Pasangan pengantin yang sudah diberkati di gereja, melangkah dengan perlahan di ballrooms yang dihiasi dengan karpet merah yang dikelilingi banyak bunga
Pengantin hari ini bernama Sandra dan Tono. Mereka berdua adalah kolega saya ketika masih bekerja di hotel bintang tiga di Lembang.
Mereka dengan perlahan berjalan melewati terowongan gapura bunga, dan diapit oleh para pagar bagus dan pagar ayu. Mereka melemparkan bunga menyambut Raja dan Ratu sehari memasuki ruangan.
Dengan barisan yang rapih para pemuda dan pemudi kelihatan begitu bersemangat menyambut Sandra dan Tono. Apalagi mereka adalah teman-teman dari adik Sandra, yang sudah dikenal sejak mereka masuk kuliah.
Dengan suara lagu pernikahan, mereka berjalan perlahan, tersenyum ke arah para tamu undangan yang hadir. Para tamu bertepuk tangan ketika pasangan pengatin memasuki gerbang bunga, dan berjalan ke arah panggung dimana tempat duduk untuk Raja dan Ratu sehari sudah dipersiapkan.
Disetiap pernikahan yang saya hadiri semuanya memakai event organizers pernikahan atau EO.
Saya sebetulnya tidak terlalu memperhatikan. Bukan ... maksudnya sedikit risih ketika harus melalui "pagar" yang panjang, kalau saya kenal tentu memakan waktu lama untuk sampai di panggung "Raja dan Ratu", saya tidak bisa berbasa basi terlalu lama ... keleyengan karena harus fokus ke satu arah.
EO keluarga dan EO yang memang bergerak dalam bidang ini saya rasa berbeda. EO yang memang serius menangani ini biasanya mereka dibayar dan harus serius melakukannya. Untuk EO keluarga, biasanya dipilih oleh seseorang dalam keluarga yang diberi tanggung jawab. Biasanya memakai keluarga terdekat untuk menjadi penerima tamu dan pagar bagus dan pagar ayu.
Sebagai penerima tamu, kadang tidak bisa menolak ketika ada tamu yang notabene keluarga sendiri meminta souvenir lebih. Biasanya suka diberi. Untuk EO yang sebenarnya biasa ada peraturan yang sudah disepakati. Kalaupun ada yang meminta lebih, biasanya akan bertanya kepada superiornya atau chief in charge, apa diperbolehkan atau tidak.
Masalah untuk para pengantin ada biaya yang diperhitungkan untuk bagian depan ini. Kalau ada bujet lebih, bisa membuat baju seragam yang cantik dan bagus sesuai keinginan pengantin. Sehingga pesta pernikahan yang diidam- idamkan terwujud.
Beruntung untuk kedua pengantin ketika semua acara dipegang oleh Chief EO. Sudah pasti acara berlangsung dengan aman. Kedua pengantin tidak usah memikirkan apa yang terjadi di lapangan. Mereka hanya duduk manis berfoto, bersalaman dengan para tamu dan mendengar perintah dari pembawa acara yang sudah dipersiapkan oleh EO pernikahan.
Pernah datang di suatu pernikahan yang diadakan di gedung olah raga? Kalau salah drescode bisa berabe. Saya pernah seperti itu. Untungnya ... masih ada untungnya buat saya, sebelum pergi saya membaca tempat acaranya diadakan, lihat melalui google. Jadi ketika datang kami tidak terlalu kepanasan. Walaupun tetap keluar keringat tetapi tidak sampai stres karena kepanasan. Kasihan tamu undangan lain yang memakai kebaya kami memakai baju batik biasa.
Biasanya para penerima tamu sudah mulai berhamburan alias tidak menduduki tempatnya karena kepanasan. Yang terpenting ada satu atau dua orang yang menjaga meja sekalian tempat angpao dimasukan.
Paling dilema kalau diundang, mengawasi dengan tajam di bagian penerima tamu. Apakah mereka menuliskan nama atau nomer tamu di atas amplop? Biasanya ketahuan sewaktu pengantin membuka amplop dan menduga duga siapa yang memberikan paling sedikit atau paling banyak.
Pernah begitukah pembaca Ceritadiri.com?
Lika liku pernikahan memang kadang lucu, tetapi yaaa momen itu tetap berjalan sampai sekarang. Saya rasa untuk anak muda zaman sekarang mereka sudah tidak mau terlalu peduli dengan acara yang wah! Lebih baik simpel saja, sehingga uang tidak banyak keluar. Masih panjang 'perjalanan' banyak uang yang dibutuhkan.
Andai saja dulu saya dengan tegas menolak pernikahan yang membuang biaya hanya untuk mendapatkan kado berupa jam dinding dan satu set cangkir teh.
Coba saya berkeras untuk menerima angpao. Yah ... memang jalan hidup semua orang berbeda.
Akhir yang bahagia, hadiah itu sekarang bisa dijual ke toko antik, dan menjadi uang. Kalau dulu saya terima uang, kayaknya sudah tidak bersisa lagi.
Tuh, kan ... masih beruntung!
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar