Ceritadiri.com ~ Rasanya hati ini terharu banget .... nonton "Chronicle of a blood merchant- Family isn't always blood".
Enggak sengaja Chanel terganti. Masuk Chanel film Korea. Sudah setengah jalan filmnya. Ah terlambat. Walaupun begitu sudah bisa ditebak cerita film itu.
Mau akhir cerita, diceritakan kalau ayah si anak bukanlah ayah sebenarnya. Tapi karena begitu sayang dengan anak tirinya. Seorang ayah tidak tega melepaskannya untuk mengikut keluarga yang sebenarnya. Karena sang anak menjerit memanggil namanya.
Si Anak diambil keluarga aslinya dijadikan mantra untuk memanggil arwah ayah si Anak yang sebenarnya. Yang meninggal karena sakit pembengkakan otak.
Ternyata si Anak yang diperebutkan mempunyai penyakit yang sama juga. Tiba-tiba terjatuh di persawahan ketika sedang bermain bersama adik-adik tirinya.
Di bawa ke rumah sakit di kota besar, memerlukan biaya yang besar. Ayah tiri yang begitu menyayanginya dengan segala daya mencari uang untuk bisa mengobati anak tirinya dengan cara menjual darah di setiap klinik. Peraturan yang berlaku di setiap klinik, setiap orang yang sudah mendonorkan darah dilarang memberikan lagi darahnya. Karena berujung kematian.
Perjalanan yang panjang mengumpulkan setiap uang dari tiap tetes darah yang dijual. Berbohong di setiap klinik, sampai tiba-tiba sang ayah tiri pingsan dan menerima donor darah dari orang lain dan harus membayar. Uang yang didapat berhamburan karena perkelahian dengan dokter yang memaksanya untuk membayar biaya transfusi darah yang dia terima. Pasien yang mengantri pada berebutan mengambil uang yang tercerai di lantai.
Ah penuh dengan intrik pada jaman itu. Pada masa penjajahan Jepang di Korea.
Akhirnya sang bapak bisa sampai di kota Seoul tempat anak tirinya dirawat. Tetapi ah, yang bikin film berbelok-belok nih, enggak ketemu anaknya.
Pada saat sang ayah tiri berteriak, si Anak yang dirawat mendengar. Ternyata berada di hotel murah sedang di infus. Dia bisa mendengar sang Ayah tiri. Akhirnya dengan bersusah payah bisa juga bertemu.
Sedih ..., ternyata karena menunggu sang ayah tiri belum datang, sang ibu terpaksa menjual ginjalnya.
Tapi akhir dari cerita cukup membahagiakan. Tiga anak lelaki, Ayah dan Ibu bisa menikmati mandu dan sup ikan yang mereka idam-idamkan.
The end.
Coba deh cari filmnya.
Love, Audy
Klik 👉👉 All about Me
0 Comments:
Posting Komentar