Menangis sambil memegang perutnya. Sakit, Ma! katanya.
"Coba ambil obat lambung, barangkali ada angin di lambung." kata papanya anak-anak.
Untung masih ada persediaan obat lambung yang dua hari lalu di beli.
Keputusan diambil, bawa ke rumah sakit. Dengar kalimat rumah sakit, punya ketakutan tersendiri. Bertahan untuk jangan sampai sakit dan masuk rumah sakit di masa pandemi ini. Takut! Tapi apa boleh buat harus bawa si kecil untuk di periksa.
Cari Dokter spesialis anak yang pagi adanya dokter Pingkan. Ya nggak apa-apa juga. Sudah menjadi kebiasaan saya untuk mencoba semua dokter yang ada di Rumah Sakit Eka. Jadi kalau dokter andalan tidak ada, dokter yang lain bisa menangani sakit penyakit yang kami derita.
"Pukul 8 pagi, jadwal praktek dokter yang pagi, Bu," jawab petugas administrasi RS. Eka ditelepon.
"Ya sudah tolong dijadwalkan." sahutku.
Akhirnya setelah sarapan pagi kami bertiga pergi kerumah sakit dengan persiapan standar untuk keluar rumah. Memakai masker kain membawa dan hand sanitizer.
Deg ... degkan memasuki halaman rumah sakit di pintu gerbang sudah berdiri petugas yang akan memeriksa suhu dan mencantat informasi pasien yang berkunjung.
Pertanyaan standar apa kamu sakit batuk pilek demam dan sesak nafas? Apa ada jadwal dari luar negeri atau luar kota? Setelah itu di cek suhu tubuh Puji Tuhan Normal semua.
Daftar di administrasi dan di suruh langsung ke bagian pendaftaran spesial anak. Di cek suhu dan tinggi badan. Rutinitas yang sudah biasa kami lakukan kalau pergi ke dokter. Untung suasana tidak ramai. Masih dibilang sepi.
Akhirnya, sampai di depan pintu dokter, menunggu giliran untuk dipanggil.
Apa karena masih ketakutan untuk datang kerumah sakit ya? Pikirku. Ah, syukurlah kalau begitu. Sehingga tidak terlalu ramai. Kami bisa bergerak lebih bebas.
Cek Usg abdomen atas, abdomen bawah, Normal. Sedikit ada sendimen di kandung kemih. Cek urine tidak ada masalah yang signifikan.
Alhasil obat yang diberikan hanya untuk lambung, alergi dan vitamin. Dan nasehat untuk banyak makan sayuran dan banyak minum untuk mengeluarkan sendimen tersebut.
Puji Tuhan, menunggu panggilan untuk pembayaran dan obat hampir 1 jam.
Makan pagi dulu di kafetaria. Pesen nasi tim untuk Abigail. Mama dan papa menunggu sisanya saja.
Ternyata nggak setakut itu datang ke rumah sakit.
audyjo.blogspot.com
Bsd,19 Juli 2020
Late post for Juli 11,2020
0 Comments:
Posting Komentar