"Dia!" keterkejutan terlihat dari wajah seorang bapak yang sedang berdiri di depan meja resepsionis. Sudah dari tadi dia duduk di area menunggu untuk para tamu yang mau bertemu dengan pimpinan perusahaan di tempat ini.
Sejak dari tadi dia ... sebut saja Dhani menunggu lama. Pandangannya terus saja di tujukan ke arah pintu dan jam di pergelangan tangannya. Kalaulah jam tangan itu bisa bicara, "Rasanya kacaku seperti panas terkena tajamnya tatapanmu." Cie begitulah kalau ditulis versi romantis.
Keputusan yang tepat, ketika Dhani bangun, dan berjalan menghampiri meja resepsionis. Kalaulah dia bertahan sampai jam waktu kantor bubaran pun dia tidak akan tahu, kalau orang yang ditunggunya telah lewat dari beberapa waktu yang lalu.
Perhatiannya sebetulnya sudah terganggu oleh peristiwa keributan yang terjadi tadi pagi. Ketika ada seorang lelaki memasuki ruangan dengan gaya biasa, perhatiannya tertuju pada gulungan koran yang sedang dibawanya.
Menurutnya tidak biasa koran itu digulung, seperti sedang membawa alat pentungan. Semua karyawan yang melihat berhenti dari aktifitasnya hanya untuk menganggukan kepala ke arah lelaki muda tersebut.
Dia tidak menyangka kalau lelaki muda itu adalah pimpinan perusahaan.
"Don't judge by its cover"
Jangan melihat orang itu dari penampilannya saja, tetapi lihatlah sisi "dalamnya". Boleh juga memakai quote ini, tetapi pada kenyatannya yah ... itulah yang terjadi, semua berbeda dengan quote itu.
Perkenalan pertama mau enggak mau, memang melihat penampilan luarnya dulu. Tidak mungkin kita langsung melihat dalam hatinya. Apalagi kalau belum kenal, tidak bisa langsung mengatakan kalau orang itu baik. Memangnya mata kita bisa menyinari sampai ke 'dalam' untuk mengetahui orang itu baik.
Apa yang Anda bayangkan? Hanya melihat rupa yang ganteng lalu Anda berasumsi dia itu pasti baik! Saya rasa belum tentu. Kadang ada yang wajahnya menyeramkan malah dia sangat baik hati. Kalau begini saya jadi teringat dengan David, dia seorang sahabat baik saya. Beliau seorang suami dan ayah dari empat anak.
Selama ini banyak yang tidak menyukainya, karena wajah Ambonnya membuat raut mukanya seperti kejam, dan tidak bersahabat. Setelah berteman lama, barulah mengetahui bahwa David ini sangat ramah. Malah orangnya ramai dengan canda tawa. Jadi saya mengambil kesimpulan kalau quote ini ditujukan untuknya.
Bos, kata lain dari pada pemegang keputusan, memang punya bermacam gaya dan penampilan. Hal ini tentu banyak tergantung dari kepribadian masing-masing.
Menurut saya, kalau sudah sampai di level 'atas', para bos ini harus mempunyai ciri khas sendiri.
Dengan penampilan rapih dan elegan para bos bisa membuat para karyawan memujinya, karena dia bisa menjadi panutan. Gayanya bisa diterima para anak buahnya.
0 Comments:
Posting Komentar