Namanya juga berbisnis, semua pasti ada modal yang harus dikeluarkan dengan dalih apapun, apalagi yang menyatakan tidak memakai uang pendaftaran.
Terus kalau enggak pakai uang pendaftaran, membeli barang yang ditawarkan belinya pakai apa? tentu sebagai pemilik bisnis harus mencoba dulu barang yang akan ditawarkan, benarkan?
Mau menolak enggak bisa, karena tawaran itu sudah di depan mata. Memang gratis seperti biasa, tetapi karena pembelinya menyarankan saya ikut, ya saya menerima. Karena yang akan mengeluarkan modal beliau yang mengajak saya. Tentu saja menjadi tidak enak hati, dalam hati sih, "Nanti kalau saya ada uang lebih akan saya beli produk yang memang dibutuhkan oleh saya dan keluarga.
Pernahkah Anda mengikuti bisnis yang katanya tidak bayar keanggotaannya. Setelah masuk ke dalam ternyata mau enggak mau kita harus mengeluarkan kocek dari kantong kita?
Enggak usah berpikiran dramatis gitu, Audrey! Ada beberapa teman yang melihat pola pikir saya aneh. Namanya juga berbisnis semua perlu uang dong untuk menjalankannya.
Memangnya orang bekerja di kantor engga pakai modal kalau pergi ke kantor?! Coba hitung biaya yang dia keluarkan ketika berangkat ke kantor. Naik motor, atau mobil perlu bensin! Bayar tol, bayar parkir, biaya makan siang. Beli snack kalau lapar, pulang bawa oleh-oleh. Nah! Biaya itu hampir sama dengan biaya kerja dari rumah dengan aplikasi, sama saja!
Benar juga ya kalau pikirannya disamakan persepsinya. Memang sih enggak semua orang berminat dengan bisnis yang mengeluarkan uang banyak. Tetapi kalau memang produk itu dibutuhkan mengapa tidak, coba dibeli dan dipakai produknya, setelah itu akan ada hasil yang bisa di-testimoni-kan ke orang lain. Begitulah cara menjual sebagai anggota.
Teman mengajak berbisnis Shopping Mall Korea, namanya Atomy, bisa dilihat di websitenya Atomy.com/id produknya bagus, kebanyakan memang untuk kesehatan. Dengan perusahaan Korea Kolmar, produk yang dibikin ada untuk SKII, tetapi mereka menjualnya dengan harga Revlon, begitu moto yang saya dengar. Kalau yang mengerti pasti tahu perbedaan harga kedua produk tersebut.
Kita bicara garis besar saja deh, enggak usah terlalu spesifik. Setiap bisnis yang kita jalani memang sudah ada jalannya masing-masing, maksudnya pola yang harus diterapkan. Produk unggulan kalau bisa dijual sebagai produk utama. Diusahakan untuk membeli produk utama, dengan berbagai cara harus bisa laku.
Kalaupun tidak kita jangan menyerah, usahakan produk kedua, terus menerus sampai dengan produk termurah apabila konsumen yang kita tawarkan belum juga mau membeli produk kita. Kalaupun akhirnya tetap tidak mau, jangan lupa sambil tersenyum kita harus berkata,"Tidak apa-apa".
Salut dengan orang-orang yang bisa keluar dari zona nyaman. Tetapi dalam benak saya semua kembali kepada yang di Atas! Apapun yang kita perbuat kalau memang sudah di izinkan semua pasti lancar. Enggak usah mengeluarkan tenaga dan menarik otot leher semua pasti berhasil. Jadi tujuan utama dalam hidup mengejar dulu yang di Atas sambil berikhtiar.
Jangan lupa 'alat perang' dalam hal ini brosur, leaflet, atau produk yang kita mau tawarkan harus ada contohnya di dalam tas kita. Kemungkinan, mendadak bertemu orang untuk kita tawarkan. Siapa tahu!
Ketika sedang jalan-jalan di mal ketemu teman yang sudah lama tidak ketemu. Biasanya mereka akan bertanya kabar kita. Oh, iya, jangan terlalu semangat mengeluarkan statement kalau kita bekerja menjual produk tersebut. Biarkan mengalir saja.
Setelah kita tanya, apa kabarnya, terus bertanya apa yang dilakukan saat ini, perhatian kita kepada teman lama kita harus intens yaaa. Lihat matanya kalau mengobrol, jangan clingak-clinguk, apalagi melihat gawai, sepertinya kita tidak perduli di matanya. Jangan sampai begitu! Dalam pembicaraan yang intens, sudah pasti teman lama kita juga kepo ingin mengetahui perkembangan hidup kita, apa yang sednag kita lakukan ... nah ketika masuk dalam suasana begini, barulah kita bisa mengeluarkan perkataan, "Sekarang saya berbisnis, Shopping Mall Korea", kalau dia masih banyak waktu ngobrol, bisa kita minta izin untuk memperkenalkan produk kita, kalaupun dia terburu-buru, bisa kita minta janjian lagi nanti.
Sulit jugakah? Semua pasti sulit di awalnya, tetapi ketika semua sudah biasa dilakukan semua akan mudah dilakukan. Saya juga sudah masuk di tahap tidak malu lagi. Apalagi ketika mendapat penolakkan, hehehe.
Semangat ya!
Menjemput impian itu memang tidak selalu susah!
Gampang!
Afirmatif dalam hati, yuk!
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar