"Cara Menghilangkan Canggung Saat Bertemu Orang Baru"
Ketemu judul dari infografis Aplikasi Canva seru juga. Tadinya hanya mau share gambar. Eh semalaman kepikiran ... kok ga dikasih isi cerita.
Mulailah diisi. Eaaa malah keterusan kepanjangan ... jadinya dipindahkan ke blog karena masih ada yang nyangkut di tenggorokkan yang harus dikeluarkan hahaha.
***
Buat saya tidak terlalu masalah. Kalau saya mau kenal orang baru saya akan langsung menghampiri dan ajak berkenalan.
Kadang kelakuan saya suka bikin malu anak-anak. Tidak saja di tempat umum, kamar mamdi ataupun di dalam lift saya bisa dengan mudah mengajak seseorang berbicara.
Apalagi kalau sedang bersama anak-anak, melihat mamanya mereka suka bertanya, " Tante siapa , Ma? Mama kenal?" Saya geli kalau melihat mereka sedang menatap saya sambil menunggu jawaban dari mulut saya. Mereka penasaran siapa teman mama yang sedang diajak bicara. "Bukan teman mama. Cuma mama ajak ngobrol saja!"
"Iih Mama kok gitu. Sembarangan ajak ngobrol!" Tambahlah kegelian di hati saya melihat kedua Ananda terperanjat hahaha. Mulai petuah saya keluar. "Ya ga apa-apa, kan sekalian nambah teman mama. Biar mama bisa nawarin kosmetik lain hari."
"Mama berani banget!"
Melihat percakapan di atas pasti Anada mengira saya sebegitu jagonya! Seperti sudah pengalaman ya padahal ....
Memang langsung saya bisa seperti itu? Tentu tidak!
Semua belajar memerlukan beberapa tahun sebelum anak-anak besar. Dan saya sudah keluar dari zona memalukan hahaha.
Berawal dari saya mencoba bisnis kecantikan. Menawarkan produk. Saya rasa zaman itu tidak ada penawaran online yang ramai seperti sekarang ini. Yang sebelumnya saya ditraining di sebuah kantor kecantikkan bersama upline saya. Mereka jago semua. Nah mulai lah menawarkan dagangan satu persatu ke setiap orang.
Apakah semua mulus? Tentu tidak! Ada yang menerima ada juga yang tidak. Mulai dengan cara halus dan kasar kadang saya terima bahasa Indonesia yang calon konsumen keluarkan.
Pertama memang ada rasa ser ... kemarahan ketika ditolak apalagi dengan kalimat yang kurang berpendidikan.
Belajar menerima ...tetap memasang wajah yang ramah. Gampang? Susahhh! Saya itu anaknya orang tua yang berkecukupan. Saya biasa tinggal dengan orang tua yang tidak membayar air, listrik dan lainnya. Kesombongan saya masih tinggi ... jadi kalau ada orang menghina saya rasanya tidak terima!
Kembali lagi moto yang ada "Konsumen adalah Raja" Semua saya lakukan. Menahan amarah, kesedihan dan masih banyak rasa lainnya.
Makanya saya selalu respek ketika seseorang menawarkan brosur atau apapun terhadap saya. Kalau saya ada uang lebih ... pada saat ditawarkan pasti akan saya beli. Tetapi ketika tidak ada uang, sedikit ada rasa penyesalan ketika harus menolak tawaran. Hanya doa dalam hati yang bisa saya panjatkan untuk keberhasilan para penawar barang itu.
Apakah Anda pernah seperti di posisi saya?
Pelajaran duniawi yang saya terima. Semua menjadi tambahan ilmu dalam hidup saya. Bagaimana memperlakukan orang lain. Harus lebih baik karena saya pernah di posisi itu.
Selamat Berkarya buat para pembaca sekalian.
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar