Ceritadiri.com ~ Bertambah umur, rasanya seseruan barbeque tidak terlalu menarik lagi.
Persiapan untuk alat bakaran juga musti spesial. Sejak panggangan sate yang buat bakaran mulai keropos, rasanya jadi tambah mager, malas gerak.
Lagian dari sisi saya pribadi, adik-adik yang biasanya kumpul juga sudah mulai dengan kehidupan pribadinya yang mulai lebih besar intensitasnya daripada berkumpul dengan Ibunda yang sudah tinggal sendiri.
Barangkali ... ah ini asumsi saya saja. Kalau dulu anak-anak masih kecil jadi kalau dibawa orang tua nya berkumpul mau saja ikut. Sekarang anak dan keponakkan sudah punya urusan masing-masing. Dan tidak ada ketertarikkan kumpul keluarga.
Dengan situasi yang terjadi di rumah Ibunda yang sekarang saya tinggal juga tidak ada yang bisa diajak semangat.
Untuk tahun ini mau rebusan saja ala Jepang, alias shabu-shabu, rebusan bakso, pokcay, kepiting, bakso ikan sama ... ah lupa namanya. Biar kenyang tambah mie dua telor yang direbus buat menambah cantik di mangkok.
Rasanya enggak afdol kalau enggak ada jagung rebus. Maunya sih dibakar. Apa daya tenaga buat bakar ga ada. Apalagi kalau sudah ngipas sendiri, dan bau bakaran kemana-mana!
Lagian sebelum tahun baru, udara enggak bersahabat. Di prediksi cuaca akhir tahun akan ekstrem. Hujan lebat dengan angin kencang, bikin hati ketir-ketir karena menakutkan suaranya.
Suhu yang berubah drastis juga menjadi salah satu faktor kemalasan. Mager keluar dari selimut hangat.
Kadang kangen dengan udara hangat di BSD, Serpong. Tetapi malah disana malah lebih seram cuacanya. Hujan badai melanda alam sutra, Serpong, wuih!
Manusia memang maunya banyak. Kadang memang tidak sesuai dengan mood yang terjadi pada saat itu.
Bersyukur menikmati hidangan yang sudah tersedia. Adik saya yang perempuan sudah menyiapkan kuah hangat melewati malam menyambut tahun baru.
Kami sekeluarga biasanya hanya menunggu di rumah, sambil melihat pemandangan spektakuler depan rumah yang penuh dengan kembang api yang ramai.
Kadang belum waktunya, semua orang tidak sabar menyalakan sumbu kembang api.
Menjengkelkan juga kalau sudah melewati pukul 0.00 masih terdengar dentuman mercon dan nyala kembamg api. Waktunya saya harus tidur!
Sambil bercanda Hubby suka bilang, barangkali yang terlambat itu mereka baru menemukan korek apinya. Jadi sewaktu jamnya ramai mereka masih mencari korek api yang entah dimana mereka sembunyikan. LOL!
Biasanya setelah tahun baru, seperti yang sudah-sudah cuaca ekstrem masih terjadi sampai Hari Raya Imlek, benar enggak?!
Harapannya semua mulus saja tahun 2023 ini. Yang terpenting masih diberikan kesehatan, dan bisa menikmati hidup bersama anak dan suami juga keluarga besar.
Yuk sabu-sabu, nyum!
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar