Sebentar lagi memasuki Hari Ramadhan. Biasanya jadwal tukang sayur berubah. Dan saya harus bersiap untuk stok bahan makanan. Hari pertama sampai hari ketiga biasanya terjadi penyesuaian. Setelah itu biasa lagi.
Biasanya rasa masakan di rumah akan berubah. Karena si mbak yang masak sedang berpuasa. Kalau kurang garam masih bisa saya tambahkan garam. Nah, rasa asin yang berlebihan tidak bisa diganti memkadi tawar, kecuali masakan itu berkuah.
***
Di Kantor Ramdhan yang biasanya ramai sekarang nampak sepi dan lengang. Semua dalam keadaan kuyu. Menaham rasa lapar kadang membuat orang malas bergerak, takut nanti rasa lapar lebih mengganggu.
"Duh! Aku sudah tidak tahan lagi! Aku nyerah deh!" Serasa bertanding di atas ring dan sekarang semagat bertanding menjadi lemah. ' KO.' Suara pak bos terdengar di sudut sana. Terlihat dari asap yang mengepul dari rokoknya.
Sambil melihat ke arah beliau yang sedang asyik menghisap rokok, Ramdhan yang mendengar pun merasa heran. Beliau yang menyerah itu adalah orang yang diberi kemudahan dalam hidup. Dengan jabatan yang dimiliknya, semua fasilitas dia dapatkan.
Baca juga : DIET Terbaik untuk Gula darah Seimbang.
Tidak sedikit kekayaan yang dikumpulkannya. Mobil yang mewah dengan supir yang siap mengantarkan dari rumah sampai kantor. AC yang terus menyala di rumah, mobil dan di kantor.
Ramdhan jadi teringat ucapan Ibunya. Ketika dia kecil ibunya selalu mengingatkan. Puasa itu adalah bentuk keprihatinan. Beliau membandingkan dengan orang-orang yang tidak bisa makan karen tidak uang yang dihasilkan.
Hari Jumat lalu, Pak Bos sebut saja namanya Pak Rudy, yang sudah 'KO' itu, pergi keluar kantor karena akan bertemu dengan pejabat yang mengurus masalah kantornya. Sebut saja Pak Marbun Sirahap. Pak Rudy mengenal beliau yang kebetulan beragama kristen, jadi tidak heran kalau beliau diundang makan siang.
"Oh, maaf saya tidak makan siang, jawab Pak Marbun sewaktu disodorkan makanan. Pak Rudy kaget dan tertegun. "Loh! Bapak kan agama kristen? Kok bisa berpuasa?
"Di kantor, semua berpuasa, jadi saya ikut merasakan bagaimana menahan lapar. Mayoritas pegawai di kantor saya beragama muslim. Sehingga saya bertoleransi mendukung mereka dalam bulan puasa ini.
Pak Rudy kaget dan merasa malu ketika mendengar penjelasan Pak Marbun Sirahap, yang beragama kristen itu.
Love, Audy.
(Ref: Mien U)
0 Comments:
Posting Komentar