Bukan ... bukan hebat karena diri kami sendiri. Tetapi semua berjalan dengan sendirinya. Dan tidak pernah terbayangkan akan menjadi seperti sekrang ini.
Pelajaran Dalam Hidup
Setiap perkara dalam kehidupan, belajar mengucap syukur. Walaupun kedagingan manusia kami masih sering "berbicara" ... ah mengapa bisa seperti ini ... kami mau seperti itu ... begini ... begitu ... dengan hayalan yang rasanya mau menjadi nyata.
Ternyata dalam perjalanan kehidupan banyak pelayanan yang harus diterima bahwa ada orang lain yang posisinya lebih mendukakan, lebih kompleks yang nyata-nyata di depan kami dan kami harus bisa melayani.
Baca juga : Hidupku
Hati yang Tuhan bentuk dan semua dirasakan ternyata kami diajarkan untuk bisa berempati terhadap orang lain. Karena kami diajarkan untuk merasakan perasaan itu sehinggga kami tahu apa yang orang lain rasakan.
Beberapa pengalaman pribadi pun sudah Tuhan ajarkan di dalam perjalanan kehidupan saya dan Hubby. Rasanya kalau dalam pekerjaan, beberapa pengalaman bisa dituliskan dalam riwayat pekerjaan saat melamar kerja. Hahaha! Miris!
Bergerak Dalam Komunitas
Dengan pelayanan baru yang Tuhan serahkan ke Hubby, membuat kami sebagai suami istri sedikit gemetar. Pertanyaan di dalam benak berputar-putar ..."Apakah kami sanggup? Bagaimana caranya? Adakah yang bisa membantu? Segala macam pertanyaan terlontarkan dan kami berdua saling koreksi. Rasanya beberapa pengalaman yang sudah pernah kami lewati sepertinya bisa kami coba terapkan nanti.
Harapan untuk apa yang akan kami kerjakan tentu tidak lepas dari campur tangan Tuhan saja. Rasanya kalau berjalan sendiri kami berdua khususnya Hubby tidak sanggup. Apalagi kalau memakai alasan umur. Tenaga kami berdua audah berkurang..
Pelayanan diakonia adalah tugas gereja untuk melakukan pelayanan kasih (meja) kepada sesama yang berkekurangan dalam berbagai bentuk, agar mereka dapat mandiri dan menjadi berkat bagi orang lain pula (Matius 25:35-40).
Tiktoker Lantang
Mengapa sih terjadi keadaan seperti ini? Ingatan cuap-cuap seorang tiktoker kembali muncul.
"Pemerintah memiskinakan penduduknya sendiri!"
Alasan yang dia bilang karena setiap lowongan kerja yang ada memberikan kriteria umur yang bisa diterima bekerja dan harus punya pengalaman banyak dan khusus.
Mengapa tidak memberikan kesempatan kepada setiap orang yang masih sanggup walaupun umur sudah tidak muda lagi. Berikan kesempatan ... kalau tidak bisa diajarkan menjadi bisa.
Saya lagi berpikir bagaimana kelak anak-anak yang sudah selesai kuliah? Mereka belum punya pengalaman. Bagaimana kalau setiap perusahaan membutuhkan tenaga kerja berpengalaman. Bagaimana anak-anak itu bisa mulai melangkah?
Baca juga : Usia bekerja
Saya sedikit terkaget dan geli juga mendengar ucapannya secara lantang. Dalam hati mendukung pernyataan itu. Semua sudah pernah kami rasakan. Khususnya Hubby.
Ah kalau semua dikeluarkan unek-unek yang ada nanti kembali lagi, " Kesalahan bukan pada orang lain tetapi terjadi karena diri kami sendiri yang tidak kompeten melalui kehidupan ini!"
'Sembilan bahan pokok adalah sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat menurut keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998. Wikipedia
Pribadi yang Muncul Ketika Dewasa
Manusia Tuhan ciptakan begitu unik. Sebagai manusia yang Tuhan ciptakan rasanya masih merasa diri ini banyak kurangnya.
Saya rasa didikan yang diterima sewaktu kecil akan tersirat ketika besar. Bagaimana menghadapi kehidupan di dunia ini. Bisa kah melawan semua yang tidak berkenan. Bisa kah menerima keadaan yang tidak terduga.
Kesombongan yang ada di diri kadang tidak pernah bisa hilang. Barangkali tanpa sadar semua terserap ketika masih remaja ketika menikmati fasilitas yang diberikan oleh orang tua. Dengan kehidupan yang serba gratis juga pelayanan yang didapatkan ketika orang tia berada di level yang tinggi.
Saya rasa ada peraturan dalam keluarga yang tidak diajarkan kepada anak-anak bagaimana cara bersikap lebih rendah hati. Yah sudahlah! Pelajaran beeharga itu tetap didapat dalam menjalani kehidupan ini.
Baca juga :: Pelayanan
Arti Sembako
Saya baru tahu apa itu yang dinamakan "SemBako". Maksudnya secara sadar hehehe jadi selama ini tanpa sadar mengucapkan kata itu yang bayangannya adalab bahan pokok untuk manusia. Ternyata kata itu, singkatan dari Sembilan bahan Pokok!
Kementerian Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27/M-DAG/PER/5/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen yang mulai berlaku pada 16 Mei 2017.
Daftar sembilan bahan pokok itu, yaitu:
Membahagiakan Orang lain
Berpikir keras bagaimana caranya membahagiakan semua orang. Khususnya untuk jemaat yang kurang mampu. Rasanya banyak yang harus kami perjuangkan dengan kondisi kami sekarang ini. Mampu kah kami? Bagaimana kami mempersiapkannya?
Kembali lagi pertanyaan itu kami bawa ke Tuhan. "Kuatkan kami, beri kami hikmat bijaksana dalam menjalani. Yang pasti saya dan Hubby harus "bergandeng tangan" juga mencari teman-teman lain yang bisa membantu mewujudkan kepercayaan yang diberi.
'nd
Kembali lagi moto yang saya suka andalkan,
"Semuq orang tidak akan bisa dipuaskan sepenuhnya ... jadi jangan dipikirkan terlalu berat!"
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar