Matanya tertuju hanya ke layar kaca televisi saja. Tanpa melihat tangannya bermain di atas joystick. Tangannya sudah bergerak otomatis mengikuti keinginan hati. Sangking semangatnya, terkadang mulut terdorong ke depan seperti memberikan tenaga ekstra jagoannya memenangkan pertandingan.
Pemandangan hari ini saya saksikan ketika Ananda yang besar asyik bermain dengan saudara sepupunya di kamar kami.
Tidak ada tenaga lebih untuk memegang kedua anak kami. Ketika Ayahnya sedang bekerja, dan saya baru melahirkan, kadang Ananda yang besar tidak 'terpegang', meskipun ada mbak yang membantu tetapi sebagai orang tua harus bisa terus memperhatikan anak, dan tidak jauh dari posisi saya.
Setiap geraknya saya pantau kecuali ketika memegang Ananda yang cantik yang merengek minta susu.
Kesehatan saya memang kurang fit kala itu. Kadang penyesalan suka datang, mengapa saya tidak kuat saat itu. Banyak alasan yan,g membuat saya tertekan kalau melihat ke arah yang sudah kami lewati. Semua baik-baik saja. Anak-anak bertumbuh sangat baik. Karena dikelilingi orang-orang yang mengasihinya sehingga tidak ada masalah yang mengikuti.
Ketika kecil Ananda sangat menyukai mobil-mobil yang kecil, merek HotWheels. Harga dulu sama sekarang tentu saja berbeda. Saya pikir Ananda besar ingin menjadi pembalap mobil. Saya dan Hubby hanya mengiakan saja. Barangkali diperjalanan hidupnya akan ada perubahan dengan seleranya.
Karena menunggu sepuluh tahun untuk kelahiran Ananda yang besar, hampir setiap hari papanya membelikan mainan. Memang pada saat itu Ananda senang dengan mobil kecil. Begitu banyak bentuk mobil yang kami kumpulkan. Mulai berbentuk besar, sampai kecil yang bisa dimainkan. Bersusah payah Hubby mengumpulkan mobil yang besar, tetapi ada saja tangan-tangan halus mengambilnya. Waktu itu kami sekeluarga tinggal di BSD, sehingga kamar yang biasa kami tempati di Bandung, dipakai untuk keluarga yang menginap. Kadang banyak keinginan ketika melihat milik orang lain lebih bagus.
Saya menginginkan anak-anak menjadi seorang Dokter atau Arsitek. Aneh enggak saya? Dari mereka dikandungan, saya berdoa untuk anak-anak saya, tetapi yang terpenting mereka selalu dalam lindungan Tuhan
Sampai mereka besar kalimat menjadi dokter atau Arsitek terus saya gaungkan, hehehe. Dan keinginan itu terjadi. Ananda yang besar tidak menjadi seorang pembalap, tetapi menjadi seorang Arsitek, sekarang di semester 6. Benarkan? kata mama juga apa! Semua belajar dari dasarnya. Ketakutan tidak mendasar, karena setiap pelajaran itu dimulai dari tingkat pertama. Setiap tugas tinggal tanya sama papanya. Jadi semua gampang.
Apakah visi dan misi semua tercapai? Belum tentu juga, barangkali tergantung dari cara pendekatan dan kuatnya bisikkan setiap malam, hehehe ....
Sedangkan Ananda cantik masih dalam perjalanan dan masih bingung memilih jurusan yang harus diambil. Sudah mulai saya membisikkan menjadi seorang dokter. Semoga harapan saya terkabul. Dan kami mempunyai sorang Arsitek dan Dokter dalam rumah kami.
Seorang anak yang belum mengerti apa-apa, enggak ada salahnya dibelokkan keinginannya dengan cara memberikan mainan yang sesuai. Misalnya menjadi arsitek, diberikan mainan seperti lego yang bisa membangun. Jadi ada rasa keingintahuannya ketika mainan itu dibangun menjadi sebuah rumah atau apapun. Ah, itu prinsip saya, bagaimana menuru Anda? Benarkah?
Dalam perjalanan 'pembisikkan' saya baru menyadari, maksudnya saya baru mau membuka mata lebih lebar, tidak semua bidang Arsitek hanya membangun saja, ada berbagai macam ilmu lain yang masih berhubungan. Misalnya, bagian Landscape, Desain Interior.
Untuk Dokter apalagi banyak bidangnya, ada yang khusus penyakit dalam, dokter anak, urusan gigi, urusan kulit, nah ini menjadi perhatian saya. Juga ahli gizi. Ada juga Apoteker, dan bagian penelitian menjadi perhatian saya. Karena pemilihan camilan yang bisa saya makan menjadi konsern untuk Ananda cantik bisa membuat camilan buat mama tercinta.
Banyak maunya yaaa, Mama ini?!
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar