Upaya Untuk Mengalihkan Perhatian
Biasanya sewaktu kecil, anak lelaki dengan kesukaan mobil-mobilannya tidak pernah menolak kalau diminta bantuannya.
Walaupun sekarang juga masih kok.
Sedangkan untuk anak perempuan senangnya main Play Do.
Sekarang sih minat berdua sudah berubah. Mulai mau mainan yang "bergerak", alias hewan peliharaan.
Hewan Kesukaan Dengan Bulu Lembut
Selama tinggal di daerah Tangerang Selatan, saya memperbolehkan mereka memelihara kelinci.
Sudah berapa kali beranak dan mati.
Sebetulnya enggak nyaman juga punya hewan peliharaan di rumah lama, karena tidak punya halaman. Walaupun dekat taman bermain, tetapi tetap saja tidak enak dengan tetangga.
Alhasil, kelinci dikurung saja dan hanya bermain di garasi rumah.
Perjalanan pulang pergi Bandung ke BSD dan sebaliknya biasanya kelinci-kelinci itu tidak pernah ditinggalkan. Selalu dibawa dengan kandangnya.
Kadang, kepala pusing dengan bau kencing mereka. Tetapi begitulah orang tua yang sayang anak, apa saja dituruti.
Saat pertama, mempunyai hewan peliharaan kelinci ragu. Saya dan Hubby membeli di Lembang. Tetapi pada saat itu, kami sekeluarga tinggal di BSD, dengan daerah panasnya. Jadi, kami mecoba saja. Semoga bisa bertahan hidup di udara panas.
Kelinci yang dibeli, jenis Dutch, warna hitam putih.
Lucu kalau lihat hewan ini. Bulunya tidak lebat dan panjang. Jadi tidak terlalu merepotkan memandikannya. Tidak sering sih hahaha, bahaya kata penjualnya kalau sering dimandikan.
Biarpun tidak mengerti cara memelihara kelinci, tetapi dengan informasi yang gampang dicari sedikit banyak kami bisa mengurusnya.
Beruntung pada saat punya hewan peliharaan ini, anak-anak belum terlalu gadget addict. Jadi ada banyak waktu mereka bisa bermain.
Kalaupun sakit, ada dokter yang siap menolong. Biasanya karena kaki basah kena kencing, suka jadi seperti borok. Lumayan juga kalau bolak-balik dokter hewan.
Hewan Kesayangan Akhirnya Habis
Beberapa kali, beranak dan mati, membuat gembira dan sedih juga. Taman bermain menjadi tempat perkuburan mereka.
Entahlah, apa karena anak-anak mulai dengan kesukaan baru. Hewan peliharaan merasa mereka sudah ditinggalkan. Satu persatu mati. Walaupun ada yang dijual atau diberikan.
Sang jagoan utama masih tetap dipelihara sampai matinya.
Kalau saya perhatikan hewan ini mengerti dengan tuannya. Barangkali tahu siapa yang memberi makan ya?
Baca juga : Pengen Peliharaan
Sudahlah, enggak usah perlihara lagi! Begitu ultimatum saya keluar. Ketika hewan peliharaan habis. Karena kebanyakan ditinggal di rumah sendiri. Ada sih, teman yang bisa datang mengurus hewan peliharaan ini. Enggak tahan kalau mau bawa semuanya ke Bandung, ke tempat omanya anak-anak.
Jadi, ketika hal itu terjadi. tidak ada kata kompromi lagi untuk menambah hewan peliharaan.
Punya Hewan Peliharaan Untuk Mengalihkan Perhatian dari Gadget
"Tuh, Pa!" seru saya ke Hubby. "Anak-anak, tidak bergerak dari pagi, semua masih dalam kamar. Tidak ada kegiatan yang mereka lakukakan. Hanya tangan saja yang bergerak menekan tuts Tab, Handphone sampai laptop!"
"Yuk pergi olah raga pagi!" Kegiatan yang ingin saya lakukan bersama anak-anak, ditanggapi dengan kalimat penolakan. Alasannya beragam, mulai dengan kalimat takut sama penyakit. Sampai ada tugas atau zoom meet dengan teman atau Dosennya. Entahlah!
Beberapa kali diajak pergi juga tidak mau. Sampai akhirnya keluar kalimat rayuan, Mengajak, dengan iming-iming beli hewan peliharaan seekor kelinci di Lembang. Dan mereka mau, hadeuh!
Bukan satu tetapi tiga ekor kelinci, masuk kardus taruh di bagasi. Akhirnya, punya kelinci kembali. Walaupun bukan jenis Dutch, tetapi hampir mirip, dengan bulunya yang tidak panjang.
Pssst ... hewan kedua setelah membeli ikan loh! Tadinya saya hanya memperbolehkan memelihara ikan hias. Kan asyiik memelihara hewan yang bersih terus, mandi terus. Enggak susah urusnya. Tetapi rupanya tidak juga menarik mereka dari gadget.
Malah akhirnya Hubby yang mengurus hewan peliharaan ini setiap hari.
Memang untuk beberapa hari, rasa ketertarikan masih tinggi. Yang saya perhatikan, kalau dipanggil anak-anak baru bergerak meninggalkan kamar tidur.
0 Comments:
Posting Komentar