"Teguran Dari Mana Saja"
Ceritadiri.com ~ "Jangan lupa yaaa kita ada KKR, Pastor dari Singapore!" Pembicaraan yang ramai di grup whatsapp para ibu Gereja Baranangsiang.
Yang Berbau "Luar" Tetap Wow
Pertama kali dengar Pastor dari luar, suka terwow aja. Penasaran dengan "nuansa" apa yang mau dibawakan.
Padahal sih, di You Tube juga banyak yang bisa dilihat.
Penasaran, kira-kira apa yang Tuhan mau sampaikan kepada saya.
Melawan Godaan
Pergi enggak yaaa?
Biasa godaan datang, mulai yang rasanya keleyengan mules, sakit perut.
Tempat yang mau didatangi ini di daerah Jalan Aruna. Dan saya belum pernah datang.
Bertindak ... keleyengan kayaknya kurang makan, sikat satu telur rebus.
Mules kasih kayu putih di udelnya. Jemur matahari sebentar sambil bolak balik jalan kaki.
Mandiin air hangat.
Sebelum berangkat, makan nasi goreng 4 suap. Yess, kayaknya kuat badannya.
Beruntung ketemu OjOl yang enak banget bawa motornya.
Sedikit berbasa basi denga pak OjOl, "Jauh juga ya, Pak. Saya belum pernah ke sini."
"Oh, begitu, Bu."
Kebiasaan Waspada
Sampai di tempat baru yang belum tahu isi gedung dan suasananya.
Clingak-clinguk. Beruntung saya orangnya cepat tanggap.
Melihat semua orang kemana mereka melangkah. Oh masuk antrian tali terus scan suhu, antrian cuci tangan.
Disambut Usher atau penjaga acara.
Terus kemana ya? Wah, pada naik lift. Oh iya baru ingat acara di lantai 3. Repot juga kalau naik tangga ga kuat.
"Ayo pada masuk!" Wah ada yang baik ngajak masuk lift. Kayaknya Ushernya lagi. Keluar lift tetap memperhatikan kerumunan.
Pada belok kanan, saya ikutin juga. Sayang saya tidak melihat ke kiri. Rupanya ada pintu masuk juga.
Masuk ruangan seperti, ruang bioskop. Menuruni anak tangga perlahan. Dipersilahkan duduk di bawah dulu. Memenuhi tempat yang masih kosong.
Duh, sendirian rasanya gimana gitu. Tetapi memang mau dengar firman lanjut saja menguatkan.
Lumayan duduk dekat panggung.
Para Worshiper mulaimembawakan beberapa lagu. Canggih juga sound-nya.
Setelah itu baru Pastor membawakan firman.
Teguran itu Dari Mana Saja
Ternyata ... sebagai manusia kita harus bisa memaafkan otang yang menjahati kita, memberkati juga. Jangan suka marah. Kalau sudah bisa berarti kita penuh kasih dan kasih itu bisa menyembuhkan diri kita.
Dengan kasih kita bisa mendoakan orang lain. Beberapa mujizat disampaikan pastor.
Namanya juga Kebaktian Kebangunan Rohani, KKR untuk para perempuan. Semua perlu untuk melepas "beban" yang ada.
Dipanggillah ke depan atau disebut Altar Call. Diberkati satu persatu oleh Pastor.
Banyak yang manifes sampai terjatuh. Berharap sih. Tetapi belum dapat manifes itu.
Sewaktu ditopang tangan, rasanya gumpalan di dada seperti pecah. Saya terisak-isak. Ada kelegaan yang dirasakan.
Berjanji untuk merubah beberapa kelakuan yang kurang baik.
Cerminan Diri Terjadi Dari Lingkungan
"Coba perhatikan kala kamu marah, seperti siapakah?"
Ternyata apa yang kita lihat itu menjadi cerminan seseorang yang kita tiru kelakuannya. Dan mennyetujui bahwa kelakuan itu memang benar, dan diperbolehkan.
Praise The Lord, PTL kuat juga badan ini sampai keluar gedung. Jam makan siang sudah terlewatkan.
Ternyata Tidak Semua Mulus
Pulang naik OjOl, kayaknya pengen di ketok helm yang ada di depan muka, hahaha ... ups, maafkan!
Dikira bawa anak gadis kali. Kayak balapan di sirkuit.
Sampai rumah, jari tangan pegal semua. Seperti habis olah raga angkat dumbel. Padahal yang dilakukan cuma mencengkeram besi dudukan, takut jatuh.
'nd
Tanpa babibu, santap siang secepatnya. Sambil makan, minta ampun lagi, karena barusan muncul kemarahan sama pak OjOl.
Susah juga ya mau jadi orang baik. Banyak yang mengganggu. Kalau enggak sadar kembali lagi seperti dahulu kala.
Ah, tempat tidur sudah memanggil, "Sini-sini ... bobo!"
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar