"Cariin dong!" Suara manja itu seperti menggoda saja. Beruntung hanya di telinga Irma. Kalau terdengar di telinga seorang pria, rasanya cerita akan berlanjut ke scene berikutnya.
Punya teman yang masih segar dan awet muda memang bikin semangat dalam menjalani kehidupan. Enggak pernah mengeluh, padahal ... dalam kehidupannya dia sudah sendiri, single mother. Melihatnya aja bikin saya sedih. Tidak bisa membayangkan ... ah ... enggak mau ditulis. Pasti sudah tahu yang mau saya tulis.
Selalu ceria, bikin saya yang suka malas jadi malu. dibandingkan dia saya tuh masih bersyukur. Tidak selalu memang, kadang pas lagi moodnya kurang baik, mulailah kata rayuan mampir di telinga saya, seperti hari ini.
Biasanya sih gara-gara dia sudah capek di tempat kerjaan, rasanya ingin merebahkan kepalanya di pundak seseorang, dalam hal ini pelindung dalam rumah tangganya. Ingin berbagi tugas mencari financial memenuhi kebutuhan keluarga.
Kalau sudah begini saya yang sahabat dekatnya tak luput dari rayuan gombal ini. Saya sudah hapal, biasanya akan saya jawab, "Iya nanti dicariin jodohnya!" Kalau sudah dijawab, pasti dia merasa lega. Padahal dia tahu, saya belum tentu mendapatkan jodoh secepat itu untuknya.
Saya dan Irma sudah berteman lama. Bertahun-tahun yang lalu. Ketika dia mulai pacaran pun saya tahu. Dengan cerita yang menyedihkan. Berpacaran dengan ... kita sebut saja Budi. Rasanya cukup lama menjalin kasih, semua keluarga sih sudah berharap ini adalah jodohnya yang akan membawa ke pelaminan. Ternyata ... sia-sia saja berpacaran lama, calon ibu mertua tetap tidak suka dengan Irma. Katanya kurang cocok dengan anaknya. Saya tidak tahu apanya yang kurang cocok. Dari segi agama sama, umur juga tidak tua. Memang pembawaan teman saya ini sedikit lebih montok. Tidak seperti perempuan zaman sekarang yang langsing tinggi. Dalam hati saya menjerit, trusss ..., kemana tahunan yang mereka jalani?!
Yah sudah putus saja!
Akhirnya, dapat juga jodoh yang lain. Cakep, putih. Idaman pokoknya. Bayangin deh cowok Sunda ala mas santri. Menikah juga akhirnya. Mereka punya anak laki-laki yang putih dan ganteng.
Ternyata, bukan jaminan juga. Lelaki itu sedikit terganggu pikirannya. Kalau dilihat biasa saja. Dia memiliki ilmu lain, sehingga kadang terlihat tidak benar. Ringan tangan, sering memukuli Irma.
Karena tidak kuat, Irma lari bersembunyi di tempat saudaranya. Berpindah-pindah takut diketemukan. Anaknya pun dibawa pergi, takut dipukuli juga.
Pernah juga bersembunyi di tempat saya. Apalagi rumah saya cukup jauh di gunung. Eh! Laki-laki itu tahu juga. Untung suami saya yang meladeni bilang, Irma tidak ada di rumah. Akhirnya suami Irma pergi juga.
Sekarang mereka sudah bercerai, dan tidak diketahui dimana mantan suami Irma, karena mereka sudah tidak perduli lagi.
Untuk membiayai anaknya, Irma bekerja di suatu perusahaan yang lumayan di kota kami. Sebagai seorang janda ada saja cerita yang terjadi di kehidupannya. Mulai dari orang-orang yang kenal dengan Irma sampai yang baru kenal pun menggoda dengan kata-kata yang tidak sopan. Mereka beranggapan kalau seorang janda itu tukang menggoda lelaki.
Sedih juga sih. Tidak tahu siapa yang memberikan label seperti itu. Di masyarakat label itu berkonotasi negatif. Kalau sudah ada label janda, pikiran orang mulai dengan artian si penggoda. Kalau tidak kuat perempuan seperti Irma akan menyabet sembarangan tawaran yang diberikan para lelaki hidung belang untuk menjadi isteri kedua atau simpanan lelaki. Yang terpenting label mereka bukan janda.
Beberapa tahun terlewati, dengan beberapa lelaki yang silih berganti. Irma mencoba mencari kecocokan, yang nantinya bisa diajak ke pelaminan. Semua tidak ada yang sesuai. Anaknya yang tadinya kecil sekarang sudah berkeluarga dan mempunyai anak lagi, cucu buat Irma.
Rasa ingin memilik pasangan sudah tidak menggebu lagi seperti dulu. Sekarang diucapkan hanya sebagai rayuan biasa untuk saya. Syukur-syukur kalau dapat hehehe, begitu candanya. Tetap saja buat saya itu seperti amanah.
Sambil berjalannya waktu, tetap saja saya masih sering clingak clinguk mencari pasangan yang pas buat Irma. Loh kok! saya merasa ingin membuka biro jodoh untuk para perempuan yang masih jomblo!
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar