Menu

 

Tiga Hari




"Momen Retret, Berpisah Tiga Hari"

 

Ceritadiri.com ~ Akhirnya, sampai juga di hari ini, Kamis.



    Ananda yang kecil mau dijemput. Sudah tiga hari ini retret di Biara Ursulin, Jl. Supratman no. 1 Bandung.

    Hubby sudah enggak sabar, pengen lihat anak kesayangannya

    Saya sebagai mama juga penasaran gimana di sana. Lepas gadget tiga hari apa ada perubahan?


    Kebiasaan Jelek Ketika Keluar Rumah

    Eh, perut enggak kompromi mules! Belum pukul 10.00, waktunya makan snack, jadi makan deh oatmeal pukul 8.30 pagi.

    Padahal dari kemaren sudah buat rencana, harus bawa bekal roti buat snack, biar nanti kalau acara mundur sampai pukul 11.00 enggak terlalu lapar. 

    Di pikiran pasti acaranya selesai pukul 11.00. Eh, ternyata pas acaranya semua tidak sesuai.

    ***

    Ceritanya balik dulu nih ke persiapan mau berangkat dari rumah. Setelah sarapan oat meal tenang. Pasti enggak lama acaranya. Jadi enggak usah bawa bekal.


    Akhirnya Bisa Masuk Ke Sini

    Sesampainya di Biara Ursulin di antar Hubby. Terkagum dengan suasana biara. Baru masuk pertama kali lihat tempat para suster. Bagus banget, banyak taman di dalamnya.

    Bangunan tua yang terasa dingin.




    Sayang buat video goyang, maklum amatir, sambil takut-takut ngambilnya.






    Masa Depan Anak dan Peran Orang Tua yang Menentukan 

    Saya dan orang tua yang lain dibawa ke satu ruang pertemuan. 

    Di sini para orang tua seperti biasa diberi informasi yang disampaikan oleh suster Yayah. 

    Salah satu contoh kasus yang diambil dari permasalahan anak-anak. Bagaimana orang tua harus bertindak.



    Di zaman serba digital ini, anak-anak sudah lebih jauh imaginasinya. Melebihi umurnya.

    Ternyata, di sekitaran kita para orang tua, anak-anak sudah tidak berpikir seperti anak-anak pada umumnya. Mereka sudah bisa menonton pornografi dari handphone hanya dengan mengetik kata kunci yang membuat mereka penasaran.

    Harus lebih waspada ketika anak-anak sering menyebut LGBTQ. Seperti contoh kasus, anak perempuan yang menyatakan dirinya lesbi, karena senang dengan teman perempuannya. Tempat curhat katanya. Hal yang seperti ini ternyata salah kaprah. Tempat curhat teman perempuan dianggap sebagai lesbi.

    Terkejut juga, ternyata dunia ini tidak sepolos itu kelihatannya. 

    Sambil memikirkan kehidupan Ananda yang selama ini saya dan Hubby didik. Apakah sudah benar jalan yang kami lakukan? Apakah ada kesalahan? Banyak pemikiran yang perlu saya pikir ulang kembali.

    Bertemu Setelah Tiga Hari

    "Sesudah ini, para orang tua bisa bertemu anak-anak, dan saling tukar surat untuk dibacakan." Begitu kata  pembawa acara dari Ursulin.

    Anak-anak yang retret sudah berkumpul di depan ruangan pertemuan.

    Surprise! Lihat Ananda. Peluk dulu.


    Sudah tiga hari belum bertemu, tak lupa kirim foto ke Papanya. Sudah kangen belum ketemu.

    Enggak lupa tanya kegiatan Ananda selama di sini. 

    Kami berdua mencari tempat untuk mengobrol dan saling membaca surat. Tempat retretnya bagus dan luas, membuat bingung juga cari tempat buat duduk yang pas.

    Banyak pengalaman tentunya. Yang ingin di ceritakan, tetapi ceritanya sepotong-sepotong. Entar aja mau nunggu papa pulang biar ngobrol panjang.



    Sambil duduk di taman, kami berdua saling bertukar surat dan membaca curahan hati masing-masing.






    Cerita buat papa mama sudah ditulis, tapi ," Psst ... mama baca dalam hati aja! Jangan keras-keras, hahaha." Habis teman lain dekat duduknya. 

    Surat yang saya baca enggak boleh dibaca dengan suara. 

    "Baca dalam hati saja, Ma!"

    "Iya!"


    Kepo dengan Lingkungan Biara

    Sesudah membaca surat yang bikin saya terharu, saya mengajak Ananda untuk melihat sekitar. 

    Tak lupa bertanya dia tidur dimana. Dasar mama kepo. Penasaran ... ingin merasakan suasana yang dialami Ananda selama tiga hari dua malam ini.

    Kamar tempat menginap bagus juga.

    Kamar mandi berada di luar.






    Sambil ngobrol tak lupa ada terselip obrolan cowok yang ditaksir. Hehehe mama enggak boleh clingak-clinguk lihat anak cowok itu. 


    Tidak Sesuai Rencana

    Ananda mau ambil minum, agak sungkan juga. 

    Ternyata acara masih panjang, setelah pembacaan surat masih ada misa. Waduh! Saya salah membuat rencana. Sekarang sudah pukul 11.30. Saya mulai kelaparan.

    Tahu sendirikan saya makan snack alias oatmeal pukul 8.30. Biasanya pukul 10.00. 

    Biasanya saya lebih aware kalau pergi di jam-jam seperti ini. Minimal pengganjal makan siang saya bawa nasi goreng, tetapi tidak, dan sekarang saya kelaparan, acara belum selesai!

    Informasi dari yang mengatur acara, masih ada misa dan foto bersama nanti pukul 13.00. 


    Mau Makan pun Plin Plan

    Akhirnya minta izin saya mau keluar dulu cari makan.

    Pikiran cuma satu, ketemu nasi. Terbayang di kepala cuma KFC. Pesan ojek online menuju tempat sana. 

    Ternyata terpikirkan ucapan suami di telpon tadi, makan di Cihapit saja, katanya. 

    Akhirnya, belok lagi ke Cihapit, tujuannya makan di Aloha tempat makan prasmanan, yang bisa pilih makanan sesuai budget. OMG, tempat makan berubah jadi seperti tempat kafe dengan ada box foto selfie. Malu bertanya sesat di jalan.

    "Tempat makannya dimana, Mba?" tanya saya kepada mba penjual.

    "Di belakang, Bu. Langsung ke kasir!"

    Lagi antri di kasir, ternyata makanan tidak sesuai dengan selera saya yang mencari sayur. Psst ... harga juga enggak masuk. Kok makan gitu harga mahal!

    "Maafkan, saya cari nasi dan sayur engga ada. Saya cari tempat lain saja!"

    Nasi sayur yang saya maksud tuh seperti nasi capcay gitu! Makanan standar saya kalau di luar rumah. 

    Mampir ke kedai lama saja deh!

    "Lotek, pakai lontong!"

    Iya ampun! Lontong secuil, kemana dia!



    Hanya banyak bumbu kacang sampa cuman lihat kacang panjang. Mual saya! Apalagi harga lumayan buat makanan seperti ini. Maunya irit malah sama saja kalau saya pilih KFC. Tempatnya adem lagi, di sini lumayan ga ada AC

    Bete! Tetap selfie deh buat momen. Wajah dihaluskan sedikit dengan Picsart. Biar tetap cantik dan enggak kelihatan betenya!



    Ongkos jalan mundar-mandir sama dengan satu piring lotek. Pengen teriak! Enggak dapat nasi lagi! Enggak kepikiran! Kata Hubby setelah saya ceritakan ini, bisa pesan nasi. Halah! 

    Jalan di Pasar Cihapit cuma mikirin nasi. Sedikit mual kalau mau makan lagi. Berpikiran cari kue saja. Mampir deh ke toko Vitasari, cari kue dengan bentuk nasi, alias lemper.


