Coba enggak ya? Duh, tapi jam makan siang! Sanggup enggak ya? Wah, panas banget! Atau gimana ya? Naik Mobil online lumayan juga harganya! Naik motor? Ah, tadi disuruh naik mobil! Jalan ajalah! Kan ada topi! Dari seberang sebalah sana coba lihat angkot apa! Wah, angkot apa ya! Caringin, Sadang Serang, St. Hall.
Kayaknya kalau dibuka isi kepala, barangkali banyak "Audy" sedang beragumen satu dengan yang lain. Pernah seperti saya?
Memgambil keputusan kadang plin-plan, padahal sudah usia segini! Saya rasa semua orang juga pasti dihadapkan dengan beberapa pilihan ketika masuk dalam suatu situasi, benar enggak?
Tetapi ada beberapa orang yang sudah bisa mengambil keputusan cepat ketika masuk dalam situasi tersebut. Hem ... apakah sebelumnya berpikir dulu? Nah, tetap saja ada pilihan yang harus diambil!
Rasanya nasihat ini mustinya sudah bisa dimengerti ketika muda. Banyak para orang tua yang sudah mengeluarkan kalimat ini. Tergantung ketika itu mau menurut atau enggak. Saya baru mengerti ketika sudah masuk masa menjelang tidak muda lagi. Menyesal? Apa bilehbuat. Nasi sudah jadi bubur!
Jalani saja hidup ini, ternyata ketika kita akan "kembali" tidak ada apa-apa yang akan dibawa!
Kalau mengingat dulu rasanya saya tertawa meringis!
Hanya tidak punya uang di dompet satu juta saya akan ketakutan. Tidak mendapat pelukakan saya akan ngambek!
Sedikit marah, sedikit ngambek. Semua tidak sesuai dengan sifat saya yang perfeksionis!
Beruntung ... nah, masuh ada kalimat ini! Hubby berlawanan sifat dengan saya. Barangkali Tuhan sudah atur jodoh untuk saya. Pasti Beliau berkata," Audy anaknya suka ngambekkan, kayaknya jodohnya dengan Tommy yang bisa sabar menghadapinya!" Hehehe begitu perkataan yang saya bayangkan!
Memang sih semua orang juga ada batas kesabarannya. Enggak semua mulus! Yang sempurna itu hanya Tuhan. Tetapi manusia itu sempurna menurut gambarannya.
Akhirnya, saya ambil keputusan ... naik mobil angkot warna biru! Kenapa saya pilih? Karena ada tulisannya Caringin-Sadang Serang. Sebetulnya deg-degkan juga karena saya tidak tahu angkot ini ke Caringin atau Sadang serang. Nekat!
Bertemu dengan penumpang lain saya sedikit berjaga-jaga, karena saya tidak mengenal mereka. Ada dua orang "perempuan" yang sedikit mengejutkan saya karena penampilannya.
Dalam hati ada yang berbicara," Jangan takut, mereka juga manusia!"
Saya peehatikan pergerakkan angkutan kota yang saya tumpangi. Oh, sesuai prediksi, mobil ini ke arah tengah kota. Apa mau ke BEC?
Baca juga :
BEC Buka saja ...
Ternyata angkot berbelok ke arah kiri melewati Perguruan Tinggi Unpas, Unisba. Jadi setelah melewati pasar kembang wastukencana langsubg ke kiri, tidak ke arah jalan Riau. Yah, sudahlah! Karena tadi diwanti-wanti Hubby untuk turun di BEC.
Terpaksa deh suara keluar untuk bertanya kepada dua orang penumpang "perempuan".
"Maaf kalau ini angkot ke arah mana ya? Sadang Serang?"
Sadang Serang itu masih dalam radius terdekat dari rumah jadi sedikit lega kalau angkot mendekat ke arah radius rumah.
" Iya betul, nanti sampai di Sadang Serang!"
"Kalau bayar berapa ya?"
