Audy Jo ~ Akhirnya, hari yang ditunggu datang juga.
Sudah beberapa hari mempersiapkan diri, dengan mencoba gerak badan sedikit. Berjalan nanjak menuju tempat bubur, lol.
Ternyata persiapan tidak cukup. Badan tetap sakit, dan kaki menjadi kejang, urat seperti ketarik semua.
Jalan Ke TAHURA
Seperti biasa mengeluh, meringis ke hubby yang cuma bisa ketawa saja. "Sudah jangan nangis, Ma."
"kan nangis cuma ke papa." Biasa kalimat manja mulai keluar. Sambil meringis.
Entah pagi ini tiba-tiba seperti masuk angin di perut, yang bikin perut kejang. mulai dari siang sampai sore, seperti rasanya mau ...
Mencari obat enggak ada, rasanya 'dibawa' ke kamar mandi, hanya sembuh perut sebelah kiri. Sedangkan perut sebelah kanan masih kejang.
Telepon saudara yang dokter, bertanya, apa boleh minum obat untuk sakit perut, boleh ... tetapi obat sudah habis.
Setelah menunggu lama baru hubby beli ke apotik.
Setelah minum obat, duh! rasanya lega, walaupun belum bisa buang angin, dan hanya sendawa saja.
"Makanya, mustinya enggak usah pergi-pergi," kata hubby. "Tetapi kan sudah lama enggak kumpul keluar rumah, Pa," jawab saya.
Rasanya dua hari dengan rasa nyeri, akhirnya hari ini tgl 23, baru sedikit enakkan. Langsung masak untuk keluarga. Menu yang simpel saja sup kacang merah dan goreng tahu juga tumis toge.
***
Sejarah TAHURA
Taman terbesar yang pernah dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda ini pada awalnya merupakan hutan lindung dengan nama Hutan Lindung Pulosari dengan luas 590 ha. Perintisannya dimulai tahun 1912 bersamaan dengan pembangunan terowongan penyadapan air Sungai Cikapundung, sekarang dikenal sebagai “Gua Belanda”, yang peresmiannya dilakukan tahun 1922.Sejak Indonesia merdeka, kawasan Hutan Lindung Pulosari ini otomatis menjadi aset pemerintahan Republik Indonesia yang dikelola oleh Djawatan Kehutanan. Wikipedia
Taman Hutan Raya, TAHURA
Taman Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura Djuanda) merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman dengan jenis Pinus (Pinus merkusil) yang terletak di Sub-Daerah Aliran Sungai Cikapundung dan DAS Citarum yang membentang mulai dari Curug Dago, Dago Pakar sampai Curug Maribaya yang merupakan bagian dari kelompok hutan Gunung Pulosari. Wikipedia
Objek Wisata:
- Gua Belanda
- Gua Jepang
- Curug Omas
- Curug Dago
- Tebing Keraton
Sedikit menyesal karena standing foto dan tongkat foto, TongSis enggak dibawa.
Lagian sudah diingat tapi enggak langsung dibereskan.
Keahlian foto yang dipraktekkan. Hasilnya, banyak yang minta di foto. Gayanya sambil duduk, nunduk hehehe. Kalau enggak banyak orang bisa deh praktek yang lama. Biar ahli. Lupa dengan teori yang sudah dipelajari.
Bertahan, karena sudah mulai lelah. Duh! Dari gua Belanda kembali lagi ke awal perjalanan.
Alarm pukul 10 mulai berbunyi, kasak kusuk. cari snack. Dapat juga snack crackers dari pengurus WBC hehehe. Ternyata sudah sampai tempat ngumpul disediakan snack ... haiya. Doubel snack deh!
Mau ikutan duduk di panggung kayaknya ga bisa, karena pasti duduk berdiri. Akhirnya kembali duduk di tempat semula. Rasanya lebih pas untuk tulang dibagian belakang badan. Apalagi lebih nyaman untuk syaraf kejepit saya, lol.
Akhirnya, setelah kebaktian waktu makan menjelang.
Sewaktu daftar ada pilihan menu yang bisa diambil. Saya pikir siang harus ketemu nasi. Ternyata kalau sudah duduk dengan suasana gini. Rasanya bakso lebih nikmat. Yah, sudahlah!
Ampun, malu sih, tapi gampang dong berkelit. Alasan masker saja yang dipakai.
Memang betul kok. Kalau sudah pakai masker wajah seseorang tidak kelihatan. Apalagi buat saya yang tidak pandai menghafal rupa seseorang.
'nd
Hujan mengguyur TAHURA, setelah ngobrol sana sini, akhirnya pulang deh. Kasihan Hubby sudah nunggu. Walaupun masih rintik tetapi enggak apa yang deras sudah berlalu tadi. Semoga tidak datang lagi.
Sekarang, tinggal menyehatkan diri yang masih, pegal pehal seluruh badan.
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar