Menu

 

Minta Maaf ke Arwah

 







Audy Jo

Sebentar lagi menyambut bulan suci Ramadhan, setahu saya banyak orang yang akan berziarah ke pemakaman keluarga. Biasanya membersihkan makam, atau "melapor" kepada yang sudah pergi tentang keadaan mereka.


Saya kurang memahami, keadaan yang terjadi. Mengapa bisa seperti ini?

Yang tadinya kuburan sepi dan lenggang sekarang dipenuhi oleh para peziarah. Mereka datang dari berbagai daerah. 

Para penjaga kuburan yang biasanya asal-asalan membersihkan kuburan, sekarang lebih giat mempercantik kuburan, karena tahu, saat ini uang yang akan mereka dapatkan lebih dari biasanya. Kok, saya merasa mereka seperti mendapat THR, ya?!

Pedagang bunga rampai, atau bunga tabur mulai banyak berkeliaran mengelilingi kuburan. Tidak lupa mereka menyediakan air mawar untuk menyiram kuburan untuk mengisi pot-pot yang biasanya ada di sisi kuburan. Eh, Bagaimana pemakaman keluarga Anda?

Yang biasanya bunga tabur bisa dibeli dengan hanya beberapa rupiah, sekarang harganya melonjak beberapa kali lipat. Memang saat seperti ini, para pedagang panen besar. Saya tidak begitu menyukai para pedagang bunga rampai ini, karena pernah ada kejadian setelah membeli bunga rampai, atau bunga tabur dan disebarkan di atas kuburan ... eh, bunga itu diambil kembali. Hal ini saya ketahui dengan tidak sengaja, ketika kami kembali lagi ke keburan karena ada barang yang tertinggal. OMG ... kuburan bersih!

Pernah ketemu you tube pendeta yang terkenal, kalimat yang dilontarkan seperti menyentak hati nurani saya. Dengan keadaan yang saya alami di dalam keluarga, rasanya sulit juga untuk menasehati orang rumah untuk tidak melakukannya. 

Kebiasaan nyekar bisanya dilakukan oleh Ibunda ketika menjelang natal. Biasanya dijemput dan diantar adik saya yang lelaki. Kebetulan Dia tinggalnya di luar Bandung, jadi janjian untuk pergi. 

Dari rumah sudah disiapkan beberapa jerigen untuk diisi air. Saya sih beranggapan di daerah pemakaman sulit mencari air. Gunting, bunga mawar biasanya Ibunda ambil di taman depan rumah. Bunga itu nantinya akan disebar atau ditaruh di dalam pot yang ada tersedia di samping kuburan. Kuburan almarhum terbuat dari semen, sehingga ada lobang untuk tempat bunga potong.

Di kuburan alm. Ayahanda biasanya ada penjaga kuburan yang khusus membersihkan, setiap bulan ada biaya yang biasanya di transfer oleh Ibunda untuk bapak penjaga kuburan. Dan kalau ada kerusakan biasanya akan diberitahukan ke Ibunda, misalnya besi pagar hilang diambil orang.


Mengapa sih ada kebiasaan berziarah ke makam? Saya rasa karena tradisi warisan leluhur. Sebetulnya kalau di dalam agama kristiani dilarang untuk berziarah ke makam, khususnya berbicara kepada kuburan seperti ada orang yang diajak bicara. Padahal kan yang sudah dikubur tidak bisa bicara. Hanya diperbolehkan untuk membersihkan kuburan, ketika rumput sudah mulai tinggi dan tidak terurus. Jadi lebih keadaan fisik bangunan.

Miris sih, kenapa harus berbicara dengan kuburan? Memang yang di dalam bisa mendengar, kan kita sudah berbeda dunia. Apalagi di hari-hari yang dianggap spesial, seperti menyambut Ramadahan, Ada yang meminta maaf kepada yang sudah dikubur. Ampun! Apakah mereka bisa memberikan maaf? Mustinya ketika masih hidup harus diperhatikan, dihormati, kalau salah minta maaf secara langsung. 

Ada juga yang berziarah ke makam keramat. Saya jadi ingat sewaktu tinggal di Cirebon, Komplek rumah yang keluarga saya tinggali dekat dengan Makam Sunan Gunung Jati. Tidak terlalu dekat, lebih kurang 5 kilometer dari pusat Kota Cirebon. Para penziarah banyak yang melewati jalan raya daerah komplek perumahan. Kadang mobil diparkir di depan jalan utama masuk komplek. Biasanya pada saat bulan Ramadhan sudah pasti penuh sesak.

Entahlah apa yang dicari? Tetapi dari mulut ke mulut ada yang percaya permintaannya pasti dikabulkan. Saya pikir Tuhan sudah menjawab permintaan mereka. Hal ini sudah termasuk menduakan Tuhan dan itu dimurkai Tuhan.

Sampai sekarang saya masih sukar memahami, mengapa harus menyekar ke kuburan untuk meminta maaf. Sedangkan setahu saya ketika memasuki bulan Ramadhan dan Hari Lebaran adalah bermaaf-maaf-an dengan saudara atau hadai tolan yang sama-sama menunaikan puasa? Di dalam hidup bermasyarakat, tentu kadang ada gesekkan sedikit karena kesalah pahaman. Nah, orang-orang inilah yang harus saling memaafkan. Jadi bukan dengan yang ada di dalam kuburan. Kita tidak tahu dunia 'sana', memang mereka tahu kalau kita datang meminta maaf?


Love, Audy
Share:

0 Comments:

Posting Komentar




AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement