Tim Desain Yang Kompak
Wah mau tanggal 17-an. Ada kegiatan apa ya nanti? Pertanyaan dalam benak yang butuh jawaban cepat.
Ketakutan yang Harus Dilawan
Banyaknya asupan yang saya konsumsi harus seimbang. Asupan yang diolah menjadi energi, tidak boleh terlalu banyak keluar, nanti lemas. Semua terjadi karena saya mengkonsumsi obat gula. Ketika asupan kurang harus memilih apa yang harus dimakan dan ada waktu yang harus saya tepati.
Entahlah tiba-tiba kok jadi mau ikut. Dari pembicaraan ajakan, tiba-tiba , "ya udah kita buat grup, trus buat chat-nya di Whatsapp!" Der! Begitu saja dan saya sudah di dalam grup. LOL!
Baca juga:
- Apa Saja Bisa Dilakukan Sebagai Ibu Rumah Tangga
- Busana Nasional Perempuan Indonesia
Ide yang Datang
Foto
Akhirnya dapat juga pola yang pas, langsung saya eksekusi buat dua lapis biar lebih mantap. dan beberapa bagian saya beri selotip biar lebih berat.
Foto
Sedikit bimbang ketika harus menyambung bagian pundak. Sebetulnya harus dicocokkan dengan model. Ide tiba-tiba keluar, untuk bagian depan saya jahit mati. Sedangkan untuk bagian belakang dijahit sekelilingnya saja. Jadi ketika dipaskan dengan model bisa diketahui panjangnya dan bisa dijahit untuk menguatkan.
Foto
Untuk Bagian sisi tengah belakang saya tambahkan jarak atau nat 3 cm, berjaga-jaga kalau pola badan kekecilan, bisa saya besarkan. Walaupun bisa juga jahit di bagian kupnat, tetapi saya tidak mau mengganggu bagian kupnat, takut robek karena lebih rentan.
Foto
Rasanya beban sedikit terangkat, karena tugas bagian saya sudah selesai. Tinggal nanti beban kedua, mengepas badan model untuk bagian terakhir. Deg-deg kan juga takut ga pas. Finger cross.
Bertemu Dengan Tim Desain
Tim desain untuk lomba hanya berempat, jadi masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Teman perempuan grup Love terdiri dari : Vinda, Lina, dan Elia.
Saya membuat pola baju atas, Vinda membuat bunga dari kertas, Elia membuat rok, dan Lina membuat bando.
Semua dengan kesulitan masing-masing, tetapi entah mengapa semua kompak dan tulus hati membuat desainnya. Semua bisa terlihat dari hasil yang dibawa. Rapih dan cantik!
Video
Sebetulnya yang namanya tim biasanya bertemu satu kali sebelum lomba, tetapi karena kesibukkan masing-masing sulit juga bertemu. Pasrah dan hanya berharap sama Tuhan saja. Jadi tim baru bertemu pada hari H-nya. Acara dimulai pukul 10.00 pagi, dan tim bertemu pukul 08.00.
Enggak terasa satu jam sudah lewat, untuk membahas desain yang ada.
Terimidasi dengan grup yang lain, tentulah ada sedikit kegelisahan di hati. Apalagi dengan persiapan yang menurut saya luar biasa. Tim lain dengan idenya sedikit mencuri perhatian saya sebagai penjahit. Kok mereka bisa terpikirkan ide-ide yang tidak saya pikirkan sama sekali.
Ada kecanggungan sedikit ketika bahan yang mereka pakai berbeda dengan tim kami. Mereka memilih warna merah putih dengan kertas minyak atau krep, sedangkan kami memakai kertas koran. Buru-buru ketua tim bertanya ke juri, takut salah kriteria. Ternyata memang tidak ada, kertas apa saja boleh. Ya sudahlah.
Dukungan Teman.
Sebelum mulai lomba, ada pujian dan penyembahan dulu sebagai pembuka dan penutup.
Beruntung ada Evi teman satu grup yang mendadani tim desain dengan menempelkan logo bendera di pipi.
Foto
Dengan ciri khas grup memakai bando di kepala, bikin tambah kompak dan semangat. Dengan kelucuan yang terjadi, bagaimana satu dengan yang lain memakai bando yang terbalik-balik hehehe.
Acara yel-yel yang dibawakan teman lain ada sedikit kendala. Kok jadi terhambat ya? Alat putar musiknya belum pas nyambung sepertinya.
Sedikit memakan waktu menunggu yel-yel teman-teman, jadi saya dan teman kembali ke tempat kami menaruh bahan untuk lomba.
Foto
Deg-degkan juga karena tidak mengetahui pukul berapa harus memulai lomba desain.
Trial and Error
Tadinya tidak berpikir kalau lem tembak akan panas kena kulit. Saya sudah memakaikan desain baju atasan di badan model tim, Lina. Ternyata sewaktu menempel bunga dengan lem tembak rasa panas mengenai kulitnya. "Aou!' jeritan dari Lina. tersentak deh, saya dan Vinda baru sadar, ternyata melukai kulit.
Akhirnya, pola baju dibuka kembali, dan kami mengerjakannya di lantai. Rasanya waktu itu kulit tangan akhirnya berteman dengan rasa panas. Iih!
Kesulitan yang terjadi ketika mau memasang bunga di rok, rasanya harus memantaskan diri dengan model.
Setelah dirasa cukup menaruh bunga di dada, kami mulai memakaikan kembali baju atasannya ke badan Lina, model tim kami.
Baru deh kelihatan cantiknya desain yang sudah dirancang. Ditambah rok berbentuk terompet, kami mulai memasang bunga sisa untuk disebarkan di rok depan dan belakang.
Sedikit kesulitan karena lem tembak yang panas lama mengering, jadi harus ditiup sampai kering hehehe, rasanya air ludahnya mengering.
Terakhir memasang pita yang saya buat di bagian belakang, jadi seperti aksen saja. cantik!
"Waktu sudah selesai!" Suara panggilan dari panitia menyudahi pekerjaan kami.
Informasi yang didapat sedikit simpang siur. Ada yang bilang 60 menit, 45 menit, 20 menit untuk merangkai desain yang ada. Ketegangan terjadi hehehe. Beruntung sewaktu mulai semua bisa beres tepat waktu. Meskipun ada kesulitan menempelkan bunga karena memakai lem tembak yang panas.
Desas-desus Terdengar
Teriakkan menyemangati dari grup ketika saya dan model tim, Lina mendekati tempat perlombaan.
Decak kagum terdengar dari teman grup yang lain. Sedikit kewalahan ketika semua mau berfoto. Cie, serasa membawa artis yang akan naik panggung dan menghalau para pemuja, LOL!
Puja puji bertebaran dimana-mana, rasanya "kepala tembah besar" mendengarnya. Kalaulah keluarga tercinta bisa melihat hasil karya mama bersama teman alangkah indahnya.
Foto
Setelah menerima petunjuk dari panitia kalau model akan berjalan di tempat yang sudah disiapkan, kami dan para penonton yang mengerubuti model dipersilahkan kembali ke bangku. Para model akan berlenggak lenggong, berjalan mengikuti karpet merah yang sudah disediakan.
Model cantik kami berjalan memperagakan baju desain yang cantik. Ih, ternyata ada bakat terpendam nih, Lina sebagai model memperagakan gayanya dengan keren. Enggak kepikiran sih gaya yang harus diperagakan, saya juga enggak terpikir.
Kipas yang dipakai harus dibuka dan ditunjukkan, karena ada tulisan yang bisa dibaca penonton.
Foto
Melihat penampilan tim lain juga bagus-bagus. Semua berwarna merah dan putih. Setelah diteliti oleh juri dan diambil keputusan ... ya kami terima saja. Walaupun ... rasanya dipendam dalam hati saja, dan dicurahkan dalam chat kelompok saja.
Kemenangan
Yes .... Rasanya terbayarkan deh ketika tim desain terpilih menjadi juara dua. Apalagi enggak nyangka dapat hadiah handuk dan uang. Cukuplah untuk kami berempat.
Ada rasa bangga di dada untuk diri pribadi khususnya, juga untuk kelompok besar. Karena membawa nama grup Love yang kami cintai.
0 Comments:
Posting Komentar