Jangan mengganggu macan yang sedang tidur, kira-kira begitu kata pepatah.
Emosi yang Terpendam
Dalam diri kadang ada emosi yang terpendam biasanya penuh dengan gejolak negatif yang tertahankan.
Dengan perilaku bangsa yang beradab kadang sifat liar yang ingin muncul ditekan untuk selalu sadar kesehatan jiwa dan menyesuaikan dengan standar kehidupan.
Masalahnya perasaan tidak berdaya sering muncul setiap bulan pada setiap perempuan yang masih menstruasi.
Mulai dengan perasaan kecemasan, tidak percaya diri. Tiba-tiba merasa sedih enggak karuan, lalu menangis. Marah tanpa sebab.
Kadang kalau tidak sadar kesehatan jiwa, perasaan itu sering berlanjut. Anak-anak atau pasangan kita bisa menjadi sasaran dari perilaku mamanya yang aneh.
Biasanya sebelum menstruasi kalau sudah menyadari perilaku yang menyimpang biasanya bisa menahan emosi yang suka aneh.
Begitu pun yang saya dan suami rasakan ketika anak remaja perempuan mulai dengan emosi yang menurut kami tidak pada tempatnya.
Belum pernah jadi orang tua dan mempunyai anak remaja perempuan sehingga sering terjadi miskomunikasi dengan ananda.
Kadang tiba-tiba sedih, marah. Saya dan suami, pertama-tama tidak menyadarinya, kadang kami berdua jadi marah dan mengganggapnya kurang sopan terhadap orang tua. Ternyata ...
Dengan seiringnya waktu, kalau sudah mulai kelihatan emosi yang tidak labil saya dan suami sudah mulai mengerti bagaimana cara komunikasi dengan ananda.
Emosi antara Lelaki dan Perempuan Berbeda
Ternyata banyak juga emosi dari setiap manusia. Baik dengan laki-laki maupun perempuan.
Sampai saat ini saya masih belum bisa menangkap emosi dari ananda laki-laki. Saya hanya melihat secara standar saja, seperti ada rasa marah, gembira, ketidaksukaannya.
Masalah yang sering saya bahas, ananda mandi lebih lama dari biasanya. Mandi dengan sabun seperti ingin menghilangkan segala kotoran yang ada. Sepertinya tidak suka, tersentuh kotoran.
Begitu pula barang-barang yang ada di kamarnya, tidak bisa saya sembarangan menyentuh atau membereskannya.
Ada beberapa ruam di lengan yang sudah saya bawa ke dokter kulit, dikarenakan efek alergi harus memakai sabun khusus.
Kadang saya bertanya mengapa mandi terlalu bersih?
"Kan disuruh yang bersih sama, Mama!"
Jawaban itu menampar wajah saya. Apakah benar menyuruh seperti itu, saya rasa hanya sebatas standar kebersihan saja.
Apakah perlu saya bawa ke dokter yang lebih mengerti tentang kondisi ini?
Apakah Terjadi Karena Diawal Kehamilan?
Mengingat kembali sejak mulai mengandung, memang banyak emosi yang kurang baik terjadi di dalam kehidupan saya.
Apakah karena terlambat mengandung di umur yang kurang mendukung. Sehingga kesehatan mental terganggu?
Pertolongan pertama untuk kecemasan yang terjadi bisanya mencari seseorang yang bisa diajak ngobrol. Setelah itu mencari Psikiater atau psikolog untuk pertolongan selanjutnya.
Berapa Langkah untuk Menghadapi:
1. Lebih intens untuk mendekatkan diri
2. Memposisikan sama dengan yang diajak bicara, dalam hal ini ananda. Tunjukkan bahwa saya mengerti dengan kondisinya.
3. Usapan atau pelukkan lebih berpengaruh dari kata-kata.
4. Menatap matanya
5. Mencari formula yang berbeda ketika memberikan nasehat. Mulai dari intonasi atau contoh yang terjadi melalui internet. Belajar parenting misalnya.
6. Kalaupun masalah belum selesai, berpikir mencari orang yang ahli seperti dokter khusus.
'nd
Beruntung kalau kita dikelilingi dengan keluarga yang mengasihi dan bisa mengerti keadaan yang terjadi.
Semoga dengan bertambahnya umur segala emosi yang terjadi bisa kembali normal. Ataukah, saya harus ke dokter?
Love Audy
0 Comments:
Posting Komentar