Ceritadiri.com ~ Berserah pasrah?
Kadang rasanya mau seperti itu. Tetapi dalam kenyataannya banyak berkat yang entah bagaimana semua bisa berjalan dengan baik.
Tuhan selalu mendengar. Dikelilingi orang-orang tercinta yang mau direpotkan, alias mau disusahkan.
Selalu doa kesehatan untuk semua yang mengasihi kami.
Mau mencerna apa yang sudah terjadi rasanya tidak mau. Pasti akan mengulang satu persatu kejadian yang sudah lalu.
Pakai saja "Kaca Spion Samping" kata Rev. Indri Pardede. Ketika membawakan firman di Woman Blessing Community (WBC).
Rasanya seperti cubitan di pipi kalau salah melangkah. Semua seperti sebuah film yang diputar ulang melalui proyektor usang.
Ternyata ....
Enggak apa-apa juga, menengok ke belakang dengan kaca spion samping. Harus selalu waspada, kalau ada yang akan lewat.
Tetapi garis besarnya, kita semua harus melihat jauh ke depan. Takutnya menabrak yang ada di depan malah lebih parah.
Mencoba menekan berbagai perasaan yang timbul di dalam kehidupan.
Kadang tiba-tiba datang rasa yang tidak bisa ditekan.
Mau berteriak? Tidak bisa seperti kalau berteriak di pantai atau di depan jurang hutan lebat. Hanya perlu lutut saja dan terisak.
Bagus juga untuk membersihkan bola mata yang kering, yang disebabkan terlalu banyak memainkan jari tangan di tuts keyboard laptop atau telepon genggam.
Berita gembira sekecil apapun seperti hujan uang dari surga. Selalu mengucap syukur.
Ananda pertama tetap kuliah, dan dengan nasehat lembut dari papa mama, dia mau mengerti. Dengan beasiswa yang didapat harus maksimalkan kuliah dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) harus minimal nilai 4. Puji syukur, kepada Tuhan hanya doa untuk kepintaran ananda.
Untuk ananda yang kecil, Tuhan masih memberikan jalan keluar untuknya sampai hari ini. Dia tahu apa yang harus dilakukan tanpa kami orang tuanya minta.
Kedua ananda belajar sendiri, kecuali untuk mata pelajaran yang tidak paham. Tetapi pada dasarnya kedua ananda pintar semua.
Dengan suasana kehidupan yang baru, saya dan hubby sudah mulai berkomunikasi dengan teman baru. Baik dari gereja lama tetapi rasa baru. Maupun juga dengan teman dari komunitas tempat saya menulis.
Bersyukur, walaupun melewati rintangan, saya masih tetap rajin menulis. Branding diri di media sosial (medsos) masih dilakukan. Menjaga supaya saya masih bisa berpikir tenang dalam menghadapi ini.
Rasanya, saya dan hubby masih merasakan berkat yang melimpah walaupun melewati lembah yang berbeda.
Percaya dan pasti semua akan kembali normal
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar