Dini Hari
Ceritadiri.com ~ Sosok lelaki itu berdiri di depan pagar penghalang, dan tiba-tiba ia meloncat dan koprol di lantai depan pagar penghalang!
"Hayah, siah! Bawa parang te!!"
Sosok lelaki itu berdiri di depan pagar penghalang dari tingkat atas, dan tiba-tiba ia meloncat, tetapi di bawah tidak ada kasur penyelemat dan dia mendarat dengan kedua kakinya, telapak tangannya menahan beban tubuhnya di lantai. Padahal sedikit lagi tubuhnya mendarat di sofa berwarna merah tua yang empuk di ruang tamu.
Ilusi dan Kenyataan
Pikiran dalam kepala berkecamuk, antara mimpi dan kenyataan yang terjadi tadi malam.
Baca juga : Percaya Diri
Sedang nyenyaknya tidur, bermimpi sesosok jagoan tiba-tiba dibangunkan dengan paksa oleh ribut yang terjadi di luar rumah.
Pukul 1 dini hari!
Saya berteriak dan meloncat terkaget, sehingga Hubby pun terkaget, "Ada apa ... ada apa!"
Mengintip melalui cela horden, ternyata ada anak-anak muda sepertinya sedang mengejar seseorang atau rombongan lain. Tampak kemarahan yang terlihat, meskipun tampak samar, tapi dari nada yang mereka keluarkan ada kemarahan yang timbul.
Entah apa yang terjadi di perumahan bawah. Maaf enggak bisa juga saya bilang di perkampungan, karena rumah gedong juga banyak di daerah bawah.
Kenapa saya bilang daerah bawah, karena posisi rumah yang saya tinggali berada di atas, jadi bukit lebih tinggi hahaha ... maafkan bukan orang bagian pertanahan. Saya hanya melihat dari posisi bukit dan lereng saja.
Setahu saya memang di bawah ada cafe yang bisa ngebakso sampai malam. Tapi masak iya sampai pukul 1 dini hari. Atau kah mereka para siskamling?
Kejadian ini membuat saya harus waspada, karena terjadi pas di depan rumah. Sampai ada perkelahian yang bisa menjadi sasaran tentu rumah tinggal saya. Daerah ini hanya ada empat rumah. Jalanan menuju daerah bawah ada di sini. Jadi lalu lalang orang banyak melewati jalan rumah saya.
Bagaimana meminimalisir lalu lalang orang enggak bisa juga. Ini kan termasuk jalan umum. Kadang pada nongkrok depan rumah, pemandangan indah terlihat.
Baca juga : Boleh Pacaran Asal
Setelah reda, ternyata tak berapa lama saya bisa kembali tidur. Eaaa ... mimpi sang jagoan kembali muncul! Apakah ini sinopsis cerita yang harus saya tulis? LOL! Manalah saya bisa membuat cerita para jagoan! Lebih baik bercinta daripada berdarah-darah.
Harapan di Pagi Hari
Maunya tidur cepat dan bangun lebih awal. Karena Hari ini pengumuman Ananda masuk SMA Negeri.
Harapan semua orang tua tentu yang terbaik untuk anaknya. Kalaupun tidak, diusahakan cara lain.
Masih ada satu kesempatan lagi untuk mencoba masuk SMA Negeri, Melalui jalur zonasi.
Ah, Semua hanya pertolongan Tuhan saja. Kami sekeluarga hanya menurut. Walaupun dalam kedagingan kami, khususnya saya, ingin memasukan Ananda ke sekolah swasta seperti St. Angela. Tetapi untuk saat ini keinginan masih dikalahkan dengan kebutuhan.
Baca juga : Masa Depan?
Betul saja, mulai dari subuh saya mencoba mengecek laman PPDB online. Tidak ada informasi apa-apa. Sampai pukul 8 pun tidak ada. Akhirnya keluar dari laman, dan iseng masuk lagi ternyata ada info terbaru, bahwa pengumuman diterima atau tidaknya Ananda bersekolah negeri akan dibuka nanti pukul 14 siang. Eaah! lelah saya mencoba.
Begajul yang Emosi
Kembali ke cerita pukul 1 dini hari .... Eeh! keponakkan saya yang laki-laki keluar kamar, mau lihat katanya. Waduh! Jangan keluar bahaya saya bilang. Jawabannya hanya mau mengintip dari jendela. Syukurlah! bahaya kalau dilihat. Begajul itu lagi pada emosi.
Mencari informasi dari si mbak yang baru datang, tidak ada apa-apa katanya. Walaupun beliau rumahnya di bawah, tetapi kehebohan tadi malam tidak sampai beritanya. Barangkali daerah pemukimannya berbeda dengan para bagajul tadi malam itu.
Ternyata depan rumah banyak sampah yang bercecer. Ada sandal yang masih lengkap tertinggal di halaman. Saya rasa begajul yang lari kabur meninggalkannya. Kartu-kartu tertinggal juga, sampai di halaman garasi. Entahlah apa yang terjadi tadi malam, saya melihat mereka cepat juga meninggalkan area halaman rumah. Atau sangking emosinya mengeluarkan semua yang ada di badan untuk mencoba melemparkan kekesalan.
Anak muda ... anak muda!
'nd
Kita juga pernah muda. Melihat "ke belakang" apakah ada yang salah? Apa karena didikan orang tua yang kurang pas, atau ketidak perdulian terhadap anak-anak?
Di zaman dengan biaya tinggi, kadang harus ada yang dikorbankan ketika ibu harus bekerja. Anak yang dititipkan dengan pembantu atau baby siter sudah pasti berbeda cara penanganannya.
Entahlah, saya harap apa yang saya lakukan sekarang dalam keluarga sudah sesuai dan anak-anak mengerti.
Love, Audy
Begajul artinya adalah Preman; anak nakal; berandalan; tidak punya masa depan yang baik; slengean.
Source : Quora/ Fathir
0 Comments:
Posting Komentar