"Satu momen kesabaran bisa menangkal bencana besar. Satu momen ketidaksabaran bisa menghancurkan seluruh hidup." - Pepatah Cina
Ceritadiri.com ~ Gara-gara situasi yang terjadi kemaren. Sudah kedua kalinya datang ke tempat ini. Rumah keluarga saat ini sedang di renovasi sedikit, plus memperluas dapur supaya bisa lega untuk memasak.
Beberapa tukang juga sudah dipanggil. Beruntung mengenal tukang yang tahu kerjanya. Jadi tidak ada masalah yang signifikan.
Beberapa daftar untuk di kerjakan sudah dibuat. Seperti membeli keramik dan lainnya harus cepat disiapkan. Jadilah kami mendatangi tempat membeli bahan bangunan yang sudah terkenal namanya. Berharap ada diskon khusus.
Sambutan Yang Berbeda Tidak Menyurutkan Semangat.
Hari pertama datang, disambut. Walaupun saat itu hanya melihat dan membandingkan harga satu sama lain. Namanya juga pembeli takutnya terburu-buru enggak sabar langsung beli. Ternyata di pojokkan ada yang bagus dan murah. Menyesal.
Setelah sedikit banyak mengetahui pilihan yang akan diambil dan juga harganya lanjut mulai menghitung budget yang diperlukan. Rencana akan datang lagi.
Hari kedua datang, ih ga ada yang sambut. Tetapi karena sudah tahu situasi dan tempat pilihan langsung saja menuju tempat semula.
Rasanya hari ini pilihan kok jadi berubah. Ada pilihan lebih bagus tetapi sedikit lebih mahal. Padahal budget sudah ada. "Hehehe sabar, Ma," kata hubby.
Enggak Diperhatikan Apa Karena Penampilan?
Memanggil-manggil dengan melambaikan tangan, juga bertepuk tangan. Ada yang dipanggil malah melengos. Barangkali bukan bagiannya. Jadi ga mau datang. Rasanya jengkel sudah tahu ruangan besar dan mata tertuju kepada saya dan hubby tapi pura pura tidak melihat. Melihat diri sendiri, apa karena penampilan saya dan hubby yang terlalu sederhana? Datang hanya memakai jaket dan masker? Apalagi dengan dandanan rambut digelung hahaha.
Bagaimana menahan Sabar
Rasanya semua orang juga sudah tahu. Dari dalam keluarga juga sudah diajarkan bagaaimana cara menghadapi tekanan yang datang.
Dalam kotbah yang selalu didengarkan juga harus belajar sabar. Memang hidup dalam dunia itu banyak tekanan, terima saja, kandang kala "roda" ada di atas kadang ada dibawah. Tetap harus percaya bahwa roda itu akan berputar. Jadi intinya dalam segala hal harus sabar, jalan saja.
Kenapa harus sabar
Kadang berpikir kenapa ya? Salah satunya biar bisa mengontrol emosi. Sabar bisa juga mengendalikan pikiran selalu positif. Kalaulah saya tahu dari dulu bisa mengendalikan tentu sekarang tidak banyak penyakit yang mengikuti seperti darah tinggi, atau diabetes. Penyesalan boleh terlambat tetapi harus cepat bersikap positip kembali.
Hasil sabar
Bisa melewati ujian kesabaran, melatih untuk bisa menerima keadaan, diumpakan dengan uang belanja. yang tadinya pegangan uang di tangan, misalnya satu juta sekarang 10 ribu juga masih tenang-tenang saja. Level emosi sekarang enggak bisa tinggi, kalau naik sesikit rasanya sesak di dada.
Akhirnya beli barang tukang ga datang
Begitulah kalau enggak bisa memprediksi hati manusia. Semua ingin cepat selesai. Tumpukan kotoran hasil pembongkaran masih berantakan. Pekerjaan kalau terbengkalai tidak enak dilihat. Semua jadwal yang dibuat rasanya berantakkan. Diuji lagi kesabaran di sini. Di antara berbagai dorongan sebagai perantara kadang merasa aku harus bantu bagaimana ya? Berharap semua cepat selesai, dan aktifitas kembali normal.
'nd
Setiap persoalan ada batas untuk selesai. Hanya dibutuhkan kesabaran. Walaupun.ingin cepat dengam jalan pintas tetapi tetap tidak bergantung pada pertolongan manusia. Harus tetap bergantung kepada Tuhan.
Love, Audy
Sangat betul banget kak
BalasHapusiya, musti bersabar
BalasHapus