Semua Bisa Dilalui
Hati sih ok saja, tetapi badan enggak ma diajak kompromi. Jadi harus tahu diri.
Di atas 50 Tahun Masih Remaja
Memasuki usia segini ... tet! Baru menyadari, ternyata ....
Kalau lihat dulu waktu usia masih dua puluhan, kalau melihat yang lima puluh tuh ah sudah tua. Ternyata berbeda ketika masuk ke usia ini, masih merasa muda, tetap badan sudah enggak mau seperti dua puluh.
Kalau dari WHO, masih dibilang anak remaja. Benar enggak ya infonya?
Kriteria baru yang membagi kehidupan manusia ke dalam 5 kelompok usia sebagai berikut :
0 – 17 tahun : Anak-anak di bawah umur
18 – 65 tahun : Pemuda
66 – 79 tahun : Setengah baya
80 – 99 tahun : Orang tua
100 tahun ke atas : Orang tua berusia panjang
Berkumpul Menyegarkan Pikiran
Sebetulnya rencana buat diri sendiri banyak yang mau dilakukan.
Dari perkumpulan WBC, teman perempuan gereja mengadakan bakti sosial dilanjutkan denga fellowship, makan siang.
Ada juga belajar online Canva sudah dua kali ditolak, entahlah lagi merasa tidak semangat. Enggak mau lama-kama lihat layar gawai. Biasa ... vertigo datang jadi mengurangi juga.
Enggak melepaskan gawai sama sekali, masih juga sih melihat layar kecil ini.
Mengurangi saja yang bisa dikurangi, apalagi yang berbayar. Begitu kata Hubby he-he-he.
***
Ternyata ada pertemuan dengan teman perempuan "Happy Moms". Ibu-ibu yang anaknya bersekolah dari taman kanak-kanak.
Hari sebelumnya vertigo kumat. Aduh! jangan sampai gagal mau ketemuan.
Akhirnya hari yang ditunggu datang juga. Meskipun sedikit melayang, masih bisa pergi juga, alias maksa.
Beruntung enggak ada masalah pulang pergi dalam perjalanan.
Apalagi tambahan belok ke XL Center, nomer gawai Ananda hangus. Duh, gini kalau enggak rajin ngecek tiap bulan. Jadi bikin kerjaan sendiri.
Maklum masih belum ngerti irama cara berkumpul. Jadi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Seperti persoalan yang datang satu hari ini, harus pergi ke XL Center atau mau bertemu teman dulu.
Tujuan awal sebetulnya sudah benar, pergi ke XL dulu, eaa di tengah jalan minta ganti alamat tujuan ke tempat teman. Alhasil pergi ke tujuan utama jatuhnya mau ke sore, dan pertemuan dengan teman terpaksa di cut cukup sekian. Padahal masih bisa ngorol sampai sore.
Eaaa ... kalau ada persoalan di antara pertemuan kayaknya sudah tahu mana yang didahulukan.
Walaupun tidak lengkap tetapi semua bisa datang.
Masih pada langsing semua, enggak ada yang berubah, hanya kekencangan kulit mulai menurun he-he-he.
Sepertinya musti bikin jadwal lagi buat ketemuan. Apalagi belum ketemu sama anak-anak yang dulu imut-imut, barangkali sekarang sudah pada macho dan cantik.
***
Malamnya, "Masih kuat, Ma" tanya Hubby.
"Ayo saja!" saya jawab menantang balik, ha-ha-ha.
Pergi deh, diajak ke Cool Community of Love, perkumpulan kecil di gereja.
Cuma pas sudah selesai, rasa kantuk berat datang. Permisi pulang lebih cepat, enggak tahan, badannya mulai berteriak.
Nah, itu hari Selasa!
***
Anulir Jam Berkumpul
Hari Rabunya giliran urusan Ananda cantik punya gawe.
