot foto yang saya akan ambil. Rumah heritage yang saya incar untuk diabadikan, tertutup juga. Kecewa! Tiang tempat bunga merah, Kastuba, sulit untuk diabadikan, karena tertutup parkiran motor. Selain bunga Kastuba yang menambah kecantikan daerah Braga ini, ada bunga Tabebuya yang berwarna kuning, putih, jingga, dan merah muda, menciptakan suasana yang indah dan menyegarkan.


***
"Sudah belum?" tanya Hubby. "Kalau mau kesana, kita naik motor saja", lanjutnya. 

Duh malas saya pikir. macet banget, mobil dan motor tidak mau saling mengalah. Mau ke ujung jalan Braga, rasanya membutuhkan waktu lama daripada berjalan kaki, asumsi saya. 

"Sudahlah enggak usah!"

Dalam benak, saya harus kesini lagi ketika jalanan sepi. Apa datang subuh saja? LOL!




Love, Audy 

Ref : Tempo, Google

Share:

0 Comments:

Posting Komentar




AJPena Online Class

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement