Audy Jo
"Cepetan , Kakak!"
Kebiasaan jelek mama, suka berteriak mengingatkan. Maklum dari lantai bawah kalau manggil pelan sudah pasti enggak kedengaran.
Kebiasaan besar di hutan dan rumahnya berjauhan dengan tetangga, hahaha. Keluarga yang kerjaannya sama dengan Ayahanda pasti tahu rasanya hidup di komplek minyak dan tinggal di tengah hutan pulau Bunyu.
Yang diteriakin Ananda yang sudah remaja ke dewasa, tentulah dia melotot. "Mama jangan berteriak!" Hahaha, mamanya jadi kaget, sadar akan kesalahannya.
Maklum, takut terlambat kuliah pukul 12an, biasanya mulai turun hujan.
Sambil terus mengingatkan aplikasi ojol yang baru harus di instal di handphone Ananda. Memang saya sudah pasang duluan karena "kemakan" cerita teman lain, katanya murah.
"Mama enggak ketemu titik jemputnya," kata Ananda.
Biasa deh, kalau buru-buru pasang aplikasi suka enggak konsen jadinya, dan mama harus turun tangan.
Setelah mencari titik temu penjemputan, kebiasaan lain sang mama, menulis di kolom chat.
Alamat penjemputan dan arah ke rumah harus dicantumkan biar jelas. Karena yang sudah-sudah biasanya para ojol suka kesasar lewat bukit sebelah, kadang titik temu suka enggak pas juga. Ada dua jalan kalau mau ke Perumahan Bukit Ligar, melalui jalan kecil ke arah Awiligar, yang disebut Perumahan Awiligar, atau jalan besar Cikondang.
Memang dari awal nama perumahan sudah dipisahkan biar enggak bingung mencari komplek perumahannya.
Terus dijawab begini ;
Membaca tulisan jawaban saya merasa deg! Kok! Bahasanya .... setelah membaca saya perhatikan foto profilenya, kok saya merasa jadi ....
Memang sih, bahasa lisan dengan tulisan suka berbeda konotasinya begitu kira-kira saya "menangkap" tulisan yang ada. Barangkali ngetik sambil jalan kendaraannya. Berbaik sangkalah selalu.
Barangkali tulisan juga kadang konotasinya salah, saya merasa bersalah juga. Tidak bermaksud negatif hanya ingin menolong supaya ojol tidak ke sasar ke bukit sebelah yang bisa mempengaruhi waktu jemputan Ananda.
Semoga tidak ada miskomunikasi atas tulisan saya itu. Terlupakan sejenak, karena tulisan itu dari aplikasi Ananda yang baru terpasang. Barangkali dikira Ananda yang menuliskan. Ah, saya harus membereskan masalah tulisan ini.
Tidak berapa lama kemudian ojol tiba di depan rumah. Sambil berbasa basi seperti biasa.
"Titip anak saya ya pak, hati-hati. Oh iya maaf pak tadi nulis di masage, takut bapak salah jalan, karena suka ada yang kesasar ke bukit sebelah."
Kok saya jadi laporan yaa. Apa karena merasa bersalah dengan tulisan tadi. Takut ngeburu-buru si bapak suruh jemput Ananda.
Sebelum saya bicara pak ojol jongkok cek bannya, pencet-pencet. Apa bocor ya?
Ananda diberikan helm dan memakainya. Baru duduk sebentar sudah langsung jalan. Sekilas hampir terjengkang ke belakang, sepertinya belum jegjek duduknya, motor sudah berjalan.
Ah, beres Ananda satu sudah berangkat.
Kebetulan hari ini cuaca panas enggak hujan, cek jemuran lumayan banyak yang kering, Daripada simpan buat besok dilipat saja hari ini.
Sambil bereskan jemuran, cek lagi perjalanan Ananda. Ternyata ada misscall dari Ananda. Cek obrolan di grup keluarga ternyata Ananda di turunkan di jalan depan cafe rumahan. Kalau enggak salah jalan raya sedikit menurun dekat Indomaret. Masih di daerah perumahan, dekat rumah juga sih.
Terlambat mengikuti percakapan. Mencoba menghubungi kembali, tidak tersambung dengan Ananda. Semoga tidak ada apa-apa ya.
Sedikit panik juga kalau belum dapat ojol lainnya. Ternyata Ananda bisa juga meng-handle perjalanannya. Ah, syukurlah.
Kalau dilihat dari perjalan memakai ojol, sepertinya biasa saja tidak ada masalah. Namanya juga kalau ada masalah semua bisa terselesaikan dengan baik. Betul enggak?!
Yang menjadi persoalan adalah percakapan lanjutan yang dilakukan si ojol terhadap anak saya, yang baru pertamakali memasang aplikasi ojol dengan warna kuning ini.
Sedikit menyesakkan dan membuat marah.
Mau melaporkan sedikit kesulitan karena belum terlalu kenal aplikasi ini. Memang berbeda dengan aplikasi ojol lainnya yang berwarna hijau. Mereka sudah mantap dan ada Customer Care nya.
Walaupun akhirnya ketemu, tetap saja tidak ada bukti Screen Shoot percakapan yang bisa di-share ke tempat pelaporan.
Harus menunggu Ananda pulang baru bisa memakai aplikasi pelaporan di handphonenya.
Sebetulnya aplikasi ojolnya sih enggak masalah, walaupun websitenya tidak lengkap fiturnya. Hanya orang-orang yang bekerjanya saja yang tidak tahu bagaimana cara kerjanya.
Sambil menulis, saya masih berpikir bagaimana sih cara kerjanya aplikasi ojol?
Kalau drivernya minta batal padahal sudah menerima Ananda. Siapa yang harus batalkan? Karena tidak bisa dibatalkan. Karena rencananya mau pesan lagi. Yang akhirnya memakai aplikasi ojol lainnya.
Rasanya kok jadi berpikiran negatif. Karena kadang GPS nya tidak nyala.
Semoga ada perbaikan di dalam pelayanannya.
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar