Pernah enggak merasa jalan hidup kita itu banyak mendapat kasih karunia dari Tuhan?
Saya rasa hanya hal sepele tetapi kadang kita tidak pernah melihat sebagai berkat yang besar. Ya, itulah berkat yang kita maksud itu benda yang kelihatan besar di depan mata kita.
Seperti yang di alami ketika masa dulu. Banyak peristiwa yang tidak pernah diduga bisa terjadi dalam kehidupan saya.
Ketakutan yang saya alami, dan sampai sekarang kalau masuk ruangan pasti melihat ke atas.
Saya tidak suka kalau ada sesuatu yang menggantung di atas.
Apa saja yang dirasa berbahaya, saya tidak akan berdiri di bawahnya. Merinding!
Kenapa?
Zaman masih pengantin baru, pernah ngontrak. Dengan perabotan seadanya. Ruangan kecil diberi dipan dan tivi. Asyik kan nonton sambil tiduran.
Brak! Gelap mata sebentar, pas sadar langsung pegang kepala. Oh tidak apa-apa! Tetapi tiba-tiba ada cairan yang menetes dari kepala ke pipi. Darah!
Ternyata box kayu penutup gorden jatuh menimpa kepala yang sedang tiduran di bawahnya.
Sepertinya sih tidak menimpa kepala tapi seperti mengikis (seperti pisau mengiris) karena yang kena bagian atas kening. Barangkali karena posisi berbaring.
Suami saat itu sedang di kantor. Saya telpon, tentang kecelakaan itu. Dan saya ambil handuk kecil untuk menekan darah yang terus mengalir.
Masih ada kekuatan waktu itu. Saya ambil dompet dan lari ke tetangga yang ada. Minta tolong bawa ke rumah sakit.
Ajaib! Yang diminta tolong menolak bawa ke rumah sakit, alasannya mereka orang baru dan tidak tahu rumah sakit. Beruntungnya ... mereka mau bawa saya ke klinik di depan komplek.
Ajaibnya lagi, entah itu dokter apa mantri kesehatan, melihat saya masih bisa tegak berdiri menyuruh untuk mencuci kepala di bawah kran air yang untuk wudhu.
Setelah saya membersihkan baru kepala saya dibersihkan dan disuntik, untuk dijahit.
Ada lima jahitan di kepala. Beruntungnya lagi saya tidak muntah. Tuhan masih baik untuk kehidupan saya.
Dari situ saya minta ampun untuk kesalahan yang sudah saya lakukan sehingga mendapat pencobaan seperti ini.
Ah, malas deh mengingatnya!
***
Sudah dibilang jangan dorong lemari. Saya itu bandel! Itu dulu!
Entahlah karena dari kecil saya sering latihan beladiri Jadi suka ngerasa jagoan.
Saya bisa memindahkan lemari besar, hanya dengan bantuan paralon. Memang sedikit sulit untuk taruh di bawah lemari, tetapi bisa aja waktu itu.
Masih muda!
Rasa ketangguhan itu terbawa sampai sekarang. Tetapi tidak seperti waktu muda, sekarang saya tahu diri.
Sebelum sampai tahap ini dan membuat saya tidak tangguh, dan menjadi seorang putri tentu semua karena cinta suami.
Beliau yang selalu maju dalam segala hal. Dan lama kelamaan membuat saya menjadi "diam".
Saya orangnya tidak sabaran, sehingga kalau kelamaan bergerak, saya akan bergerak.
Seperti pada saat sedang membereskan kamar, saya ingin memindahkan lemari pakaian. Padahal lemari tidak besar, lemari pakaian anak-anak. Dan saya tidak sabar!
Benar aja ... suka ga nurut kata suami. Lagi dorong lemari pakaian. Tiba tiba pintu jatuh menimpa belakang badan saya dan mendorong wajah ke sisi lemari ... dan ada paku kecil.
Sreet ... robekan kecil di sisi bibir kanan bawah.
Haduh! Apakah harus dijahit? Sebetulnya harus dibawa ke dokter, tetapi saya anggap tidak apa-apa.
Luka itu dalam, kalau dapat pertolongan tentu tidak akan ada bentuk yang kurang baik di pinggir bibir.
Tetapi siapakah saya sudah berumur, perlu dipercantik lagi. Tidak usah!
0 Comments:
Posting Komentar