Ceritadiri.com ~ "Ah, malas entar capek!" jawab saya ketika diajak belanja ke minimarket daerah perumahan, tempat tinggal di Bandung.
Membaca judul, "Orang Indonesia Malas Jalan Kaki". Barangkali kalau dilihat dari situasi saya benar juga. Entah kalau perspektif orang lain.
Dengan udara yang menurut saya lumayan dingin, sebetulnya asyik-asyik saja kalau sambil olah raga.
Kalau masih pagi sih enggak masalah. Kecuali siang hari, udara panas sudah mulai "mengigit".
Naik turun bukit rasanya perlu energi yang besar untuk kondisi saya dengan berbagai macam "teman" yang ada di badan.
Biasanya kalau diajak jalan kaki tergantung kondisi badan aja, kalau lagi malas, ya malas, lol. Kecuali ada maunya, kemana saja pasti mau.
Saya rasa semua juga malas jalan kaki kalau memang enggak ada tujuannya.
Entahlah, kenapa berbeda yaa kondisi dalam negeri dan luar negeri.
Sedikit mengenang memori waktu masih di Aussie. Dulu tuh jalan kaki kayaknya oke aja.
Memang ada tujuannya, pergi kursus atau mau mampir satu tempat yang diincar. Lagian emang beda cara bernafasnya. Alias udara yang dihirup kok lebih ringan. Yang sering ke "luar", pastilah tahu.
Apa karena terlalu dimanja di negeri sendiri, merasa nyaman? Tentu saja, enggak ada tekanan kalau dalam negeri sendiri, benar enggak?
Keadaan lingkungan juga sebahagian masih enggak mendukung.
Kayak kemaren sore, setelah nonton Festival sekolah. Ananda lupa jaket di tempat penitipan, terpaksa kembali lagi ke sekolahnya. Sedangkan acara ada di SD. Sebetulnya bisa sih melewati biara para suster, cuma anak saya bilang sudah ditutup. Jadi terpaksa saya dan kedua Ananda jalan kaki lewat jalan raya.
Sewaktu berjalan dari SD ke SMP tempat Ananda bersekolah, rasa malas jalan kaki muncul. Apa naik mobil online saja ya?
Alasannya sih, takut diserempet atau ditabrak mobil. Karena trotoar pejalan kaki tidak ada.
Jalan yang saya lalui kemaren, cuma tersedia sedikit sidewalk-nya. Selebihnya saya harus ambil ruas tengah jalan raya untuk menghindari mobil yang parkir di bahu jalan.
Jadi sedikit berlari kecil untuk melewati mobil di bahu jalan, takut ada mobil datang dari arah depan saya.
Anak-anak saya ajak untuk bergerak cepat. Setelah itu berdiri di sisi mobil yang sedang parkir untuk mengambil tindakan seperti itu lagi. Mengintip kalau tidak ada kendaraan yang lalu lalang. Baru saya maju untuk melewatinya.
Nah, sudah terbuktikan kenapa seperti saya malas jalan kaki.
Apalagi dimanjakan dengan berbagai aplikasi ojol, tinggal klik aplikasi, dijemput greng diantar sampai tujuan. Enaknyaaa hidup di negara sendiri. Hehehe.
Gimana kalau, Sist?
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar