Sekilas melihat video, gambar yang ada di cerita medsos, tersentak kaget! Anak-anak yang mau tamasya ke daerah Subang mendapat kecelakaan. Bis terguling!
Yang membuat saya seperti mau menangis, ada yang bilang anak-anak itu ada yang terjepit oleh badan bis. Meskipun dengan bahasa daerah saya cukup mengerti apa yang dimaksud.
Sroll lebih cepat ke konten berikutnya, tetapi kadang saya kembali lagi ke berita tersebut, dan mengambil kesimpulan sendiri. Untuk Anda yang ingin tahu berita tersebut bisa mencarinya di Google.
Saya bukan mau menjelaskan kronologis peristiwa tersebut, saya hanya ingin, mengutarakan perasaan saya dari sisi sebagai orang tua.
Rasa sedih, kecewa, marah dan rasa yang lain sudah bercampur aduk di dalam hati para orang tua yang sedang ditimpa musibah. Saya sebagai orang tua khususnya sebagai ibu yang melahirkan anak-anak. Sudah pasti tidak mau terima dengan kenyataan yang ada. Rasa marah pasti ada, "Mengapa Tuhan lebih cepat mengambil kesayangannya."
Dari dulu kok saya merasa, kalau ada acara liburan, apalagi dengan transportasi bis, lebih berat mengambil keputusan. Kadang ketika masih ada kendaraan pribadi, kami lebih baik mengantarkan buah hati kami ketempat mereka mengadakan acara. Rasanya lebih tenang, karena mereka masih dalam pengawaan kami secara langung. Kandangkala saya dan suami mau saja menjadi penolong para guru, untuk mengawasi semua anak-anak. Kegembiraan kami berdua ada di antara para anak-anak itu. Rasa keibuan lebih banyak menguasai saya sebagai seorang ibu.
Sekarang anak-anak sudah besar, kami masih mengawasi mereka. Terlebih untuk papanya anak-anak, rasanya waktu 24 jam tidak cukup untuknya.
Ketika membahas peristiwa ini dengan suami, kembali lagi ada pernyataan darinya, "Kalau Tuhan sudah mau panggil apapun tidak ada yang bisa menghalanginya." Benar juga. Saya kok jadi merinding. ketika melihat diri saya sendiri, apakah saya sudah siap untuk masuk dalam perjalanan itu.
Ah, cepatlah rasa sedih ini berlalu. Doa untuk semua orang tua yang sedang bersedih. Semoga mereka selalu kuat dan tabah.
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar