Table manner? Maner? Meja? Tata Cara? Tata Cara Makan?
Tata krama meja adalah suatu aturan sopan santun atau tata krama yang dilaksanakan saat hendak makan, yang mungkin juga termasuk penggunaan peralatan makan. Berbeda budaya, berbeda pula tata krama mejanya. Wikipedia
Table Manner atau Tata Krama Meja.
Sopan santun dalam cara kita makan. Pernahkah Anda belajar tata cara ini?
Dengan kondisi keadaan kita yang ada di Indonesia, saya rasa sendok dan garpu pun lebih dari cukup. Dengan beberapa makanan yang tidak berkuah kadangkala lebih nikmat mengambil dengan tangan.
Informasi yang saya cari dalam bersopan santun di meja, memang sedikit rumit, karena perlatan yang dipergunakan itu bermacam bentuknya. Mulai dari Garpu, sendok, pisau untuk steak, pisau mentega. Hem ... setahu saya Setiap komponen ada yang berbentuk besar dan ada yang berbentuk lebih kecil. Seperti garpu untuk makan dan garpu untuk mentega yang lebih berbentuk flat.
***
"Sibuk tidak, Ton! Siang nanti temani saya menjamu tamu asing ya," boss menegur dengan sangat ramah. Ah, Tono cukup maklum pasti ada maunya nih! Benarkan! Dugaannya tepat.
Pertemuan siang itu pun terjadi. Pak boss dengan bahasa asing yang minus berani untuk berbicara tanpa malu. Yang penting sama-sama tahu, begitu kata pak boss.
Pada saat makan, ini adalah hal yang paling mencekam dan paling saya takutkan. Menu yang dipilih pada saat ini adalah steak daging sapi.
Dalam tata krama meja, makan steak dengan garpu dan pisau. Garpu dipegang dengan tangan kiri, pisau dengan tangan kanan. Cara memotong steak pun dengan daging di tekan perlahan dengan garpu yang menghadap ke bawah dan diiris perlahan dengan pisau. Pak boss sepertinya kalap karena lapar, sehingga memegang garpu seperti sedang memegang sekop. Garpu dipegang seperti sedang membacok. Belum lagi dengar suara sayup-sayup menjijikan yang keluar dari mulutnya.
Apa yang ditakutkan pun terjadi ketika suara besar terdengar di seluruh ruangan. Membuat yang sedang makan menoleh ke arah meja mereka. Sendawa yang dikeluarkan tanpa dikontrol.
Para tamu yang melihat pun merasa kaget dan jijik melihat cara pak boss makan. Alhasil pertemuan itu terjadi begitu cepat dan tidak ada hail yang didapat, karena para tamu menghentikan makan mereka dan dengan halus mereka menyatakan sudah terlalu kenyang.
Tono menjadi pucat pasi ketika melihat tamu yang berada didepannya berdiri untuk pamit Sambil menganggukan kepala Tono meminta maaf. Karena keributan yang terjadi.
Tono bangkit dari meja makannya. Hal yang dilakukannya adalah berdiri sambil menaruh serbet di atas kursi, yang menandakan, bahwa dia sedang keluar sementara. Rasanya dia ingin menaruh serbet di atas meja sebelah kiri, menandakan kalau dia sudah selesai makan, dan piring bisa diangkat. Tidak sopan meninggalkan pak boss sendirian.
Memang sulit untuk selalu menjadi orang yang sempurna, di mata orang lain. Tetapi inilah hidup yang harus dijalani. Apalagi dalam lingkungan bekerja yang menuntut penampilan yang sempurna. Saya merasa kasihan dengan pak boss, dia tidak tahu kalau cara bersikpaapnya tida baik.
***
"Sudah selesai? saya sedikit kaget ketika bertanya ke Hubby.
Pas tadi makan bareng tiba-tiba dia berdiri mau ke lantai atas. Mau ambil obat. Sekalian nanti bawakan piring ini." Tangannya menunjuk ke arah piring kosong.
Saya mengiyakan sambil asyik makan. Setelah selesai ... saya melihat piring kosong itu. Terlihat sendok masih menengadah ke atas, yang artinya masih akan melanjutkan makan.
Sambil menunggunya, saya memanggil anak-anak untuk makan, dan menayakan apa papanya sudh selesai makan. Sudah makan katanya, Ma," jawab anak saya.
"Lah gimana sih! saya pikir masih lanjut mau makan, karena sendok di piring masih menghadap ke atas dan tidak dibalik!"
Begitulah saya yang terlalu banyak tata krama, terlalu perfeksionis kata orang-orang. Benarkah?
Love, Audy
Ref Wikipedia
0 Comments:
Posting Komentar