Ketakutan menghadapi sesuatu rasanya hal yang lumrah ada di diri manusia.
Tuhan memberikan berbagai macam rasa tentu ada tujuannya
Menghadapi masa depan kadang seperti menebak apa yang akan terjadi di "depan".
Takut?
Yang harus dilakukan hanya bersyukur, dan nikmati saja hari ini.
Kalimat yang sering terngiang,
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Hari ini ikut zoom, dan mendengar sharing dari teman nulis. Jangan menunda semua mimpi, karena kita tidak tahu apa yang terjadi di depan.
Cari seorang Mentor yang pas kalau memang tujuannya mau belajar. Mentor harus sesuai dengan ilmu yang mau dipelajari.
Selagi masih sehat dan bisa melakukan sesuatu, lakukan saja. Semua tidak akan dibawa ke surga. Kira-kira begitu yang kalau saya ambil intisari dari sharing pagi ini.
Kalau ditilik dari kehidupan saya, memang semua sudah saya lakukan. Kadang keluarga kecil saya berkata, "Mama, berpikirannya sempit, karena memikirkan yang belum terjadi!" Memang sih! Tetapi memang semua "jurusan" harus menuju kesana, betul enggak?
Walaupun, "persiapan" masih belang bonteng, dari sekarang saya sudah meninggalkan nama di bidang penulisan.
Dari sekarang juga sudah mengajarkan anak-anak tentang apa yang Mamanya sedang lakukan. Semoga ucapan saya bisa dicerna mereka dan mulai "masuk" ke dalam dunia saya. Tujuannya, mereka bisa menggantikan saya.
Iish, jadi melow!
Semangat pagi,
Lobe, Audy
0 Comments:
Posting Komentar