Bacaan ini juga di Kompasiana
Ah ga sopan dan pantas mau foto orang yang lagi berbaring bergelojotan atau kejang-kejang seperti merengang nyawa.
Ceritanya bermula ketika mampir ke toko di daerah perumahan. Toko serba ada atau Mini market dengan nama yang terkenal.
Oh iya cerita tentang mini market dulu nih. Dulu ada mini market yang kurang terkenal berdiri di sini. Enggak tahu juga ceritanya bagaimana. Mini market yang lama ditolak di perumahan ini. Isu yang terdengar karena tidak ijin dengan yg ada di perumahan dan menyalip toko kecil yang dibuat koperasi. Aih enggak ngerti juga sih perbisnisan retail.
Akhirnya ... tutuplah "dia" diganti dengan mini market yang terkenal.
Senang juga ada toko serba ada di perumahan. Kenapa? Rumah jauh di bukit, perlu waktu untuk ke daerah " bawah" untuk berbelanja keperluan harian. Walaupun tetap harus ke toko serba ada yang lebih besar atau Supermarket untuk mendapat barang yang dibutuhkan.
Ya sudah begitu cerita tentang toko serba ada yang bikin dunia menjadi menyenangkan.
Tadinya malas mau turun karena sudah mandi. Kan jaman pandemi ini setiap habis keluar rumah, kembali ke rumah harus mandi bersih. Kalau enggak di protes sama pak boss. Lol.
Ijin dulu pak boss enggak turun dengan perjanjian sampai rumah enggak keramas hehehe ... dingin ....
"Ya sudah, Papa turun dulu belanja!"
"Iya." Sambil melihat raut muka suami yang seperti kaget melihat sesuatu di belakang samping kiri mobil.
Menoleh dong ke kiri melihat arah yang dipandang suami.
Ohh! Ada sesosok lelaki yang tergeletak di parkiran mobil di samping kedai mie bakso. Dikelilingi beberapa orang yang memperhatikan laki-laki yang berbaring di tanah berdebu.
"Tiba-tiba bergelojotan nih!" terdengar seruan seseorang.
"Sakau sepertinya."
Banyak yang menduga-duga sambil memperhatikan.
"Duh bagaimana ini!" Ketakutan melanda tiba-tiba. Takut tiba-tiba diminta pertolongan suruh mengantar ke rumah sakit.
"Munafik jadi orang!" Apa boleh buat enggak suka cari masalah apalagi dijadiin masalah.
Akhirnya meloncat keluar mobil, sambil berteriak ke suami, "ikut, pa!"
"Kok ketakutan?" Kata suami.
"Malas kalau duduk di mobil, tiba-tiba ada yang ketuk, "tolong antar orang ini kerumah sakit, bu! Hiiii!"
Flashback mengingat ketika masih kuliah ingin menolong orang, tapi dituduh aku dan adik-adik menabrak orang yang berbaring di jalan. Jadi sedikit tabu menolong orang yang tidak dikenal. Kalau menolong orang yang dikenal ada juga sih. Seperti yang mau melahirkan. Ampunnn ... kalau ingat peritiwa ini. Merinding.
Sambil mulai berbelanja memperhatikan sekeliling.
Lelaki yang tadi kolaps sudah duduk di depan toko serba ada. Walaupun sepertinya belum sadar 100%. Untung ada temannya yang menemani.
Cepat-cepat kabur dari sini.
"Rasanya kok aku merasa sedih ya, pa? Kalau sebagai mama melihat anak seperti itu. Gimana kalau mamanya tahu. Sedih banget pastinya." Naluri keibuan tiba-tiba berbicara melihat kesakitan yang terlukis dibadan.
Sore yang kelabu.
Love Audy
0 Comments:
Posting Komentar