Keponakan sudah pada besar.
Ups, ada sponsor Kopi tjap Meong dari Erick Akbar terima kasih, yaaa.
Duh, makan siang pas banget ini. Sesuai dengan kalori yang harus dimakan, hahaha.
Sedikit bimbang waktu dapat pemberitahuan, akan ada kumpul keluarga.
Kebetulan yang masih sering ngumpul dari keluarga sunda. Kenapa saya bilang keluarga sunda. Karena masih ada juga grup keluarga ambon.
Ngambil nama julukan yang simpel saja. dan enggak salah, kalau keluarga sunda dari darah dari sunda , yaaa ... Cirebon masih Jawa Barat. Sedangkan keluarga Ambon dari ayahanda yang keturunan Ambon manise.
Kadang suka enggak fit in masuk keluarga Ambon, semua pada mancung, kayaknya Hubby yang masuk deh, karena dia mancung.
Baca juga : Memgetahui Latar Belakang nama
Emang benar sih, kandang Hubby jalan sama adik-adik saya, dikirain kakak kandung mereka dan saya iparnya ....
Kebalik.
Sudah biasalah hehehe. Paling dibilang saya dari Menado. Belum pernah sih dibilang Irian heee lebay.
Sudah beberapa lama ya Kayaknya sudah dua tahun sejak pandemi, kumpul keluarga alias silahturahmi putus.
Walaupun masih ngobrol di grup Whatsapp. Tetapi memang rasanya berbeda.
Yang bikin takjub kalau kumpul tuh, pas semua bawa anak, cucu. Yang tadinya masih kecil sekarang loh, kok sudah kerja. begitulah terheran-heran. Takutnya di jalan ketemu gak tahu kalau yang di depan itu keponakan.
Baca juga : Family Journey
Ada juga keponakan yang sudah menikah dan punya anak, alias cucu. Wah, enggak tahu punya cucu di luaran sana.
Dengan kumpul gaya protokol kesehatan yang dijaga, tetap masih juga kadang dibuka. Sedikit nakal memang. Susah kalau lagi berbicara mulut yang komat-kamit enggak kelihatan. Apalagi menghadapi para "tetua" rasanya enggak sopan.
Ya, sudah duduk jaga jarak saja.
Sebetulnya sama aja bohong, karena pas kumpul waktu makan siang, semua masker dibuka. Lah, susah mau makan dengan masker tertutup. Akhirnya, duduk di pojokkan, yang jauh dari keramaian. Iih! Seperti disetrap saja.
Kebiasaan senang berfoto enggak terlupakan. Ambil momen kumpul yang ada di depan untuk diabadikan. Walapun angle kurang bagus tetapi harus ada momen kumpul keluarga yang bisa diambil.
Kirim beberapa foto di grup, ternyata para bapak tidak masuk. Kebanyakan para perempuan semua. Kebiasaan kumpul dipisahkan jadi, para lelaki duduk di depan atau di luar sedangkan para perempuan duduk di ruangan dalam.
Beberapa berita sedih juga ada beredar di dalam keluarga. Ada juga berita gembira yang di dapat. Khususnya buat saya, semoga sajalah. Berharap, dengan kumpul saudara ini, bisa bantu saudara.
Setelah ngumpul keluarga besar. Giliran saya ngumpul dengan adik-adik yang datang dari luar kota bersama keponakan.
Seperti biasa, diajak makan malam, ayoo aja. Kebetulan yang mau hanya anak saya yg besar. Si kecil takut kecapean besok sekolah. Sedangkan Hubby mau di rumah saja.
Seperti biasa, kadang memilih tempat makan sulit juga. Kalau enggak dicoba juga enggak tahu tempatnya enak atau enggak makanannya.
Memilih menu makanan juga sulit buat saya, kalau menunya enggak terlalu pas.
Tetap saja pilihan harus ada nasi. Diperkirakan saja takaran nasinya. Semoga benar.
Menu yang saya pilih sepertinya Dori Bali. Nasinya memakai daun jeruk jadi wangi kehijauan. Kalau diumpamakan nasi kuning mirip cuma yang ini berwarna hijau.
Cukuplah, mengisi perut lumayan kenyang. Walaupun rasanya enggak pas.
Semoga pertemuan berikutnya semua bisa hadir berkumpul, dan pada sehat juga.
Love Audy
0 Comments:
Posting Komentar