Sebetulnya, Rabu ini juga grup perempuan WBC Love juga ngumpul, cuma saya tidak ikut Karena bertepatan dengan Ananda musti dijemput di PVJ.
Dan ternyata ... Hubby harus tugas ke Jakarta, jadi deh, sudah pasti saya yang harus jemput.
"Pukul 12 dari sekolah, Ma!" jelas Ananda. "Ok, jadi mama berangkat dari rumah pukul 12, deal," jawab saya. Kesepakatan terjadi,
Kok belum ada kabar, saya mau berangkat dari rumah. Gimana ini? kebimbangan terjadi.
Mulai deh pikiran negatif jalan. Kalau saya berangkat, ternyata Ananda enggak jadi gimana.
Seperti pepatah, "Penyesalan selalu terlambat datangnya." Kenapa sebelum berangkat enggak bertanya dulu dengan wali kelasnya.
Gara-gara bertemu beliau yang sedang jaga stand pendidikan dari SMP Santa Ursula.
Karena sudah menepati janji, saya berangkat dari rumah pukul 12 siang.
Cukup lumayan jauh juga. Mengendarai motor ojek online, angin kencang sudah beberapa hari ini rajin datang ke Bandung. Wajah dingin banget.
Meminimalisir Barang Bawaan
Tahu sendirikan kalau bepergian dengan orang lan, saya meminimalisirkan barang apa yang musti saya bawa.
Cari jaket pelindung badan yang simpel saja, sekalian bisa dipakai dalam ruangan.
Biasanya kalau sama Hubby bisa bawa satu lagi jaket penghangat, sarung tangan pokoknya enggak kedinginan.
Tetapi yeaa begitulah, sampai juga di dalam gedung mal.
Beruntung Punya Hobby
Tujuan utama pasti ke arah panggung. Kok sepi?
Bertemu dengan wali kelas, yang sedang menjaga stand.
Ternyata ... Pamit deh muterin mal sampai menunggu waktu 13.30 menunggu ananda berangkat dari sekolah.
Beruntung karena saya suka foto, ada beberapa momen yang saya ambil, tetapi untuk mengambil line lurus sedikit susah, karena ada beberapa pengunjung yang menghalangi pemandangan saya. Jadi yah, mengalah saja
Sendirian Karena Malas Bertanya
Merenung sendirian di area makan, clingak-clinguk. Karena saya orangnya suka strick to rules, jad suka baperan. Duduk depan stand anu, entar enak enggak ya? kan saya enggak makan. Begitu terus pikiran itu berputar. Tetapi karena lelah ah sudahlah, duduk saja, paling di usir, LOL!
Paling enggak enak kalau jalan sendirian, takut ada apa-apa. pengin masuk toko lihat-lihat juga sungkan.
Bertemu Juga
Akhirnya yang ditunggu datang juga bersama rombongannya. Mereka langsung di lantai atas tempat mau manggung.
Namanya juga hari biasa, mal pastilah sepi. Jadi penampilan Ananda dan teman-teman hanya di antara mereka saja yang bergantian menonton.
Termasuk saya yang mengambil momen Ananda hari ini. Biasa ... masukkan di You Tube buat kenangan.
Sebetulnya sih sudah selesai, tetapi karena tidak ada penonton yang banyak, jadi duduk menunggu penampilan teman Ananda yang lain. Lelah juga.
Momen Pulang Juga Melelahkan
Mau pulang hujan eaaa enggak bawa payung, untung keinget ada nyimpan topi, lumayanlah. Sedangkan Ananda memakai sarung penutup tas.
Menunggu di bawah pohon, sedikit rintikkan hujan, saya dan Ananda hanya pasrah saja.
Dug, pasrah dengan keriangan dari pak supir ... dan itu sampai pagar depan rumah.
'nd
What a Wonderful Day! Nikmati saja setiap momen yang terjadi hari ini.
Karena setiap hari pasti berbeda.
Love, Audy
Source:
Kompas
0 Comments:
Posting Komentar