Belajar secara otodidak mula-mulanya memang tidak masalah.
Semua sesuai keinginan saja.Entahlah, apa ini yang namanya upgrade diri atau apa saya juga tidak mengerti.
Hanya pertolongan dari yang Kuasa saja.
Baca juga : Passive Income dari Rumah
Belajar To Do List Sesuai Patokkannya
Enggak menolak sebelum melakukannya. Dicoba dulu. Walaupun ada sedikit friksi antara saya dan Hubby. Beliau selalu mengatakan skala prioritas.
Anggapan saya sih sudah melakukannya dengan berbagai to do list.
- Salah satu To do List
Membuat jadwal untuk diri sendiri, kadang susah menepatinya. Meskipun sebahagian besar ditepati. Kecuali ketemu Dracin yang bagus. Sudah pasti to do list berantakan. Lol.
Bagaimana sudah ada to do list yang mau dikerjakan hari ini?
Beberapa grup kalau tidak pakai to do list kadang menjadi berantakkan. Suka kelupaan kala ada grup harus diberi materi pagi hari.
Eh sambil menulis lupa to do list hari ini. Sharing di grup penulis pukul 07.30 WIB. Hahaha.
- To do list sesuai dengan irama Keluarga
Susah jawabannya, kalau ditanya, "Bisa disamakan dengan to do list keluarga?"
Mau menyerah, enggak juga. Hanya menerima teguran, kalau tidak ya, ga jalan to do list sendiri.
Berusaha saja menyamakan
Rasanya hidup ini indah, kalau ada patokan yang harus saya jalani. Seperti ada kompas, arah kemana saya harus melangkah.
Ijin menjalani Patokkan
"Harus ijin suami!" Begitulah kata mentor menulis saya. Ibu Indari Mastuti.
Memang sih, ada beberapa juga atas ijin Hubby untuk kesenangan saya. Rasanya ada yang bisa lakukan.
Dilain sisi ada ketakutan karena saya akan cepat lelah. Memang melelahkan, berpikir bagaimana cara saya menciptakan sesuatu, menjalaninya.
Kalau mau dilihat susahnya ya susah. Tetapi ada rasa senang ketika melakukannya. Andaikan umurku 30 tahun lebih muda.
Baca juga : Akhirnya, Jadi Tulisan Pertama
Menulis dengan "Wadah"
Hari ini, hanya ingin menuangkan rasa dalam hati. Banyak kegundahan yang terjadi.
Mau dituliskan di blog, ternyata malah merusakan sistem yang ada.
Ada virus di blog, bahasa yang timbul karena ketidaktahuan.
Utak-atik sendiri bisa juga. Ternyata template dasar berubah bentuk. Banyak fitur widget baru. Yang tadinya tidak berbayar sekarang tidak lagi. Berbayar.
Yang terpenting tempat menulis atau draft menulis masih ada. Bisa dipakai untuk menyimpan tulisan.
Saya rasa setiap perempuan harus memiliki satu wadah untuk menulis.
Bukan karena bloggernya sendiri. Banyak tempat menulis lainnya.
Dari menulis kita bisa:
1. Menuangkan perasaan
2. Ada catatan yang ditinggal
3. Belajar menulis
4. Mendapat teman yang mau membaca dan membalas di kolom komentar
5. Hasil tulisan kadang bisa dibukukan
6. Bisa menjadi tambahan penghasilan.
Kelebihannya kalau menulis di blog biasanya
1. Ada jejak digital yang memang khusus untuk penulisan
2. Ada pemasukan dari iklan Adsense
3. Kenangan untuk anak cucu
4. Gampang dicari. Tinggal share link saja
5. Menulis dengan template yang cantik
'nd
Setiap pencobaan pasti tidak akan melebihi beban yang ada di diri.
Jangan cepat berputus asa. Sambil menepuk diri sendiri, menguatkan.
Pintu yang satu tertutup, masih ada pintu lain yang terbuka. Benar enggak?
Setiap patokan yang dipilih, menjadi pegangan untuk melangkah. Kalaupun tidak sesuai ganti saja lagi. Barangkali patokan tidak sesuai.
Semoga sudah mendapat patokan yang pas.
Love, Audy
0 Comments:
Posting Komentar