Menu

 

Hospitality

 






Si Bawel yang Senang Menginap



"Selamat siang. Sudah reservasi, Pak?"

Pertanyaan pertama ketika para tamu akan check-in. Setelah disesuaikan prosedurnya barulah diberikan kunci kamar sesuai pesanannya. 


Baca juga: Hospitality"Meja Depan"


    Ada perasaan senang ketika memberikan kunci kamar kepada tamu yang akan menginap di hotel tempat saya bekerja. Walaupun saat itu bukan sebagai resepsionis hotel. Kadang sebagai Sekretaris Manager hotel bintang tiga, perlu belajar hospitality menghadapi tamu yang menginap. Senyum yang lebar dan menarik selalu diberikan, walaupun suasanan hati sedang tidak nyaman. 

    Sambil memperkenalkan apa yang ada di hotel, biasanya saya akan mengantarkan para tamu berkeliling, sebelum mereka masuk kamar. Biasanya saya lakukan untuk rombongan yang akan seminar dan menginap di hotel tempat saya bekerja.

    Kadang saya memposisikan sebagai tamu yang akan menginap, beberapa informasi perlu saya dapatkan. Beruntung teman sekerja saya semua selalu siap dalam menghadapi berbagai komplain.

    Sebagai seorang tamu hotel, saya cukup berpengalaman ketika menerima kunci hotel dari mulai berbentuk kunci sampai model kartu. Ada berdebar juga sih, ketika menerima kunci dengan sistem kartu, apa karena saya termasuk orang udik hahaha. Jadi kadang saya suruh adik atau suami untuk membuka kunci kamar.

    Ada saat memalukan ketika saya tidak bisa membuka kunci kamar hehehe, jadi dari pada malu-maluin, lebih baik saya serahkan hal memalukan itu kepada yang lain. 

    Setiap check-in sudah pasti saya mengandalkan para porter untuk membantu membawa barang dan membuka kunci pintu kamar, hehehe ... daripada ketahuan memalukan.


    Pengalaman Anak Udik ke Kota Besar

    Kalau mau dilihat perjalanan hidup saya keluar masuk hotel, enggak begitu memalukan juga deh! Sejak kecil sudah sering keluar masuk hotel. Bukan ... bukan orang kaya, tetapi bergaya orang kaya! Ups! Memangnya kalau menginap di hotel hanya untuk orang kaya, enggak juga kali! Hanya kalau ada kelebihan uang yang bisa dipakai saja. Iih!

    Di atas saya sudah singgung kalau saya orang udik, alias tinggalnya di luar kota, alias ... jauuuh ... nun jauh di luar pulau. Pulau Bunyu, di pojokkan pulau Kalimantan Utara. Dulu sih masih masuk Kalimantan Timur. Setiap Akhir tahun pasti datang ke Kota Jakarta menginap di hotel.

    Padahal saat itu saya dan adik-adik masih sekolah di SD, tetapi orang tua sudah mulai mengajarkan bagaimana rasanya tinggal di hotel mewah. Entahlah zaman sekarang apa masih dikategorikan mewah. Seperti Hotel Sari Pasifik, Borobudur, Aryaduta, juga hotel lainnya.

    Alasan utama enggak mau nyusahin kalau setiap liburan numpang di rumah saudara. Lagian dengan anak lima orang tua saya juga kesulitan kalau anak-anak pada berpencar, berlarian. Kalau di hotel, enggak bisa kemana-mana, di kamar saja. Kalaupun mau bermain, hanya bisa di area ruang tamu pengunjung hotel, lebih dekat ke meja resepsionis. Kalau masa itu, yang paling saya dan adik-adik takutkan hanya bapak penjaga keamanan.


    Rasa Nyaman versus Rasa Jijik

    Perasaan nyaman yang didapat ketika menginap di hotel sampai sekarang selalu terbawa. Ketika ada rencana mau menginap di Hotel Anu, ada rasa senang mulai muncul, khususnya hotel yang sudah punya nama, dan pernah menginap di sana.  

    Mulai dari masuk pintu hotel, sampai ke meja resepsionis, selalu dilayani dengan baik. Saya rasa semua hotel, pelayanannya semua sama, standar.

    Kalau ada hotel yang belum pernah saya datangi kadang ada rasa was-was. Kebiasaan jelek saya ketika check-in di salah satu hotel harus lihat kamar mandinya. Gambar di aplikasi travel dengan kenyataan yang ada kadang berbeda. Entahlah mengapa harus begitu. Zaman sekarang serba digital mustinya tiada lagi kebohongan. Komplain tentu saja saya layangkan kebagian resepsionis.

    Pernah satu kali saya ingin check-in di salah satu hotel dekat Kebun Raya Bogor, kalau lihat reviewnya dari satu aplikasi sudah pasti mulus. Ketika sampai di lokasi, sedikit terkejut, kok tidak sesuai dengan bayangan saya. Tidak mau berpikiran negatif, ah barangkali kamarnya bagus. Ternyata .... Masuk ke kamar hotel pertama kali saya buka kamar mandinya. Iih ... sedikit jijik, karena plafon kamar mandi sudah berlumut. Langsung saja saya batal check-in. Mengganti lokasi hotel yang masih di jalan raya Kota Bogor. 


    Cerewet untuk Mendapatkan yang Murah dan Terbaik

    Saya termasuk cerewet kalau urusannya menginap di hotel. Bukan mau yang mahal-mahal, tetapi siapa yang nolak yaa kalau dapat yang mahal hehehe. Hotel dengan budget murah juga banyak kok yang bagus, walaupun sedikit sempit untuk saya dan dua anak. Seperti Hotel di daerah Cikini, Ibis Budget, kecil mungil tapi cukup buat saya bersih. Waktu itu yaaa ... entah kalau sekarang, apa masih masuk kategori bersih.

    Susahnya kalau membawa anak-anak yang masih kecil. Saya memerlukan colokkan untuk memanaskan susu atau membuat bubur. Tetapi sekarang sudah lega, karena anak-anak sudah besar, meskipun begitu masih saja ada kesulitannya ketika harus check-in di hotel pilihan. Seperti memakai aplikasi pintu merah, saya sedikit kapok, karena gambar tidak sesuai dengan kenyataan, saya tetap saja tidak mau check-in. Kadang kena potongan kalau sudah masuk aplikasi. Ihh ... kamar mandi banyak puntung rokok. Udara kamar sumpek, saya tidak suka. Kok seperti kamar yang dipakai One night stand only, gitu! Keluar deh! Berdebat sudah pasti dengan bagian resepsionis. Biasanya karena harga yang sudah dibayarkan melalui aplikasi tidak mudah untuk dikembalikan. Apalagi kalau sudah melewati tenggang waktu yang disepakati dalam aplikasi. Setelah itu pilihan aplikasi hotel sudah pasti saya pakai kembali  dengan pilihan hotel yang sudah saya ketahui isi kamarnya, walaupun harganya lebih mahal dari yang saya batalkan ini. 


    Julukkan si Bawel

    Bawel dan rewel! Begitu julukkan saya kalau sudah diajak jalan-jalan sama keluarga. Jadi mereka sudah tahu selera saya hahaha. 

    Eiits! Bukan pilihan mahal atau murah yaaa ... bersih dan jorok saja sih kriteria saya. 

    Tetapi yang mahal tetap lebih bagus yaaa ... yang di atas rp. 500 ribu lebih. Karena ada yang pasaran rp. 400 ribu jorok juga.


    Tetap Aplikasi  Masih Mempermudah

    Dengan aplikasi Archipelago, banyak hotel grup beken yang bisa dipilih. Walaupun yang masih dekat-dekat saja, seperti di Cirebon maupun di Anyer. 




    Setiap hotel ada ceritanya masing-masing. Seperti di Cirebon, kamar sudah ok, omg bau air di kamar mandi seperti  hawa di rawa-rawa. Entahlah kalau sekarang. Saya rasa saya sebagai tamu di hotel banyak komplainnya. Seperti biasa para mbak di belakang meja resepsionis hanya bisa tersenyum dan memberikan jawaban, yang tidak memuaskan.

    Masih di Cirebon juga, kalau menurut rating hotel ini termasuk yang paling lumayan. Seperti biasanya pelayanan dari awal datang tidak ada masalah di meja depan. Semua menyambut ramah. Sampai pada saat makan siang, saya ingin mencicipi cendol yang segar. Di udara kota Cirebon yang panas, tentu minum cendol sangat menyegarkan.

    Sambil memutar sendok yang ada di gelas, betapa kagetnya ketika melihat di antara cendol ada cacing-cacing kecil yang bergerak. Betapa saya marah karena cendol itu. Tak berapa lama kemudian, datang Manager hotel meminta maaf untuk kejadian yang menimpa saya, sambil membawa buah tangan sekeranjang buah-buahan. Saya rasa sejak saat itu saya anti makan cendol, biarpun cendol yang terkenal sekalipun.





    Baca juga : School Holiday at Anyer


    Kalau di Anyer paling the best buat saya dan anak-anak. Nice and cozy. Anak-anak senang enggak mau pulang. Pelayanannya juga ramah. Apalagi dengan aplikasi yang ada, saya mendapatkan personal price yang cukup memuaskan saya dan keluarga. Walaupun area pantai tidak terlalu aman, karena banyak karang yang berbahaya untuk kaki ketika air surut. Tetapi cukup buat kami sekeluarga untuk merasakan air laut.  I wanted to share this review of Aston Anyer Beach Hotel on Tripadvisor: 








    'nd

    Gaya hidup sekarang berubah drastis, sejak pandemi, bujet untuk jalan-jalan sekarang belum ada. Bersyukur banyak pengalaman yang di dapat ketika check-in di berbagai hotel yang berbeda. 

    Enggak usah bersedih, kamar tidur yang adapun bisa disulap seperti kamar hotel. Meskipun tidak bisa minimalis karena sudah kebanyakkan barang, tetapi kenyamanan ala-ala hotel bisa terasa.

    Kangen dengan suasana hotel? Gampang ... masuk kamar sendiri saja, putar musik dan nikmati pemandangan kota Bandung langsung dari kamar.





    Love, Audy

    Source Pic, milik pribadi


    Share:

    0 Comments:

    Posting Komentar




    AJPena Online Class

    Buletin My World

    Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

    Ebook Audy Jo







    Klik Gambar Buku untuk Beli
    Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

    Advertisement