"Kasih saja 6 ribu. Tapi bi asanya baik kok, tergantung supirnya," kata salah satu "perempuan"
Selang beberapa waktu, tiba-tiva saya dicolek dan diberikan lembaran kertas 2 ribuan sejumlah 5 lembar. Diajak bertukar dengan uang 5 ribuan saya yang 2 lembar.
"Biar gampang nanti, tinggal kasih 6 ribu saja," katanya.
Pikiran negatif saya jalan, eh kok harus tukar? Palsu kah? Kenapa harus tukar? Tetapi tangan tetap menerima pertukaran itu. Tentu sambil memgucapkan terima kasih.
Kalau lah ada cermin rasanya semua bisa melihat wajah saya sekilas betapa tatatpan mata saya seperti tekrkejut dan ada ketidak percayaan. Itu kalau ada yang bisa melihat yaa hahahah. Karena hampir setengahnya tertutup masker!
Eaa ... pada turun di lampu merah simpang dago karena pak supir mau belok ke Dipati Ukur.
Haduh!
"Enggak apa, Bu! Nanti naik lagi yang lain, ada dekat Mc. D, di depan.
Akhirnya, semua turun. Begitu pula dengan kedua "perempaun itu. Kami berjalan beriringan menyebrangi lampu merah mendekat ke arah Mc D Simpang Dago.
"Dari sini bisa naik yang lain ke Sadang Serang, kata "perempuan" yang lebih tua.
"Iya terima kasih. Saya coba naik ojek aja, jawab saya sambil melambaikan tangan perpisahan.
Bersiri di samping jendela mc. D, dan melihat para pengunjung yang sedang bersantap siang, perut say "berteriak" hehehe. Sabar ... pasti bisa melaluinya.
Beruntung setelah jeluar dari Gereja Aruna, saya melahap satu risoles yang saya bawa dari rumah. Hehehe beli deh di warung! Jadi ada kekuatan untuk melangkah melewati perjalanan ini.
Akhirnya dapat juga ojek online, saya rasa saya harus keluar dari sisi jendela ini. Lebih baik di pinggir jalan saja, lebih membantu ojek ketika datang.
Ternyata susi tempat saya berdiri ada yang "menguasai" hehehe. Tukang parkir dengan penampilan yang saya pikir agak mengerikan. Sedikit sedikit meludah dekat saya. Barangkali ingin mengingatkan saya, "Jangan berdiri di sini!" Terpaksa saya bergeder terus menjauh.
Ya ampun lama sekali ojeknya datang. Ketika melihat aplikasi sebetulnya sudah dekat. Sedikit balik arah sudah sampai. Tetapi, kok malah berbelok ke jalan lain yang memutar, malah tambah jauh!
Perasaan saya tidak enak. Padahal sudah diperhatikan di aplikasi, setiap ojek akan memberikan jawaban ketika akan menghampiri saya. Dan ojek yang saya pesan ini tidak ada basa basinya. Ahh! Alamat! Alamat batal! Terpaksa saya batalin, itu yang mereka mau. Pembatalan dari pemakai ojek online. Pintarnya mereka!
Dapat yang kedua juga begitu, kok lama bergeraknya. Tetapi yang membuat saya yakin ada basa-basi yang disampailan di aplikasi. Rasanya tiba-tiba mau menjerit ... hahaha. Apalagi melihat berewokkannya si tukang parkir, yang mondar- mandir di dekat saya.
Panas terik minta ampun ... apalagi saya memakai jaket 2 lapis. Satu jas untuk dalam ruangan, dan satu jaket untuk naik motor. Sayang jas kalau kena debu jalanan.
Rasanya ini adalah waktu terlama saya untuk makan siang! Tetapi ada rasa kepuasan ketika saya bisa mencapai ini dan melaluinya. Bersyukur untuk kekuatan yang ada.
Mau melakukkannya lagi? Sedikit berkecamuk di benak saya ... mau melakukannya?
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar