Menu

 

Mencari Makna Kehidupan





Audy Jo

Memasuki tahun 2024, tidak terbayangkan apa yang akan terjadi. Tentu saja karena kita belum melangkah, dan masih meraba-raba ... apa saya harus berbelok ke sini atau ke sana?

Janji Tuhan, Ya dan Amin, yang penting manusia harus melangkah jangan diam saja.

Pada saat melangkah saya hanya berpegang, "Saya harus berbuat baik, dan tetap bersyukur menghadapi apa saja."

Di minggu kedua terakhir di bulan Maret ini, kok saya merasa seperti ingin mengingat masa lampau. Barngkali karena bulan April tanggal 3, adalah ulang tahun pernikahan saya yang ke 31 tahun. Waw! perjalanan hidup pernikahan yang lumayan.

Selama tiga bulan ini, ada saja beberapa peristiwa yang umat manusia alami. Penduduk di Indonesia, khususnya di Bandung, banyak yang terjadi. Tidak pernah saya bayangkan kalau puting beliung yang ada di Amerika sana, bisa terjadi di Indonesia, khususnya di Rancaekek, Bandung. Melihat video di Media sosial, membuat bulu kuduk merinding.

Betapa peristiwa yang menakutkan terjadi di depan mata. Apakah ini waktunya sudah dekat? Tahun lalu, ada beberapa orang memprediksi kalau tahun ini akan banyak kesusahan. 

Kalau tidak kuat memikul beban berat, taruh beban itu di tangan Tuhan, "Aku sudah tidak kuat lagi!"

Menghadapi keterpurukkan dalam pekerjaan, dan tidak ada penghasilan membuat pengeluaran menjadi lebih membludak. Iya ... mulai dengan banyaknya hutang yang terjadi. 

Miris ketika ada gambar di media sosial, satu keluarga terjun dari gedung berlantai. Berita itu menulis keluarga itu terjerat hutang, banyak tagihan sehingga tidak kuat lagi menghadapinya. 

Melihat peristiwa itu kepala ini seperti tidak menerima. Petanyaan kenapa ... kenapa ... terus saja kenapa? 

Sebagai kepala keluarga mustinya ada tempat untuk meminta tolong, atau adakah yang tidak mau menolong keluarga itu. Berandai-andai ... punya perusahaan yang bisa menolong orang-orang seperti mereka. 

Ada peristiwa yang menggembirakan, namun bukan pula tak ada peristiwa-peristiwa menyedihkan. Semua punya makna. Kadang ketika sedang gembira siap-siap akan ada kejadian menyedihkan. Sepanjang-panjangnya malam tentu ada siangnya.

Banyak peristiwa mujizat terjadi, ketika ada pendeta yang memberikan kesaksian kalau dia ditolong Tuhan keluar dari kematian. Saya jadi merenung ... "Bagaimana dengan saya?" Kapankah saya bisa merasakan itu? Rindu untuk mendapatkan mujizat seperti orang lain.

"Kalau Tuhan menolong orang lain, tentu kita juga ditolong."

Pernahkah berpikir kalau hidup kita itu lebih baik dari yang lain. Jangan memakai kaca mata kuda! Di sekeliling kita masih banyak orang yang menyedihkan. 

Di dalam persekutuan kadang ada yang datang itu para bapak jalanan, mereka tidur di emperan toko atau di lantai mesjid di alun-alun. Ketika pagi subuh mereka harus cepat bangun, kalau tidak, akan disiram.

Mendengar perjalanan hidup mereka itu kadang ada yang dari punya usaha, malah ada yang punya anak masih kuliah. Loh, kok bagaimana?! Kami tidak bisa begitu saja mengorek perjalanan hidup mereka. Biarkan mereka dengan sendirinya berbicara, mengeluarkan unek-unek dari dalam hati. 

Karena hal ini membuat hati kami tergerak, dengan program Diakonia dari gereja, ada beberapa teman yang diberikan dana bulanan. Meskipun tidak besar, harapannya bisa sedikit membantu. 

Sekarang, dalam rangka kampanye persekutuan ada bantuan barang diakonia berupa beras dan mie. Berharap sih bantuan ini terus berjalan tiap bulan. Semua dilihat dari perkembangan anggota persekutuan yang ada.


Baca juga : Pelayanan Kasih


Selalu berpikir positif saja dalam menghadapi berbagai macam tabiat orang. Tidak semua dapat kita bantu, hanya yang benar-benar memerlukan saja. 

Dibanding tempat ibadah di ruko sebelah, rasanya memang berbeda caranya. Dengan iming-iming nasi bungkus dan uang, banyak juga menjaring para pemulung untuk beribadah. Cara ini tidak tepat. Kalau tidak ada suguhan dan salam tempel apakah mereka mau datang? Berarti selama ini tujuan mereka beribadah semata untuk mengisi kekeyangan jasmani saja dan bukan rohani.

Bagaimana cara menanggulanginya? Kembali ke pribadi mereka, makna hidup yang bagaimana mereka inginkan?


Love, Audy

Ref :
Cermin Diri Mien R. Uno


Share:

0 Comments:

Posting Komentar




AJPena Online Class

Cerita Lain di Blog

Buletin My World

Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

Ebook Audy Jo







Klik Gambar Buku untuk Beli
Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

Advertisement