    Menyesal Tak Ada Gunanya 

    Capek juga muter sendiri. Sudah pukul 12.30, harus kembali ke Biara Ursulin.

    Pesan ojek online ... ampun! Dapat jemputan motor tinggi banget. Sama pengendaranya di tolongin, motornya di miringin biar saya bisa naik. Dengan kekuatan Kempo, saya tekan pundak pengendaranya, ampun lengan kiri saya berontak keseleonya kambuh lagi. Aih momen tidak menyenangkan buat saya. Huuuu!

    Seperti biasa pas masuk ke gerbang di samperin penjaga, ditanya tujuannya. Setelah itu diantar ke dalam biara.  Dipersilahkan menunggu di ruang tunggu. 



    Pas dekat pintu ruangan ibadah. Saya bisa ngintip Ananda yang berada di dalam sedang mengikuti misa bersama teman-teman dan orang tuanya.



    "Kenapa enggak masuk, Bu?" Tiba tiba terdengar sapaan dari belakang. Rupanya ibu penerima tamu di ruang tunggu. 

    "Bolehkah?"

    "Silahkan, Bu!"

    Masuk juga ke dalam gereja. Walaupun belum selesai saya bisa duduk juga merasakan suasan dalam gereja.

    Sambil menghampiri Ananda, saya bertanya apa yang akan dilakukan saat ini. 

    "Mau foto, Ma."

    Belum selesai juga. Sambil keluar ruangan, saya memeluk Ananda. Ternyata berfoto sulu bersama temannya. Setelah itu bersama orang tua.

    Pembagian makanan buat Ananda bersama orang tua di terima pukul 13.00. Kalau.saya mau mengulang kembali, mustinya saya bawa roti dan nasi goreng untuk menghemat pengeluaran hari ini, karena dapat pembagian makanan. Hadeuh!



    Yang bikin jengkel tuh ... isi kotak makan, menu yang saya inginkan dan enggak ketemu tadi pas lagi laparnya.


    Yeay, Nambah Kesal!

    Selesai dah acara, cepat pulang deh! Pesan mobil online biar enggak kehujanan.

    Eaaa! Supir mobil online, bikin deg-degkan.

    "Wah jalanannya nanjak ya, Bu? Mobil saya bisa enggak ya nanjak?" 

    What! Memangnya saya sama Ananda mau diturunkan di jalan!


    Baca juga : Entrepreneurship is Own Mindset


    'nd

    Banyak pelajaran yang didapat hari ini:

    1. Rencana yang sudah biasa dilakukan jangan dilanggar

    2. Lebih mengenal karakter anak.

    3. Selalu dalam posisi mendengarkan.

    4. Sebagai orang tua harus tahu menempatkan diri. Misalnya ketika sedang cekcok dengan pasangan anak-anak tidak usah tahu.

    5. Bisa memberitahu tentang keuangan keluarga.

    6. Jangan sampai anak-anak lebih memilih Bestienya dari pada orang tuanya.

    7. Sebagai orang tua tidak boleh plin-plan. Kalau memilih antara dua pilihan misalnya hitam atau putih, pilih salah satunya. Jangan menjadi pilihan abu-abu!

    8. Yang terpenting, dekat dengan Tuhan. Yang dimulai dari hubungan yang baik dengan Ayahnya.

    9. Kalau bisa teman anak, kita kenal. Misalnya bisa diundang main ke rumah. (Tambahan dari orang tua murid)


    Semoga anak-anak, selalu dalam lindungan Tuhan. Karena kita sebagai orang tua tidak bisa menjaga selama dua puluh empat jam.


    Love, Audy



    Share:

    0 Comments:

    Posting Komentar




    AJPena Online Class

    Cerita Lain di Blog

    Buletin My World

    Klik Ikuti - Untuk Cerita Terbaru

    Ebook Audy Jo







    Klik Gambar Buku untuk Beli
    Pembayaran via : CC, Alfamart, GoPay, OVO

    Advertisement