Menu

 

Janji Pernikahan

 





Audy Jo

"Kamu sih engga bisa dibilang, suara Dito meninggi, melihat Nita muntah-muntah engga berhenti. Sudah aku bilang, kita sudah tua enggak bisa seperti dulu. Habis mengerjakan ini itu, berhenti dulu!  Jangan lanjut olah raga!

Nita yang mendengar kecerewetan Dito hanya bisa diam dan menerima. Dia tahu dia salah! Hari ini setelah beberes di dapur tidak ada jeda untuk istirahat. Langsung dilanjutkan dengan jalan sore. 

Udara sore ini lumayan teduh. Tidak ada angin, terik matahari lebih lembut. Pokoknya udara menggoda untuk Nita berjalan -jalan.

Dari siang sampai malam tidak ada satu pun yang bisa Nita telan, kecuali menyeruput oat meal atau havermouth yang cair. Baru sedikit keluar lagi. Rasanya sampai lelah muntahan sampai angin yang keluar. 

Keluar dari atas, keluar juga dari bawah. Pokoknya semua habis yang ada di perut. Padahal hari kemaren Nita baru makan enak di sebuah restoran. Chinese restoran. Apa aku terlalu banyak makan? Padahal tidak pikir Nita. Rasanya dia tahu diri dengan porsi makannya. Barangkali daging babi kecap yang dia pantang malah habis dimakan 1 potong!

"Aku lelah!" Nita bergulir di atas tempat tidur mencari posisi yang pas. Rasanya berat matanya. Dipaksa makan nasi, tidak kuat. Apalagi mencium bau sup kacang merah, dia tidak tahan. Bikin mual saja.

Minta oatmeal cair saja bujuknya ke Dito, biar langsung telan. Akhirnya cairan itu bisa masuk juga. Nita pun tertidur.

Bersyukur ketika suami isteri dalam keadaan kurang fit saling menjaga satu sama lain. Dalam susah dan senang, dalam sakit dan sehat. Kalimat pernyataan di atas mimbar ketika mengucap janji pernikahan.

Kayaknya begini nih kalimat itu nyata dilakukan. Suami isteri saling mendukung dalam hal apapun.

Saya jadi teringat masa pernikahan saya bertahun tahun yang lalu. Kadang tidak sabar dalam menghadapi pasangan, maunya cepat, instant saja. Beruntung Hubby bisa mengurus saya, menghandle kedegilan saya yang kadang maunya sendiri. Merasa aku yang paling benar.

Butuh berapa tahun untuk saya menurunkan keegoisan saya. Sampai sekarang pun masih tiba-tiba muncul.  

"Nobody's perfect"

Berjalannya waktu kadaan kami berdua tambah lebih baik, lepas dari beberapa tekanan. Selalu mencoba bersikap bijaksana, mengolah kata lebih baik. Menahan diri yang tidak mudah, ketika ada kalimat yang tidak mengenakan di telinga.

Tujuan utama yang kami lakukan agar anak-anak melihat pernikahan yang sehat itu bagaimana. Peluk cium dan tertawa kami lakukan. Memang kadang ketika ngambek saya kurang terkontrol, hehehe. 

Harapannya sebagai suami isteri bisa berjalan bersama selamanya. Amin.


Love, Audy 


Share:

0 Comments:

Posting Komentar




AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement